bingkai yang patah

110 14 0
                                    

Mobil sedan itu memasuki pekarangan rumah rain, Marko keluar lebih dulu sebelum berlari kesebrang untuk membukakan pintu untuk rain.

Sejak di jalan tadi marko maupun rain tak ada yang membuka percakapan, terlebih karna marko merasa rain memang butuh waktu untuk memperbaiki perasaannya.









........



"Jika kau butuh sesuatu jangan sungkan untuk menghubungiku" marko mengatakan itu setidaknya untuk meyakinkan rain bahwa ia tak sendiri, masih ada dia yang akan menemaninya.

"Terima kasih karna sudah mau mengantarku pulang kak, aku masuk dulu" tanpa menunggu jawaban marko rain lebih dulu masuk dan menutup pintu dengan rapat.

Marko menghela nafas ia pun tak merasa tersinggung, memang rain butuh waktu untuk sendiri.

Marko langsung pulang setelah mengantar rain.....












>>>>




Setelah menutup pintu, rain berjalan kearah ranjangnya. Duduk disisi ranjang dengan kepala yang bersandar.

Bayangan Sena dan jenan yang begitu terlihat bahagia atas pertunangan mereka membuat rain menangis, menatap kosong kearah meja rias yang terdapat foto dirinya dan juga jenan hanya akan menambah perih pada luka dihatinya.

Tangan mungil itu menggapai foto dirinya dan juga kekasihnya, mengelus foto itu dengan pelan. Air matanya jatuh tepat diatas foto jenan yang tersenyum bahagia.

"Hiks.....jenan kenapa rasanya begitu sakit" rain menangis dengan sesegukan, bayangan saat mereka bersama  begitu bahagia.

"Aku menginginkan mu kembali dengan segera...t-tapi bukan seperti ini yang Kumau...."rain berucap dengan lirih. Dadanya terasa begitu sesak, bahkan untuk bernafas pun terasa sangat menyakitkan baginya.

Yang rain lakukan hanya menangis meratapi nasib cintanya yang harus berhenti tidak sesuai dengan mimpi yang selama ini ia bangun dalam benaknya.

Meletakkan foto itu disampingnya kemudian meraih kotak berwarna biru muda yang ia simpan dibawah ranjangnya. Membukanya dengan pelan kemudian mengeluarkan satu persatu hadiah yang dulu jenan kirimkan untuknya.

Meraih satu surat bersampul putih gading, kemudian membukanya dengan pelan.

Matanya kembali berkaca-kaca membaca setiap untaian kalimat yang jenan tulis untuknya.

"Aku mencintaimu selalu, tunggu aku kembali dan kita akan bersama"

Bahkan kata cinta itu sudah tidak membuat rain berdebar menyenangkan lagi, tapi menjadi lebih menyakitkan untuk ia bayangkan.

"My kitten, kuharap cintamu tidak pernah berubah dan beralih untuk orang lain"

Tidak, cinta rain tidak pernah berubah malah semakin besar rasanya, tapi kenapa justru perasaan cinta yang ia beri tidak sama dengan yang ia terima.

"Bersabarlah sedikit lagi, aku akan segera membawamu pada mimpi yang selama ini kau idamkan dalam hidupmu itu adalah janjiku padamu, cintaku"

Bukan mimpi yang seperti ini yang rain inginkan, ini seperti mimpi buruk baginya.

Membaca setiap surat yang jenan kirimkan untuknya dulu hanya akan menambah garam pada lukanya, surat itu hanya akan membuatnya semakin sulit untuk menerima kenyataan bahwa jenan bukan lagi miliknya.

"Hiks...... Kenapa begini...."lirihnya

"Aku begitu menjaga semuanya selama ini....tapi kenapa justru kau yang merusaknya"


Sore itu rain menghabiskan waktunya untuk menangisi semua yang sudah susah payah ia jaga namun harus sirna tanpa sisa untuknya.





















>>>>

Terima kasih yang sudah memberikan vote untuk part sebelumnya, maaf jika part-nya masih kurang kerasa tapi semoga part-part selanjutnya nanti bisa lebih bagus dan yang kaasih vote merasa gak sia-sia karna part yang baru Rasanya lebih nyampe ....

Dream (noren)Where stories live. Discover now