seperti bunga tidur

147 9 0
                                    

Sejak kejadian diperpustkaan saat itu entah sengaja atau tidak rain dan jenan jadi sering bertemu entah itu di koridor sekolah, dilapangan, ataupun saat jam olahraga ataupun perpustakaan.

Jenan pun jadi lebih sering dan leluasa untuk memperhatikan simanis yang diketahui bernama rain, aktifitas jenan menjadi bertambah selain kegiatan ekskul dan belajar dan membolos!, sekarang jenan harus repot mencari tau tentang rain,  mulai dari rain kelas berapa, jam rain akan makan di taman, belajar keperpustakaan, semua tentang rain menjadi begitu menarik perhatian jenan.

Jenan tidak tau pasti apa yang terjadi pada dirinya, tidak mungkinkan dia jatuh cinta secepat itu dan semudah itu, tapi mau bagaimana pun jenan menyangkal jawaban akan tetap kembali diawal yaitu memang benar rain telah berhasil membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

Jenan saat ini tengah berdiri tidak jauh dari taman sekolah, dia begitu fokus memperhatikan rain yang tengah memakan bekalnya. Jenan bertekad mulai hari ini akan mengajak berkenalan rain dan mengetahui lebih jauh lagi mengenai rain.

"Apa aku boleh duduk disini?" Rain tersentak kecil saat tiba-tiba ada orang yang  datang dan duduk disampingnya, menoleh sedikit dan mengangguk." Eh? iya tentu, ini tempat umum" jawab rain dan menggeser sedikit duduknya.

"Terima kasih" jenan dengan senang hati duduk disamping rain dan mulai memperhatikan rain ya g sepertinya gugup karena ada dia. Tidak taukh jenan kalau saat ini rain sudah begitu salah tingkah "kenapa memandangku seperti itu, apa ada yang salah dengan wajahku" tanya rain soalnya sedari dia makan orang itu terus saja menatapnya, rain jadi gelagapan dan berfikir mungkin diwajahnya ada sesuatu sampai orang disampingnya ini betah melihatnya lama-lama.

"Apa kamu siswa angkatan baru?" bukannya menjawab pertanyaan rain, jenan justru bertanya perihal lain.

"Iyaah saya angkatan baru" jawab rain. Kini dia sudah selesai dengan makanannya. "Namaku jenan kelas 12 IPA" jenan mengulurkan tangannya berniat mengajak rain berkenalan karna saat diperpus rain tidak sempat diajak berkenalan. " Eh ?" Ini sudah yang kesekian kalinya rain terkejut karna jenan.

"Nama saya rain kak" dengan raut bingung plus terkejut rain menerima uluran tangan itu yang ternyata seniornya dengan canggung, karna bagaimana pun keadaan sekarang benar-benar canggung banyak siswa yang kebetulan ada ditaman juga menatap mereka tepatnya ke jenan.

"Cantik" jawaban spontan jenan tentu membuat rain terkejut lagi! dan malu, pipinya tiba-tiba saja merona dan itu sangat lucu bagi jenan.

"Eh" jenan terkekeh mengapa adik kelasnya ini begitu lucu. "Apa nanti kamu ada pelajaran terakhir?" Jenan bertanya lagi, sepertinya jenan tipe orang yang to the point tidak suka basa-basi soal pdkt.

"Iyah ada kak, jam kedua terakhir nanti" meskipun masih terkejut dengan pernyataan kakak kelasnya itu rain tetap menjawab pertanyaan yang diajukan jenan.

"Baiklah kalau begitu tunggu aku nanti didepan kelasmu aku akan mengantarmu pulang okeh?" Jenan pergi begitu saja tanpa persetujuan rain.

"Hah?" Rain hanya mampu berkedip saat jenan sudah berlalu pergi dari hadapannya. "Padahal kami baru kenal beberapa menit yang lalu dan sekarang kakak itu mengajak Ku pulang bersama? bahkan aku belum menjawab ia atau tidak" rain bingung tentu saja ada orang seperti itu. Rain sepertinya agak linglung kejadian hari ini benar benar diluar dari prediksinya.

"Mungkin kak jenan hanya melantur tidak mungkin, itu tidak benar " rain berdiri acuh dan pergi kekelasnya, sebentar lagi kelas akan dimulai.


Pukul 02.45

Akhirnya pelajaran hari Ini selesai rain membereskan buku dan peralatan belajar lainnya, satu persatu keluar dari kelas, rain keluar paling terakhir karna memang rain masih canggung dengan teman kelasnya padahal dia sudah menjadi siswa baru satu bulan terakhir tapi rain tetap canggung kepada temannya yang lain.

"Oh aku kira kamu sudah pulang lebih dulu" rain terperanjat, terkejut dia tiba-tiba jenan ada didepan kelasnya dan benar menunggunya, rain kira jenan tadi hanya melantur dan bercanda ternyata dia benar menunggu. jadi dia benar akan di ajak pulang bersama begitu?.

"Kakak benar akan mengajak ku pulang bersama?" Tanyanya dan dijawab dengan nggukan pasti dari jenan. "Yah tentu bukankah aku sudah mengatakannya tadi?".

"kak jenan maaf tapi kita bahkan baru kenal hari ini di taman itupun hanya batas tau nama kenapa tiba-tiba mengajakku pulang bersama ?" rain tentu bingung dengan jenan.

Mereka baru hari ini kenal tapi kenapa seolah mereka sudah kenal lama. "Memangnya kenapa kan aku sudah tau namamu dan kaupun tau namaku makanya aku mengajakmu pulang bersama, aku akan mengantarmu pulang".

Jenan meraih tangan rain mengajaknya menuju parkiran untuk mengeluarkan mobilnya terlebih dulu. " K-kak tidak usah repot-repot aku bisa pulang sendiri". Rain ingin menolak bgaimana pun mereka baru kenal, belum lagi pandangan siswa yang masih ada disekitar mereka sekarang tengah berbisik dan itu pasti mengenai mereka. Rain takut kalau ini akan jadi masalah belum lagi dari yang rain dengar kak jenan itu kakak kelas populer dan banyak gadis yang menyukainya rain takut kalau akan jadi korban bully nantinya.

Biarkan rain parno mengenai hal seperti itu, itu bisa saja terjadikan, Rain akan mengantisipasi sebelum semuanya benar terjadi dalam hidupnya.

"Aku tidak merasa direpotkan" jenan meraih tangan itu dan membukakan pintu untuk rain. Semua orang terkejut termasuk satu gadis dan dua temannya.

"Wah aku tidak menyangka orng sedingin jenan mengajak pulang anak miskin itu". Ucapnya heboh.
Bukan hal asing lagi bagi orang mengetahui bahwa jenan adalah siswa populer dan kaya dan tidak jarang banyak yang menyukai dan tergila gila padanya. Termasuk sena.

Gadis itu begitu menyukai jenan, tapi bahkan jenan tidak menganggapnya dan malah memilih untuk mendekati anak miskin yang diketahui bernama rain itu. Dia merasa tertolak dan terhina, harga dirinya terluka.

Apapun Sena lakukan agar bisa menarik perhatian jenan tapi hasilnya selalu sama, menganggapnya asing dan tak terlihat. "Lihat saja apa yang akan aku lakukan pada anak sialan itu" ucapnya lalu pergi begitu saja meninggalkan temannya yang melongo karna ditinggal begitu saja.

                (Wonyoung Ive/ sena)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                (Wonyoung Ive/ sena)

Dream (noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang