tidak punya pilihan

95 14 0
                                    

Setelah tadi disekolah jenan menenangkan rain dan mengantar kekasihnya pulang, tanpa menunggu lagi jenan menuju rumahnya ia yakin ayahnya ada kaitannya dengan apa.
yang rain alami hari ini, jenan fikir ayahnya tidak seserius itu ikut campur masalah pribadinya.

Setelah sampai jenan buru-buru keluar mobil. masuk ke rumah mencari sosok Sang ayah.

"Ibu apa ayah sudah pulang dari kantor?" Jenan bertanya pada ibunya saat melihat ibunya sedang duduk diruang tamu.

"Iyah ayah sedang di ruang kerjanya, ada apa jenan?" Yuna bingung kenapa pulang sekolah anaknya langsung mencari suaminya ada apa memangnya.

Tanpa menunggu lagi jenan segera menuju ruang kerja ayahnya.

"Ayah" tanpa mengetuk pintu jenan langsung saja masuk dan melihat ayahnya yang sibuk dengan berkasnya.

"Hm" Doni menjawab dengan singkat tanpa mengalihkan perhatiannya. Tanpa ditanyapun Doni tau arah pembicaraan anak itu.

"Apa ayah ada hubungannya dengan keluarnya rain dari sekolah?" Jenan mencoba bertanya dengan sabar kepada ayahnya.

"Hm" hanya deheman singkat yang diberikan ayahnya namun itu mampu memancing emosi jenan.

Tangannya terkepal serta rahang yang mengeras membuktikan betapa marah jenan kepada ayahnya.

"Kenapa ayah melakukannya, rain tidak tau apa-apa tapi ayah menghancurkan masa depannya!"

"Bukankah ayah sudah memperingatimu diawal untuk tidak lagi bersama dengan anak itu, jadi kenapa kau marah setelah ayah bertindak seharusnya?" Masih sibuk dengan kertas dimejanya tidak peduli dengan kemarahan jenan yang semakin kentara.

"Ayah! Berhenti untuk mencampuri kehidupanku!"

Doni memukul meja itu dengan keras sampai membuat Yuna yang Barus aja masuk dibuat terkejut. Yuna mendengar teriakan jenan jadi dia buru-buru masuk memastikan apakah suaminya dan anaknya berdebat lagi.

"Ayah tentu akan ikut campur jika itu mengenai masa depanmu, apa yang anda diotakmu itu hingga kau membela mati-matian anak seperti itu! Cukup ikuti apa yang ayah mau maka ayah tidak akan menyulitkan hidup anak itu!"

"Berhenti menutup mata dan lihat jenan, masih banyak wanita maupun submissiv anak dari rekan kerja ayah yang lebih pantas untukmu!".

"Aku tidak mau ayah berapa kali harus kukatakan aku tidak mau!" Jenan sudah tidak kuat lagi. Bahkan ia harus hidup dibawa aturan sang ayah.

"Kalau begitu tunggu saja kabar mengenai anak itu yang tak akan hidup lebih lama lagi, kau fikir aku akan diam saja? Tentu tidak, aku memberimu waktu sampai hari kelulusan mu jika aku masih mendengar kau dekat dengannya maka aku tidak segan-segan menghancurkan hidup anak kotor itu!".

Doni keluar dengan perasaan marah, bisa-bisanya anak itu melawannya. Lihat saja apa yang akan dia lakukan jika jenan masih nekat dengan anak itu.

Yuna mengerti sekarang,ternyata masih masalah yang sama, menghela nafas kemudian menghampiri putranya yang berdiri kaku didepannya.

Setelah apa yang ia lihat tentu Yuna tau seberapa kacau jenan mengenai masalah ini, suaminya sudah keterlaluan sampai kehidupan pribadi sang anakpun ia harus mengaturnya.

"Jenan... Ibu tau ini berat tapi ibu akan berusaha untuk berbicara dengan ayah yaa"

"Ibu aku tidak tau harus melakukan apalagi sekarang hidup rain ada pada keputusanku dan aku tidak dibiarkan ayah untuk  memilih. Bagaimana ini?" Jenan bingung apa yang harus ia lakukan, rain adalah kehidupannya tentu apapun akan ia lakukan untuk kebahagiaan rain tapi ia juga tak bisa menentang sang ayah yang tidak pernah main-main dalam bertindak.

Rain dalam bahaya jika ia nekat masih tetap mempertahankan egonya. Tapi disatu sisi ia juga tak mau melepas rain namun tidak sanggup jika kekasihnya menderita karna ulah ayahnya sendiri.

"Masuk kekamar mu ya sayang ibu akan menyiapkan makan malam kita akan makan kemudian ibu akan membicarakan ini dengan ayah kau tenang saja" Yuna mengusap kepala sang anak dengan sayang, ia tentu mengerti anak sedang dilanda kebingungan juga khawatir terhadap kekasihnya.

***

Masih kefikiran masalah tadi disekolah rain menjadi tidak nafsu makan, ia kehilangan selera makannya, sibuk memikirkan kemungkinan terburuk kalau benar ia sampai di keluarkan dari sekolah.

"Bagaimana jika benar beasiswa ku dicabut dan aku dikeluarkan dari sekolah, aku tidak akan bisa sekolah lagi" rain merasa frustasi masalah hidupnya seakan-akan tak ada habisnya.

****

Jenan sudah memikirkan ini dari semalam ia bahkan tidak tidur hingga dini hari untuk bisa mencari jalan keluar dan memang sepertinya tak ada jalan lain selain menuruti keinginan ayahnya.

"Tidak ada pilihan lain" jenan berdiri dari duduknya menuju ruang tamu ayahnya seperti ada disana hari ini hari libur ayahnya tidak akan kekantor.

"Ayah" jenan memanggil ayahnya yang saat ini sedang bersantai.

"Hm"

"Aku sudah memikirkannya, aku akan mengikuti keinginan ayah tapi dengan syarat rain tidak keluar dari sekolah dan beasiswanya tetap ada sampai ia lulus"

Doni menghadap sang anak memikirkan perkataan jenan apa anak itu bisa dipercaya.

"Kau akan mengikuti semua keinginan ayah dengan syarat rain tidak akan aku ganggu kan?"

"Iyah"

"Baiklah, kalau begitu sehari setelah kelulusanmu ayah akan membawamu keluar negri kuliahlah disana dan belajar untuk mengelolah bisnis ayah yang ada disana, bagaimana?".

"Ayah kenapa seperti itu, aku ingin berjuliah disini tidak ingin keluar negri. Ada banyak universitas yang bagus disini kenapa harus keluar negri segala" jenan keberatan kenapa ia harus kuliah diluar negri ia tidak mau.

Dan lagi kenapa ia harus belajar bisnis yang bahkan ia tidak suka.

"Kau akan menuruti keinginan ayah kan, kau Baru saja mengatakannya tadi"

"Tapi bukan seperti ini ayah".

"Kau fikir ayah tidak tau apa yang akan terjadi jika membiarkan mu kuliah disni, kau mengatakan tidak berhubungan dengan rain, ayah tidak percaya. Orang bodoh mana yang akan percaya begitu saja"

"Bukankah ayah cukup baik, membiarkan rain tetap menikmati sekolahnya dan kau kuliah di universitas terbaik di luar negri belum lagi bisnis yang tinggal kau jalankan saja tanpa harus mencari pekerjaan menjadi anak magang".

"Ayah tidak mau tau kau akan tetap kuliah diluar dan mengambil bisnis".

"Tapi aya---" ucapan Jenan terpotong saat ayahnya membawa nama rain.

"Ikuti keinginan ayah atau ayah benar akan menghancurkan anak itu" 

Tangannya terkepal bagiamana ia akan menjelaskan kepada rain, ini diluar dari rencananya. Tapi jika jenan egois mempertahankan rain makan kekasihnya akan kesusahan.

Terima kasih yang sudah vote hehe. 😄

Dream (noren)Where stories live. Discover now