seperti mimpi

106 18 0
                                    

Hingga...

Rain melihat dengan jelas rupa mereka.... Senyum rain mengembang tapi kemudian luntur seketika, ketika pasangan itu menghadap kedepan.

Rain jelas mengenali mereka, wanita itu. itu adalah orang yang sama yang datang menghampirinya kemarin siang.

Jadi anak tuan Park adalah Sena?.

Dan pemuda itu, ia jelas tau, ia tak mungkin salah mengenali.

Orang itu adalah kekasihnya.......



>>>>>


Gelas yang ada ditangan rain jatuh begitu saja, waktu seakan berhenti. Rain menatap dengan jantung yang berdetak kencang, tangannya sampai bergetar, matanya mulai memerah memandang dengan tatapan kosong dan juga kecewa.....

Bagaimana .....mungkin

Rain segera mengalihkan tatapannya, berjongkok mengambil pecahan kaca yang tak sengaja ia jatuhkan akibat terlalu syok dengan kejadian ini.

Mengumpulkan beling kaca dengan terburu-buru hingga tak sadar melukai telapak tangannya dan juga jari-jarinya. Rain bahkan tak sadar tangannya sudah meneteskan darah, ia hanya fokus membersihkan pecahan tersebut sampai luka ditangannya pun tak ia rasakan sama sekali.

Terlalu fokus membersihkan serpihan kaca hingga tangan lain yang menahan pergelangannya, rain menatap kearah orng yang membantunya. Itu kak Marko sahabat kekasihnya....

"Berhenti rain, kau melukai tanganmu" dengan lembut Marko mengambil pecahan kaca yang rain kumpulkan, menaruhnya diatas nampan kemudian membantu rain berdiri.

"Kak......" Suara rain bahkan sudah bergetar, kak marko ada dihadapannya, memandang dengan sendu, namun tetap berusaha membantu rain berdiri.

Mereka berdua sudah menjadi pusat perhatian sekarang karna kegaduhan kecil yang rain ciptakan. Marko merangkul pundak rain, membawa rain menuju dapur untuk membersihkan tangan dan juga mengobati lukanya.

Sebelum membawa rain pergi, Mark sempat menatap pasangan itu dengan tajam, tidak. Lebih tepatnya kearah sahabatnya, jenan.


>>>>>

Mark dengan telaten dan hati-hati membasuh tangan yang terluka itu membersihkan dari sisa serpihan dan juga darah rain.

Setelahnya membantu rain duduk disalah satu kursi kemudian mengobati luka ditelapak tangan dan jari itu dengan alkohol...

"Kak mark...." Rain bertanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, suaranya bergetar. Jika rain berkedip sekali saja pasti air mata itu sudah jatuh dipipihnya.

Mark bahkan hanya fokus membersihkan luka ditangan rain, sampai tak melihat rain yang sudah menangis dengan kepala menunduk.

Mark baru sadar ketika tangannya yang sementara mengobati luka rain ditetesi air mata, baru ia sadar dan melihat kearah rain yang sudah menangis menunduk. Badannya sampai bergetar.

Manarik tubuh ringkih itu dengan pelan, memeluk dengan erat, ia tau rain pasti sangat terluka dan kecewa atas kejadian hari ini, terbukti dari bagaimana rain sudah menangis keras dipelukannya.

Dream (noren)Where stories live. Discover now