Bab 2 : Kepulangan Sang Pangeran

16 3 0
                                    

PASUKAN inti yang dipimpin Cyril dan Bastian Rosewood bergerak maju. Begitu pula dengan Lisch dan troll yang juga mulai menyerang. Kemudian, pasukan Winchester yang sudah bersiap dari sisi lain, menyerbu dari arah barat, timur, dan utara, untuk mengepung musuh.

Pasukan Lisch dan troll terkepung di tengah medan perang. Pedang yang sudah diberi berkat oleh penyihir mengilat di bawah cahaya bulan dan memunculkan sedikit pendar biru di tepiannya. Bunyi nyaring suara pedang yang saling beradu bercampur dengan teriakan penuh semangat.

Sebelumnya, pedang para ksatria tidak mampu menembus kulit para troll yang keras seperti batu. Mereka selalu kewalahan menghadapi Lisch yang memiliki sihir dan troll yang tidak bisa ditundukkan. Namun, malam ini tidak sama dengan malam-malam sebelumnya.

Pedang yang memancarkan cahaya biru itu mampu menembus kulit troll dan mengoyak isi perutnya. Mengetahui mereka bisa menaklukkan troll, semangat untuk menang mulai membara. Teriakan semakin membahana. Ayunan pedang bertambah cepat mengarah ke arah lawan. Gerakan musuh mulai tidak terkendali karena sibuk menghindari serangan sehingga kewaspadaan mereka menurun.

Cyril maju menghadapi pemimpin Lisch, orang yang terlihat paling bengis. Ia harus waspada karena senjata panglima Lisch dilumuri sihir yang akan berubah menjadi racun saat mengenai tubuh lawan. Sehingga lawan tidak akan bisa bergerak setelah terkena tebasannya, bahkan hanya satu goresan.

Anehnya, tidak seperti ksatria lain yang seperti lumpuh saat terkena pedang panglima Lisch, Cyril masih bisa menggerakkan tubuhnya meskipun terbatas. Cyril hanya merasa kram dan kesemutan sebentar saja. Maka dari itu, ia yang selalu maju menghadapi panglima Lisch di dalam pertempuran.

"Aku bersumpah malam ini akan menjadi yang terakhir kali kita bertemu," kata Cyril saat berhadapan dengan panglima Lisch.

"Ya, karena malam ini aku akan membunuhmu dan menghancurkan kerajaan yang menduduki tanah bangsa Lisch."

"Oh, ya? Malam ini aku tidak akan membiarkan kalian kembali. Mari kita akhiri di sini takdir Lisch."

Ayunan pedang panglima Lisch ditangkal oleh Cyril. Suara dentingan terdengar bersama dengan percikan api muncul saat kedua pedang beradu. Geraham Cyril menegang saat menahan kekuatan panglima Lisch. Langkah kakinya mulai goyah, membuatnya mundur beberapa langkah. Tangannya mulai terasa panas menahan tekanan yang dilancarkan lawan.

Panglima Lisch sangat kuat dan kadang menggunakan sihir saat Cyril lengah—karena diganggu oleh troll. Namun, malam ini troll terlalu sibuk sehingga tidak bisa mengintervensi. Selain itu, panglima Lisch tidak cukup baik ilmu pedangnya. Ia hanya mengandalkan kekuatan saja, sehingga Cyril yakin mampu mengalahkannya dengan ilmu pedang yang ia miliki.

Cyril adalah murid akademi terbaik. Ia menguasai berbagai bidang. Entah itu politik, ilmu pedang, ilmu memanah, atau seni, Cyril menguasainya dengan baik dan selalu menjadi yang terbaik setiap tahunnya. Tidak heran, saat lulus dari akademi dan mendaftar sebagai ksatria kerajaan, ia langsung diterima dan karirnya langsung melesat.

Mungkin saja ia kalah kuat dari panglima Lisch saat ini. Namun, untuk skill dan strategi, Cyril percaya diri kalau lebih unggul. Cyrilmengumpulkan kekuatan di kakinya, memasang kuda-kuda lebih kuat lalu beralih menekan panglima Lisch. Ia kerahkan kekuatan di tangannya untuk membalikkan tekanan pedang lawan.

Setelah panglima Lisch mundur dan membuat jarak, Cyril mengayunkan pedangnya dengan gesit dan bertubi-tubi hingga membuat musuh kewalahan. Panglima Lisch tidak memiliki waktu untuk mengeluarkan sihirnya karena sibuk menangkal serangan Cyril.

Tubuh Cyril malam ini terasa sangat ringan. Ia menyerang dengan sangat lincah. Mengayun pedang sambil melompat untuk mengecoh perhatian lawan. Semangat untuk menang membuatnya tidak merasakan lelah. Di depan matanya hanya terlihat uluran tangan keluarganya yang terbentang lebar. Ia ingin masuk ke dalam kehangatan pelukan mereka dan tidak ingin lagi kehilangan teman-teman berharganya.

"Hiyaaahhh!" Teriakan frustrasi panglima Lisch membahana karena tersudut oleh serangan Cyril.

Cyril tersenyum miring yang membuat panglima Lisch semakin menggila karena merasa diremehkan. Pria yang dua puluh sentimeter lebih tinggi dari Cyril itu maju dengan beringas sehingga tidak memperhatikan sekitar. Matanya hanya fokus ke arah Cyril sehingga tidak bisa menghindar saat troll limbung ke arahnya.

Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Cyril. Dengan tangkas ia menghunuskan pedang ke tubuh panglima Lisch. Tidak diduga, pria berambut ikal panjang itu mampu menangkal serangan Cyril. Namun, karena kaget dan tidak siap, ia tidak bisa membendung serangan sang pangeran sehingga pedangnya terlepas.

Melihat musuh tidak fokus dan kehilangan senjata, Cyril bergerak cepat. Ia mengangkat pedang dan menyerang lagi. Sang panglima masih bisa menghindar. Lelaki kekar itu bergerak ke arah pedangnya jatuh.

Setelah tidak jauh dari tempat pedangnya, sang panglima berlari untuk mengambil senjatanya. Namun, belum mencapai tempat yang dituju, darah keluar dari mulut laki-laki itu. Pedang Cyril menancap di punggung sang panglima dan tembus sampai dada. Saat melihat kaki musuhnya mulai lemah, dengan sekali gerakan sang Odisseus dari Winchester itu mencabut benda tajamnya.

Tubuh panglima Lisch langsung roboh, tetapi masih ada sedikit gerakan. Kemudian, sekali lagi Cyril menghunuskan pedangnya untuk mengakhiri nyawa pemimpin pasukan Lisch. Mengetahui lawannya mati, Cyril berlutut dan menitikkan air mata. Rasa yang sudah lama bercokol di dadanya seketika terangkat. Pundaknya terasa ringan.

Cyril bangkit lagi untuk membantu anak buahnya menumpas musuh yang tersisa. Mereka tidak akan menyisakan satu pun hidup.

Setelah membasmi musuh di medan perang, pasukan ksatria masuk ke dalam hutan di lembah Gunung Sinai untuk menumpas bangsa Lisch yang tersisa. Cyril tidak akan mengulangi kesalahan terdahulu yang membiarkan bangsa Lisch lolos dan hidup di lembah Gunung Sinai lalu menyerang kerajaan saat mereka kembali kuat.

"Bagaimana? Apakah sudah bersih?" tanya Cyril kepada Bastian Rosewood yang baru kembali dalam misi memburu bangsa Lisch yang tersisa.

"Sudah, Pangeran. Kami sudah menyisir hutan dan setiap gua. Tidak tampak orang Lisch lagi."

"Baguslah. Kalau begitu, aku akan segera menulis surat ke kerajaan kalau misi kita berhasil dan dalam tiga hari kita akan kembali ke kerajaan setelah membereskan barak ini." Cyril tersenyum sambil menepuk bahu Bastian Rosewood.

Cyril menulis surat untuk melapor ke kerajaan setelah Bastian Rosewood keluar dari tendanya. Ia menulis dengan hati hangat karena ingin segera bertemu dengan keluarganya tanpa tahu hal apa yang sedang menunggunya di rumah.


The Winchester's OdisseyWhere stories live. Discover now