Bab 9: Legenda Batu Bertuah

5 2 0
                                    

"Kerajaan di perut Gunung Sinai?" ulang Cyril.

Tuan Robinson mengangguk. Cyril membenarkan posisi duduknya menjadi tegak dan condong ke arah orang tua di depannya. Rasa tertarik memancar dari sinar matanya.

"Ada hal kenapa orang-orang tidak ada yang naik ke sana. Selain di sana banyak monster dan makhluk magis yang mendiami hutan terlarang, bahwa ada kerajaan di dalam perut Gunung Sinai. Cerita ini dulu sangat terkenal, tetapi mulai menghilang karena tidak ada orang yang bisa membuktikannya."

"Lalu apa hubungan masalahku dengan kerajaan itu?" tanya Cyril.

"Disebutkan bahwa di dalam kerajaan itu ada batu bertuah yang bisa meningkatkan mana orang yang memilikinya."

Cyril mengangkat alis kirinya ke atas. Mungkinkah ada batu seperti itu? Mana adalah energi internal yang dimiliki setiap makhluk hidup. Namun, seseorang yang memiliki bakat sihir sedari lahir, ia memiliki mana melimpah, lebih banyak daripada manusia normal. Kekuatan sihir yang mereka keluarkan adalah hasil dari mengontrol mananya tersebut. Jadi, bisakah orang menerima mana dari sebuah batu?

"Kerajaan itu dipimpin oleh ratu dari ras dunia bawah yang katanya tidak pernah menua dan masih berkuasa sampai saat ini." Cyril dan Bastian Rosewood masih setia mendengar cerita Tuan Robinson.

"Yang perlu Anda ketahui bahwa kakek buyut Anda, Raja Frederick, pernah membuktikannya. Katanya Yang Mulia Raja Frederick bisa mengalahkan bangsa Lisch waktu itu karena mendapatkan berkat batu bertuah tersebut."

"Bukankah Raja Frederick dibantu oleh para penyihir waktu itu?"

"Benar, tetapi dengan dibantu penyihir, apakah mereka bisa sampai mengalahkan raja Lisch yang dikenal seperti titisan monster?"

Cyril ternganga dengan cerita Tuan Robinson. Cerita yang tidak pernah ia tahu selama ini tentang kakek buyutnya. Selama ini, ia mengira jika penaklukan bangsa Lisch dibantu oleh penyihir. Setelah perang usai, para penyihir tersebut diberi gelar bangsawan dan ada yang diberi kedudukan di kerajaan.

"Tidak banyak orang yang tahu cerita ini, Pangeran. Saya tahu cerita ini dari kakek saya yang dulu menjadi pelayan mendiang Raja Frederick. Kata kakek saya, Raja Frederick meninggal karena tubuhnya tidak bisa menampung mana yang terlalu besar karena sejatinya ia bukan seorang penyihir. Namun, ada kecurigaan jika teman Raja Frederick yang membantu mencuri batu itu mengkhianatinya dan menguasai kekuatan batu itu sendiri."

"Bagaimana cara Raja Frederick bisa menerobos ke kerajaan itu? Sebelum sampai ke sana, bukannya harus melawan monster di hutan lebih dulu?" komentar Bastian Rosewood.

"Tidak ada yang tahu cerita itu, tetapi saat itu Raja Frederick dibantu temannya yang seorang penyihir kuat dan ia memiliki benda yang bisa melindunginya," jawab Tuan Robinson.

Secara refleks, Cyril memegang kalung yang ia pakai. Kalung itu ia peroleh dari sang ayah saat akan berangkat berperang. Kata Raja Aldrich, kalung itu dulu dipakai kakek buyutnya saat menyerang bangsa Lisch.

"Maksud saya mungkin saja Pangeran Cyril bisa mengalahkan Tuan Matheus jika memiliki batu tersebut. Namun, sekali lagi, selain berbahaya melakukan perjalanan ke sana, juga akan membahayakan hidup Pangeran jika menyimpan batu tersebut."

"Bagaimana aku bisa masuk ke kerajaan itu?" tanya Cyril.

"Pangeran, jangan bilang Anda ingin ke sana? Tidak, saya tidak setuju," sahut Bastian dengan wajah khawatir. Cyril tidak mengindahkan protes Bastian Rosewood, laki-laki itu menatap tajam ke arah Tuan Robinson meminta jawaban.

"Katanya ada sebuah gua di tengah dinding kawah Gunung Sinai. Gua tersebut adalah pintu masuk ke sana."

"Pangeran, sangat berbahaya ke sana. Perjalanan menuju ke sana pun kita juga harus melewati hutan terlarang yang penuh oleh monster dan makhluk magis. Tolong pikirkan sekali lagi," pinta Bastian Rosewood.

The Winchester's OdisseyWhere stories live. Discover now