Tiga

58.2K 326 8
                                    

Kaila membuka matanya perlahan. Dia meraba sisi sebelahnya yang terasa kosong. Dan kemudian celingukan mencari keberadaan Budi.

Suara gemericik air memberi petunjuk bagi Kaila. Wanita itu duduk dan kemudian menurunkan kakinya di lantai. Dia berdiri dan sedikit kesulitan melangkah. Bohong sekali dia tidak merasakan ngilu di kewanitaannya.

Kaila berjalan perlahan menuju tempat dimana Budi melakukan ritual mandinya. Tanpa bersuara wanita itu melingkarkan tangannya di perut sixpack Budi.

Budi sedikit terkejut. Tapi dia diam saja. Pria itu justru menuntun tangan Kaila menuju penisnya. Dia membimbing tangan wanita itu untuk mengurut pelan penisnya yang kembali menegang akibat dari rangsangan tubuh Kirana yang menempel langsung di tubuhnya.

Kaila menuruti keinginan Budi. Wanita itu memegang milik Budi yang terasa menegang. Dia juga menggesekkan payudaranya di punggung pria itu. Membuat keduanya mendesah nikmat.

Cukup lama Kaila memberikan service tangannya di penis Budi. Dan karena sudah tidak sabar lagi Budi membalik badan. Kaila memposisikan dirinya berjongkok dibawah Budi.

Kaila sudah bersiap kala Budi melesakkan penisnya di mulut mungilnya. Seperti sudah terlatih wanita itu mulai memaju mundurkan kepalanya sesuai irama yang dibuat Budi.

Pria itu memejamkan mata dan mendongak ke atas. Blow job dari Kaila selalu bisa memuaskannya. Dan dia membantu memegangi kepala wanita itu.

Kaila merasakan penis budi yang membesar dan terasa kencang di mulutnya. Pria itu akan segera mendapatkan pelepasannya. Dia mempercepat gerakan mulutnya.

"Ahh saya hampir sampai Kaila." Budi mendongak dan memejamkan mata erat.

Dan tidak lama setelahnya pria itu mencabut penisnya dari mulut Kaila. Dia menumpahkan seluruh cairannya di lantai kamar mandi. Kaila sendiri masih berjongkok di hadapannya.

Budi menggendong tubuh Kaila setelah pelepasannya selesai. Dia membawa tubuh polos yang sudah terdapat beberapa kissmark itu menuju bathub yang sudah diisi oleh air.

Pria itu memposisikan Kaila didepannya. Sehingga penisnya terasa menyodok bokong sekal wanita itu.

Budi mengelus serta menciumi lengan lembut Kaila. Wanita itu mendongak meremas rambut Budi. Kedua tangannya terulur keatas membuat kepala Budi tepat sekali di ceruk lehernya. Bagian paling sensitif dari wanita itu.

"Ahh, bapak nggak capek?" Kaila bertanya di tengah desahannya.

Budi melepaskan pagutannya di pundak Kaila. Dia menghentikan permainan.

"Seharusnya saya yang bertanya seperti itu. Kamu yang baru saja merasakan sex Kaila." Budi meletakkan tangannya di perut rata wanita itu.

"Saya seneng kok, pak. Saya beneran nggak nyangka bapak ternyata juga menginginkan saya." Kaila menggenggam tangan budi di perutnya.

"Tapiiiii, pak. Gimana dengan ibu? Apa bapak tidak merindukan ibu?" Kaila bertanya takut.

"Saya jarang berhubungan dengan Mika. Pernikahan kami adalah pernikahan politik. Dan saya menghormati keputusannya yang tidak mau berhubungan dengan saya." Budi menyenderkan kepalanya pada bathub.

Kaila sedikit terkejut. Dia tau pernikahan politik adalah hal biasa yang dilakukan oleh para politikus. Pernikahan biasanya membawa keuntungan bagi keduabelah pihak yang membutuhkan dukungan politik.

Tapi baru kali ini dia mengetahui bahwa pernikahan politik ternyata serumit itu. Dia pikir kehidupan pernikahan politik akan sama dengan pernikahan pada umumnya.

Kaila memutar tubuhnya menghadap Budi. Dia memandang wajah lelah pria itu. Kemudian tangannya terulur memegang pipi pria itu yang terasa sangat nyaman di tangannya.

Internship with BenefitWhere stories live. Discover now