ERLANGGA [16]

1K 72 10
                                    

Waktu berjalan begitu cepat.Tak terasa sudah satu bulan ia tinggal bersama keluarganya. Ya walaupun penuh dengan drama tetapi Langga mulai paham satu persatu sifat keluarganya yang ternyata hampir semuanya memiliki sifat yang tempramen.

Tak jarang pula Langga menjadi samsak mereka dengan dalih karena telah membuat Gaby menangis seperti saat ini.

BUGH

BUGH

Dua pukulan Aslan layangkan ke tubuh kecil Langga."Mengapa kau terus saja mengganggu adikku sialan!!" teriak Aslan tepat didepan wajah Langga  dengan tangan yang mencengkram kuat rahang Langga.

"Ah~ aku tau mengapa kau begitu.kau iri melihat Gaby lebih kami sayangi,bukan?" lanjutnya yang membuat wajah Langga seketika menggelap karena menahan emosi.

"Cuih.aku? Iri? Dengan anak pungut itu? Yang bener aje rugi dong. " ntah keberanian dari mana Langga meludah didepan Aslan.

"Kau" geram Aslan dan langsung mengeratkan cengkramannya dan tak lama ia pun menampar Langga.

PLAK

Bunyi tamparan yang begitu nyaring membuat sudut bibir Langga terluka.
Keluarganya yang lain hanya menatap datar tak ada niatan ingin membantu dan malah sibuk menenangkan si babi eh Gaby maksudnya yang sedang  berderai air mata palsunya.

Langga sudah biasa dengan itu dan tak menunjukkan ekspresi apapun karena ia sudah terbiasa berteman dengan yang namanya rasa sakit. Baik secara fisik maupun secara mental. 

selama satu bulan ia tinggal bersama keluarganya ia sudah mulai membiasakan dirinya dengan rasa sakit. Ia ingin menangis saja rasanya tapi tak jadi karena ia tak ingin terlihat lemah oleh keluarganya.

"Awas!" ucap Langga

"Kau ingin kemana? Kau pikir setelah kau menyakiti adikku kau bisa lepas begitu saja Hah!?" bentak  Aslan seraya mencekal tangan Langga

"Sudah kubilang bukan aku yang membuat adik mu itu menangis
sialan! "Ucap Langga seraya menyentakkan tangannya kuat untuk melepaskan cekalan Aslan dari tangannya.

"Jika bukan kau lalu siapa? Disini hanya kau yang tak menyukai adikku"

"Serah lah njing.ngomong sama lo berasa ngomong sama anjing di depan panti" Aslan yang disamakan dengan anjing tentu saja tidak terima.

"Kau—"ucapan Aslan terpotong

"Ada apa ini? "Tanya Lucas yang baru pulang dari kantor

" Aslan? Langga bisa jelaskan? Ada apa ini sebenarnya? Mengapa kalian bertengkar? "

"Tanya sendiri sama anak lo itu!"ketus Langga dan langsung pergi begitu saja menuju pintu keluar mansion meninggalkan Lucas dan Aslan.

"Dia kenapa? " tanya Lucas tanpa mengalihkan pandangannya dari punggung sempit Langga yang semakin jauh hingga tak terlihat lagi.

"Membuat Gaby menangis" jawab Aslan dan langsung pergi meninggalkan Lucas yang saat ini masih menatap kepergian Langga.

'Huft.. Kali ini apalagi yang ia buat.'
kira -kira seperti itu lah pertanyaan yang ada pada benak Lucas.

Saat ini Langga sedang berada di taman belakang mansion."baru tau ada taman di sini. Bagus sih cocok untuk tempat pelarian kalau lagi kesel sama mereka "ucap Langga

Mengapa dirinya bisa sampai disini? Jawabannya ntahlah saat tadi ia keluar dari mansion ia sibuk mengumpati Gaby dan juga para babunya tak tau bahwa langkah kakinya membawa dirinya ketempat ini.

Langga pun mendudukkan bokongnya dikursi yang tersedia dan memejamkan matanya kala hembusan angin menerpa wajah tampanya sehingga membuat anak rambutnya beterbangan dan menjadi sedikit berantakan.

ERLANGGAWhere stories live. Discover now