letak kesalahan

68 11 0
                                    

Rain terkejut saat keluar dari ruangan, didepannya sudah ada jemian, marko dan juga...sena

Sena berdiri didepannya dengan tatapan datar, rain tau dia salah karna bisa-bisanya ia datang menjenguk tunangan sena, tapi iapun  tak dapat menampik rasa kwatirnya terhadap jenan dengan diam saja setelah mengetahui kondisi jenan juga tak dapat membuatnya tenang.

"Rain" jemian juga terkejut saat mengetahui rain ada disini, ia bukannya tak menyukai jika rain ada disini ia justru senang itu berarti bibi yuna telah berhasil membawa rain dan memberi tahu segalanya.

"Kak jem" rain mengalihkan tatapannya pada jemian, rain memang tak begitu akrab dengan jemian, rain hanya dekat dengan marko. Ini baru kali kedua mereka bertemu dan berinteraksi secara langsung.

"Apa yang terjadi didalam" jemian bertanya pasalnya dokter yang tiba-tiba datang dengan terburu belum lagi rain yang keluar dengan keadaan habis menangis.

"Itu aku tadi sempat melihat jari kk jenan bergerak, aku berharap itu pertanda yang baik" rain berharap semuanya akan segera membaik, kak jenan bisa melewati masa kritisnya

Mereka semua berdoa untuk kesembuhan jenan, semoga saja jenan bisa cepat sadar.

"Temui aku ditaman rumah sakit" Sena berlalu begitu saja setelah berbisik ketelinga rain. Rain hanya bisa menurut berharap semuanya baik-baik saja.




















____

Disni lah mereka sekarang, duduk berdua dikursi taman rumah sakit. Baik rain ataupun sena tak ada yang membuka percakapan terlebih dahulu. Sebelum.......


"Aku tau kalau kau ada saat pesta pertunanganku"

"......."

"Aku sengaja datang ke cafe tempatmu bekerja hari itu"

Rain melihat kearah sena yang masih menatap kedepan.

"Sengaja memilih cafemu sebagai penyedia konsumsi di acaraku..." Sena mengalihkan tatapannya kearah rain menatap dengan pandangan yang rain tak bisa mengerti..." agar kau bisa datang melihat dengan mata kepalamu sendiri bahwa jenan bukan lagi milikmu melainkan sudah menjadi milikku" rain tak dapat mengeluarkan suaranya, ia hanya menatap pada sena yang juga melihatnya dengan tatapan dingin.

"Sengaja memperlihatkan kepadamu bahwa jenan memang seharusnya bersanding dengan orang yang sepadan sepertiku, bukan orang miskin seperti dirimu"

"Dari dulu memang sudah seharusnya jenan bersamaku dan tidak mengenal orang rendahan sepertimu"

Sena tak memberikan kesempatan sedikitpun untuk rain bicara, anak ini memang harus diberi tahu agar bisa mengerti bahwa ia sudah tak pantas berada didekat jenan..bahkan dihidup tunangannya.

"Setelah semua yang kau lihat hari itu, seharusnya kau sudah sadar bahwa kau tak ada lagi kesempatan untuk merecoki hidup jenan...sadarlah.... dirimu!....hanyalah beban bagi jenan" desisnya

Rain menunduk tak mau mendengar ucapan sarkas itu lagi, ia sadar jika tak akan pernah pantas untuk berada dihidup jenan, mereka terlalu bertolak belakang. Kehidupan mereka berbanding jauh. Rain tak pantas, ia sudah cukup sering mendengar itu dari orang-orang.

"Aku mengerti~~~ kumohon jangan mengatakan itu lagi" rain tak dapat menahan lagi, perkataan Sena cukup keterlaluan.

"Bagus kalau kau sudah mengerti, jangan pernah datang lagi kekehidupan jenan, jangan pernah menemui jenan lagi, mengerti?"

Sena berdiri memperbaiki dressnya yang sedikit kusut karna duduk agak lama, sebelum pergi ia mengatakan sesuatu yang cukup menampar rain....

"Setelah ini jangan pernah menemui tunanganku lagi rain.....kuharap kau sadar akan posisimu".

Dengan itu Sena pergi meninggalkan rain sendirian ditaman. Menangis dalam diam, menangisi jenan yang sudah tak dapat ia lihat lagi kedepannya.

"Hiks.....kenapa begini, aku... benar-benar tak sanggup, setelah ini bagaimana lagi aku akan melanjutkan  hidupku....hiks....jenan..setelah ini bagaimana lagi aku akan bertahan hidup" rain tak tau akan bagaimana menjalani kehidupannya. Jenan adalah dunianya tapi tak dapat rain miliki untuk dirinya. Bahagianya hanya sampai disini saja. Tak ada cerita bahagia lagi yang ia rancang untuk masa depannya.....















_____

Rain duduk bersandar pada kursi bis, pandangannya ia bawa keluar jendela... ternyata hari sudah mulai gelap, matahari mulai terbenam.
rain pulang setelah menghabiskan waktu menangis di taman rumah sakit, pergi tanpa pamit pada mama yuna dan juga sahabat kak jenan. Ia tak mungkin kembali lagi kedalam setelah sena memperingatinya untuk tak lagi muncul dihadapan jenan.

Tak dapat dielak karna itulah kenyataanya, semuanya sudah berakhir. Seharusnya rain sadar diri bahwa ia bukanlah siapa-siapa lagi bagi jenan.

Pandangannya hanya ia bawa fokus pada langit malam diluar jalan. Sesekali rain akan menyeka air matanya yang jatuh.

Aku berharap kabahagiaan akan senantiasa menyertaimu, baik itu denganku ataupun tanpa diriku...

Tak ada lagi hari spesial yang membuatku bangun hanya untuk menyambut mentari dan membaca surat sebagai pengantar rinduku untukmu....

Kumohon tetap bahagia setelah ini....

Malam itu rain menghabiskan waktunya untuk mengingat baik-baik kenangan yang ia simpan bersama kekasihnya.

Mungkin kebahagiaan rain hanya sampai disini saja, selanjutnya tak ada lagi harapan untuknya menghirup udara dengan harapan ia merasakan pelangi lagi dalam hidupnya.


















____

Keadaan begitu mengkhawatirkan sesaat dokter keluar dari ruangan jenan, apa semuanya baik-baik saja?, fikiran buruk mulai membayangi mereka.

"Keadaan pasien mulai memperlihatkan perubahan yang baik, dan bersyukur pasien dapat melalui masa kritisnya hanya saja kita tak tau kapan pasien akan mampu mengendalikan fikirannya dan mulai membuka matanya" dokter menjelaskan keadaan jenan, sesaat setelah ia memeriksa keadaannya. Ini mengejutkan pasien secara tiba-tiba mampu melewati masa kritisnya dan mulai bisa membawa otaknya untuk kembali berfungsi dan tubuhnya mulai berfungsi kembali.

"Syurlah putraku" Yuna mengucap syukur berkali-kali atas keadaan jenan yang mulai membaik dan bisa melewati masa kritisnya, tak berbeda jauh dengan yuna, marko dan juga jemian pun sama leganya. Kabar baik mengenai sahabat mereka mulai terlihat. Semoga ini membawa kabar yang lebih baik lagi kedepannya.

"Pasien akan dipindahkan keruang rawat biasa, keluarga tak perlu khawatir kami akan tetap mengusahakan yang terbaik untuk kesembuhan pasien kami, saya permisi" dengan itu dokter berlaku dari sana.






***

Dream (noren)Where stories live. Discover now