Bab 12: Pertarungan di Hutan Terlarang

10 1 0
                                    

"Monster adalah hewan yang tercemar kekuatan negatif. Lalu kekuatan negatif itu berkumpul di satu titik dan mengambil alih tubuhnya. Kumpulan energi negatif itu yang kita sebut dengan inti," jelas tetua kelompok pemburu.

"Hewan magis berbeda dengan monster. Hewan magis memiliki kekuatan alami dan kekuatannya memuncak pada bulan purnama. Pada saat itu, mereka bisa berubah wujud seperti manusia. Namun, saat malam tidak ada bulan, mereka akan kehilangan banyak kekuatan. Pada malam itu adalah waktu yang tepat untuk menaiki Gunung Sinai."

"Tapi satu hal yang patut kau waspadai. Hewan magis kuno, yang usianya ribuan tahun, mereka tetap akan memiliki kekuatan sihir banyak meskipun malam tanpa bulan. Jika kau bertemu salah satu dari mereka, itu adalah hari terburukmu!"

Cyril mengingat cerita tetua pemburu pada malam sebelum berangkat mendaki Gunung Sinai. Malam itu mereka sedang berpesta karena mendapat banyak inti monster. Cyril yang tidak ikut minum, akhirnya berakhir mengobrol dengan orang berambut putih keperakan yang masih terlihat gagah.

Kini, badan Cyril merinding saat menangkap mata biru berkilau di tengah malam setelah menghabisi monster terakhir. Dari saat memasuki hutan, yang Cyril temui hanya monster-monster yang bisa ia kalahkan. Sesuai saran tetua pemburu, ia mendaki Gunung Sinai saat malam bulan mati.

Akan tetapi, ketika tiba di perut hutan larangan, hal yang ditakuti muncul. Tanpa diberi tahu pun, Cyril bisa menebak jika di hadapannya adalah makhluk magis kuno yang diceritakan oleh tetua pemburu. Ia bisa merasakan kekuatan besar dari makhluk yang menyerupai serigala putih, tetapi ukurannya dua kalinya.

Sial, batinnya.

Hewan itu menyipitkan mata sambil mendesis dan memperlihatkan ujung taringnya. Hanya dengan tatapannya saja bisa membunuh lawannya. Begitu dengan Cyril yang juga sudah ketakutan. Tangannya bergetar mencengkeram pedangnya. Keringat dingin mulai menetes di punggung lebar lelaki itu.

Cyril tidak bisa membayangkan seberapa besar kekuatan makhluk di depannya saat bulan purnama. Sekarang saja, kekuatan besar menguar dari tubuh besar makhluk itu yang membuatnya menahan napas. Cyril menguatkan hatinya untuk menghadapi hal terburuk, ia memasang kuda-kuda dengan kaki yang sedikit lemas.

Makhluk itu maju dua langkah, lalu memutar. Matanya masih mengunci tubuh satu-satunya manusia di hutan larangan ini. Tubuh Cyril ikut berputar mengikuti gerakan makhluk itu. Ia tidak boleh lengah dan diterkam dari belakang.

Setelah memutar lebih dari seratus delapan puluh derajat, makhluk itu menendangkan kakinya di tanah dan melompat ke arah Cyril. Gerakannya secepat anak panah yang dilontarkan dari busur. Meskipun sudah mempersiapkan diri, terjangan itu membuat sang pangeran kalang kabut untuk menghindar. Satu detik saja dia telat melompat, mungkin tubuh rampingnya sudah diterkam makhluk bengis itu.

Makhluk itu pun dengan cepat melompat lagi ke arah Cyril. Cyril sudah seperti buruan yang sudah ia tandai dan tidak boleh lolos. Kuku dan taring makhluk itu sangat tajam. Pemuda itu tidak berani membayangkan bagaimana jika taring itu mengoyak otot-ototnya yang liat.

Cyril melompat ke atas pohon dan bertengger di dahan besar. Namun, makhluk itu mampu melompat sampai di tempat ia berada dan menarik dahannya hingga patah. Cyril melompat lagi ke pohon satu ke pohon lain hingga ia kelelahan. Berbeda dengan makhluk itu yang seperti tidak pernah kehabisan tenaga.

Saat ia menghindar lagi ke dahan lain, ia terperosok karena pohonnya sudah tua. Tubuhnya yang terjun bebas langsung diterkam oleh makhluk itu. Rasanya seperti dihantam oleh batu besar dan dengan cepat tubuhnya terasa akan remuk karena terjatuh dengan keras di atas tanah.

Dadanya langsung terasa sesak karena terhempas dari tempat tinggi. Di atas tubuhnya, kepala besar berbulu keperakan mengunci tubuhnya. Napas yang keluar dari lubang hidung seukuran telapak tangannya itu terasa seperti terpaan badai.

Cyril sudah mengira bahwa ini adalah akhir hidupnya. Ia tidak mungkin bisa lolos. Pedangnya entah sudah jatuh di mana. Tubuhnya terasa berat, mungkin ada tulangnya yang patah. ia menyayangkan kejadian ini karena ia belum sempat menerobos dunia bawah.

Semoga Bastian berhasil menemukan Elaine, batin Cyril mengungkapkan permohonan terakhirnya.

Waktu perburuan terakhir, Bastian Rosewood memberi tahunya bahwa Elaine kabur saat dalam perjalanan ke wilayah suaminya. Kemudian, Cyril memerintahkan bawahannya itu untuk mencari adik perempuannya. Ia lega karena adiknya terbebas dari laki-laki bejat itu. Semoga Bastian Rosewood bisa menggantikannya melindungi Elaine nanti.

Cyril menutup mata. Ia sudah pasrah apa yang akan terjadi kepada dirinya. Kemudian dadanya terasa panas. Tidak lama kemudian, barunya terkoyak karena dirobek oleh cakar runcing makhluk itu. Dadanya terasa perih tergores sedikit kuku makhluk di atasnya.

Akan tetapi, setelah cakaran itu, tubuhnya menjadi sedikit ringan. Cyril bisa merasakan tubuh makhluk itu yang menjauh dari tubuhnya.

Apa yang terjadi?


The Winchester's OdisseyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang