Extras 1

7.6K 276 5
                                    

Hati manusia bisa berubah, begitupula dengan sikap dan perilaku. Pada dasarnya kita hidup hanya berusaha mencari perlindungan atas diri sendiri.

Sebagai manusia kita akan takut menerima kritik dari orang lain. Bahkan para peneliti pun setuju menyatakan bahwa manusia akan cenderung berkumpul dengan orang yang menyukai mereka.

Kaila hanya seorang manusia biasa. Hatinya juga sama dengan manusia lainnya, terbuat dari sebongkah daging dan darah.

Perasaan yang katanya terbit dari hati tentu akan mengikuti kata sang hati. Dan hati Kaila mengatakan bahwa dia harus berubah.

Berubah dari membenci menjadi mencinta. Berubah dari mendendam menjadi mengikhlaskan. Dan berubah dari sekedar bermain menjadi ingin memiliki.

Benar, Kaila ingin memiliki Budi. Bukan tanpa alasan wanita itu melakukannya.

Hatinya telah memilih. Kasus ayah yang melatarbelakangi adanya hubungan gelap antara dirinya dan Budi nyatanya telah mengubah keputusannya.

Kaila percaya pada bukti. Tetapi tidak dengan bukti yang di manipulasi.

Budi telah memberi dia sebuah bukti kuat yang meperlihatkan keterlibatan Mika dalam insiden kecelakaan rekayasa itu.

Bukti itu adalah sebuah surat tangan yang berisi perintah kepada sang bawahan untuk merusak mobil yang akan ditumpangi Kaila dan sang ayah.

Bawahan itu telah lama menyusup di kediaman Rasha dengan menjelma menjadi seorang sopir. Jadi bisa dibilang aksi yang dilakukan oleh bawahan Mika adalah aksi bunuh diri.

Bagaimana Budi bisa memilikinya?

Benar, dia adalah suami Mika. Dia memiliki hak untuk menggeledah ruang privat wanita itu. Dan memang Mika sendiri tidak berusaha menutupi.

Mika tau suatu saat Kaila tidak akan bersedia mengikutinya lagi. Tetapi dia juga tidak menyangka wanita itu tidak melakukan apapun untuk membalasnya.

"Apa yang kamu katakan pada Kaila?" Mika bertanya menyelidik pada suaminya.

Budi meletakkan dokumennya. Dia melirik pada sang istri yang saat ini berdiri di samping meja kerjanya.

"Bukan urusanmu." Pria itu mendengkus.

"Tentu saja urusanku, kamu merebut mainanku yang paling aku sayang. Boneka yang sangat menurut padaku. Yang ternyata boneka itu adalah Annabelle yang siap menyerangku kapanpun. Bukankah aku harus bersiap meruwatnya kembali agar jinak?" Mika mendekatkan wajahnya ke telinga Budi.

"Mika saya mohon berhenti merusuhi hidup, Kaila. Dia masih sangat labil." Budi menatap tajam Mika.

"Aku tau apa yang kamu pikirkan. Ingat Budi, aku memegang rahasiamu. Jangan pernah berharap aku akan menerima perceraianmu." Mika menatap tepat di mata.

Budi berdiri dari duduknya. Dia berhadapan dengan Mika.

"Kaila bukan lagi rahasiaku. Semua orang sudah tau dia memiliki hubungan khusus denganku." Budi membasahi bibirnya.

Mika tertawa mencemooh. Dia menunjukkan senyum dengan ekspresi yang sangat menyebalkan di mata Budi.

"Kamu pikir dengan deklarasi online Kaila di medsosnya yang sedikit pengikut itu bisa membuat seluruh rakyat yang tergila-gila pada hubungan romantis kita menyetujui layangan perceraianmu padaku? Justru karena Kaila sudah tidak mau disembunyikan kamu harus lebih khawatir Budi. Karir politikmu yang sedang melejit akan langsung jatuh hanya dengan sebuah kabar bahwa dirimu selama ini melakukan perselingkuhan dibelakangku. Ingat, nama ku sangat mempengaruhi karir politikmu dan partai." Mika mengancam Budi.

Internship with BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang