surat terakhir?

94 10 0
                                    

Sudah sekitar beberapa bulan terakhir rain selalu terlihat ceria dari biasanya, membuat Ten dan teman-temannya keheranan sendiri.

Mereka bukannya tidak senang melihat rain lebih ceria, hanya saja itu cukup membingungkan bagi mereka. Tapi dibalik itu semua teman-teman rain juga merasakan kebahagiaan rain pula.

Biarkan rain bahagia, semoga itu akan terus berlanjut sampai kapanpun.

.
.
.
.
.

Setiap pulang dari bekerja rain akan mengambil paket yang selalu ada didepan pintu rumahnya, ini sudah menjadi rutinitas barunya setiap dua bulan sekali. Ia akan menerima hadiah dan bonus berupa surat dari kekasihnya yang jauh disana.

Sebelum tidur rain akan selalu menyempatkan untuk membaca surat dari jenan, kemudian menyimpannya dalam kotak. Itu semua adalah kumpulan hadiah dan surat dari jenan yang rain kumpulkan.

Kegiatan itu terus berlanjut sampai rain dinyatakan lulus dari sekolahnya, dan surat yang dikirim jenan pada rain disiang  hari itu, .... ternyata surat yang tarakhir kalinya rain terima.

Rain sudah tidak lagi menerima hadiah maupun surat dari jenan. Awalnya rain mengira karna jenan sibuk sehingga menulis suratpun tidak sempat dilakukannya.

Tapi ini sudah lima bulan sejak kelulusannya dan surat dari jenan pun juga tak pernah lagi ada sampai padanya.



***

Rain terlihat tidak bersemangat, tenaganya seperti hilang.


Menghela nafas berat rain berusaha menyelesaikan tugasnya dicafe. Ia sudah menjadi bagian dari pekerja tetap di cafe milik Ten.


Saat sibuk dengan lamunannya rain dikejutkan dengan kedatangan ten yang terlihat buru-buru ingin menyampaikan sesuatu.

"Ayo semuanya berkumpul aku ingin menyampaikan informasi yang sangat penting " Ten berucap semangat, memandang satu persatu anggotanya, ia akan menyampaikan kabar gembira ini.

"Dengar baik-baik, kita akan ...."ucapan Ten sengaja berhenti ditengah kalimat membuat anak-anak semakin penasaran dan berakhir chenle mngamuk karna sudah tidak sabar mendengar informasi apa yang akan disampaikan oleh bosnya itu.

"Hahah iya maaf, baiklah aku akan mengulanginya, jadi begini aku tadi pergi kepertemuan khusus bersama Jony dan kalian tau apa kabar yang aku bawa?" Tanya Ten yang dijawab gelengan oleh anak-anaknya...

"Cafe kita ditunjuk untuk menyediakan menu utama pada acara pertunangan anak dari pengusaha terkenal yaitu tuan Park!!!" Pekik Ten,

ia begitu bahagia karna untuk pertama kalinya cafenya dilirik oleh perusahaan terkenal dan ditunjuk untuk menyediakan makanan utama saat acara penting nanti. 

Awalnya anak-anak anggota dicafe sulit mencerna semua perkataan Ten tapi setelah mereka mengerti, mereka semua bersorak bahagia begitupun dengan rain.

Rain seolah melupakan masalahnya, ia akan mengesampingkan masalah pribadinya dulu, yang terpenting sekarang adalah memberikan yang terbaik dan menunjukkan pada semua orang bahwa cafe kak ten memang yang terbaik.

Mereka semua berpelukan, bahagia rasanya mendengar kabar gembira ini.

"Baiklah anak-anak acaranya akan digelar minggu depan dikediaman tuan Park aku harap kalian dapat bekerja sama dengan kompak, mengerti!?".

"Siap di mengerti!" Anak-anak lainnya kompak memberi gestur hormat pada sang atasan membuat ten merasa bangga dan terharu atas kegigihan anggotanya.

Maklumi saja jika ten lebih menyukai menyebut mereka anak-anak ketimbang teman-teman, karna ten memang menganggap semua anggotanya adalah keluarganya, anaknya.

"Rain aku harap kamu bisa mengandalkan adik-adikmu juga kakak-kakak mu, buatlah mereka terkesan dengan makanan hasil buatanmu" Ten tersenyum menatap adiknya, ia tau kalau akhir-akhir ini rain merasa sedih dan kembali murung seperti dulu. Jadi ia mencoba menghibur rain dengan cara seperti ini.

"Tentu!!! aku akan bekerja keras dan kami akan membuat kak ten bangga!!!" Ucap rain semangat, yang diangguki oleh semua anggotanya. 


****

Keesokan harinya, rain tengah duduk santai di salah satu meja pengunjung. Ini memang agak siang, jadi cafe agak senggang dari biasanya.


Saat sibuk dengan catatan menu barunya ia dikejutkan dengan panggilan seseorang.

"Hai?" Sapa orang itu.

Rain mengerutkan keningnya, siapa wanita ini, datang menyapanya dan tersenyum padanya.

Rain sedikit terpesona, wanita itu begitu cantik dan anggun, juga begitu tinggi. Seperti seorang putri dari negri dongeng.

"Rain? Benar?" Tanya wanita itu lagi..

Rain tersadar dari lamunannya. Ia sampai lupa mempersilahkan pelanggannya duduk.

"Ah... Iya maaf...silahkan duduk"

Rain berdiri dengan buru-buru.

"Benar saya rain, ingin memesan sesuatu nona?" Tanya rain berusaha seramah mungkin.

"Yaah boleh,... Aku ingin satu jus strowbery saja" ucapnya tersenyum
manis.

"Kalau begitu saya permisi untuk membuatkan pesananya dulu" rain pamit kebelakang untuk membuat pesanan.

Wanita itu melihat rain, kemudian tersenyum licik. Ia akan menunggu sebentar sembari menikmati udara disiang hari yang cukup terik.

.....

"Ini pesanannya, selamat menikmati" ucap rain.

Ia baru akan beranjak tapi ditahan oleh wanita itu. Membuat rain bingung.

"Boleh aku berbicara sebentar denganmu?" Tanyanya.

"Hmm ya tentu, ada yang bisa saya bantu?" Tanya rain, ia akan bersikap sopan pada pengunjungnya.

"Kau tidak mengingatku?, Aku Sena teman kelasmu, kau ingat? Tanya Sena.

Orang itu adalah Sena, rain ingat Sena adalah salah satu teman kelasnya yang populer karna kecantikan dan kekayaannya.

Wanita populer blasteran Korea dan Indonesia, anak dari pengusaha terkenal tuan Park.


Kenapa renjun bisa melupakannya. Ia merasa malu juga merasa semakin kecil dihadapan Sena, wanita itu begitu anggun dan cantik berbeda dengan dirinya yang dibawah standar.

" Ya aku sudah ingat, maaf karna sempat tak mengenalmu" sesal rain, ia benar-benar lupa.

"Tak masalah, kita memang tidak dekat saat sekolah dulu, kau kuliah atau bekerja?" Tanyanya lagi.

"Aku ...tidak melanjutkan kuliahku, aku bekerja " rain tersenyum tipis, menjawab pertanyaan teman kelasnya itu.

"Oh maafkan aku, aku kira kau kuliah" Sena merasa tidak enak.

"Kalau begitu rain aku permisi dulu aku harus pergi kesuatu tempat, sampai jumpa lagi "Sena berdiri merapikan dressnya yang tampak begitu mahal, Sena memang anak orang kaya, rain tidak akan bisa berdiri didekatnya, rain merasa begitu kecil.

"Terima kasih sudah berkunjung, lain kali datanglah lagi" Rian membungkuk sopan.

"Tentu aku akan sering berkunjung.... dengan kekasihku nantinya" ucap Sena.

Senapun pergi keluar dari cafe menuju mobil yang setia menunggunya diluar.

Rain sepertinya masih tidak mengerti maksud dari perkataan Sena yang terakhir, lagi pula kenapa pula ia memusingkannya.

Itukan hanya percakapan biasa... Iyakan?













.........

Dream (noren)Where stories live. Discover now