dibawah hujan yang romantis

70 13 0
                                    

Untuk pertama kalinya rain merasakan bahagia yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan. Menjadi kekasih dari orang yang tidak disangka-sangkanya, iyah... jenan sekarang adalah kekasihnya kejadian hari ini benar-benar diluar dari dugaannya.

Apakah rain bermimpi? Ini seperti tidak nyata, niat awalnya ingin mengatakan bahwa ia tidak bisa namun apa yang ia alami sekarang justru berbanding terbalik dari apa yang ia fikirkan dari seminggu belakangan.

Rain melihat kearah dimana tangan mereka saling menggenggam, jenan begitu erat menggenggam tangannya namun begitu lembut disatu sisi, rain merasa nyaman. Pipinya merona sedari tadi senyumnya tak ingin pudar belum lagi detakan jantungnya.

Bagaimana ini rain takut kalau ia punya penyakit jantung kenapa sedari tadi jantungnya tidak mau berdetak dengan normal setiap jenan mengelus tangannya dengan ibu jarinya.

Sama halnya dengan rain jenanpun juga tidak beda jauh, sekarang rasanya setiap jalan yang dilaluinya terdapat bunga-bunga yang tumbuh diringi dengan alunan musik merdu.

Jenan rasa hari ini adalah hari yang akan menjadi sejarah untuknya.

"Hari ini ingin kemana?" Jenan bertanya kepada rain yang sedari tadi hanya menunduk, apa anak itu tidak pegal?.

"Huh?" Rain bingung, ia terlalu asik dengan fikirannya sendiri sampai tidak tau harus menjawab apa pertanyaan jenan.

Jenan tersenyum geli melihat ekspresi rain itu sangat lucu, anak itu terlihat linglung. " Hari ini ingin jalan-jalan kemana sayang~~".

"Uhh rain tidak ingin kemana-mana ingin pulang saja " cicitnya.  lihat, pipi itu jadi semerah tomat setelah mendengarkan jenan yang memanggilnya dengan sebutan manis seperti itu, perutnya geli seperti banyak kupu-kupu.

"Rain jangan salahkan aku kalau tiba-tiba aku menggigit mu, kenapa kamu begitu menggemaskan hmm"

Jenan tak tahan, pipi bulat itu ia tangkup kemudian menekannya hingga bibir mungil itu mengerucut lucu. Jenan terpaku sebentar melihat mata rain yang ternyata begitu indah, seperti ada bintang nya belum lagi bulat seperti boba.

"Ya sudah kalau begitu aku akan mengantarmu pulang"

Jenan melepaskan tangkupan tangannya pada pipi rain kemudian menggandeng tangan mungil itu untuk menunju parkiran.

"Tidak usah diantar kk, rain naik bus akan repot kalau kk jenan harus mengantar rain lagi, rumah kita arahnya beda". 

"aku akan tetap mengantarmu, jadi ayo jangan membuang waktu sebentar lagi sepertinya akan turun hujan". Jenan memandang langit yang memang mendung sebentar lagi pasti hujan akan turun dengan deras.

Tanpa mau mendengar jawaban rain jenan menarik rain menuju mobilnya membukakan pintu kemudian menyuruh rain masuk.

***

5 menit meninggalkan pekarangan sekolah, hujan benar sudah turun. Rain menatap kearah jalanan dimana hujan mulai membasahi bumi, rain sangat suka dengan hujan bukan karna namanya adalah rain tapi karna hujan punya makna tersendiri bagi dirinya.

"Kak jenan bolehkah kita berhenti sebentar?" Rain bertanya kepada jenan yang direspon dengan kerutan, untuk apa rain ingin berhenti, apa ia melupakan sesuatu disekolah.

"Ya tentu aku akan menepi" jenan menepikan mobilnya di dekat taman bermain anak-anak.

"Rain ingin bermain hujan bolehkan? Hanya sebentar" rain bertanya kepada jenan, meminta izin jangan sampai ia keberatan karna mobilnya akan basah.

"Hei, kenapa mau bermain hujan nanti kamu sakit ini hujannya cukup lebat rain, tidak usah yaa" jenan hanya khawatir terhadap rain apalagi hujannya diiringi dengan sedikit angin nanti rain jatuh sakit.

"Bolehyaaa~~~ hanya sebentar kak rain janji"

baiklah jenan kalah kalau sudah begini, ini belum Sehari mereka menjadi sepasang kekasih tapi sepertinya rain sudah mempengaruhinya sebesar itu, ia tidak yakin akan selamat dari yang namanya BUCIN.

"Baiklah, tapi aku akan menemani mu oke?". Jenan kemudian turun lalu berputar arah untuk membukakan pintu untuk rain.

Rain sangat senang karna diizinkan bermain hujan setelah sekian lamanya.

Rain berlari kearah tengah taman kemudian berputar dengan bahagia dengan wajah mengada ke atas.

Air hujan membasahi wajah rain dan memberikan efek yang berbeda terhadap perasaannya.

Ibu aku sepertinya sudah menemukan bahagiaku, seseorang membuatku merasa begitu diinginkan dan dicintai padahal kami belum genap sehari menjadi bagian dari hidup satu sama lain, tapi entah mengapa rasanya begitu menyenangkan hanya karna dia menyematkan panggilan yang manis kepadaku .

Saat rain tengah menikmati hujan ia kebingungan saat air hujan tak lagi mengenai wajahnya, perlahan matanya terbuka dan melihat ternyata telapak tangan jenan melindungi wajahnya.

Lihat, bagaimana wajah tegas itu begitu terlihat khawatir terhadapnya. Bolehkah rain bersyukur saat ini, ia merasa bahwa jenan adalah jawaban dari doanya selama ini. Walaupun pertemuan awal mereka memberikan kesan buruk bagi rain tapi ternyata jenan berbeda dari fikiran rain saat itu.

"Wajahmu bisa sakit kalau melihat kearah langit rain, ayo kembali kemobil kau sudah berjanji hanya bermain sebentar".

" hnnggg.... tapi ini baru sebentar kak jenaan kenapa harus berhenti lagi, aku tidak mau aku masih ingin bermain!" Alisnya mengerut tidak suka dia kan baru bermain sebentar bahkan seragamnya belum basah semua

"Tidak boleh, ayo kembali kemobil"

" Tidak mau kk jenan saja sana aku masih ingin bermain" 

"Jangan lari rain nanti jatuh"

Dengan itu mereka bermain kejar-kejaran dibawah hujan disore hari, mereka bermain hingga lupa waktu tidak memperdulikan bahwa bisa saja mereka terserang demam nantinya setelah pulang nanti.

Rain begitu bahagia bermain kejar-kejaran dibawah guyuran hujan bersama seseorang yang spesial baginya.

Mereka terlihat sangat bahagia bermain dibawah hujan yang romantis hihi~~~~ ☔🌈🤫🤭


Semoga suka sama cerita ini heheh, semoga di kasih bintang yaa atau di coment juga biar aku ada penyemangat gitu lanjut ceritanya.

Dream (noren)Where stories live. Discover now