Tujuh

25.5K 351 11
                                    

Part ini pendek ya gaes. Karena nomin sedang sibuk ujian jadi nggak bisa ngetik.

Sekali lagi thank you yang udah vote dan komen. Saran dari kalian sangat berguna bagi nomin.

*nomin: Rsoemarno Admin. Kalian bisa panggil aku dengan nomin mulai sekarang ;)

Happy Reading!




Kaila membuka matanya perlahan. Dia mengedarkan pandangan pada kamar yang terasa tidak seperti biasanya. Wanita itu mencari figur seorang pria 40 an yang semalam menemaninya tidur.

Budi sudah tidak ada di kamar. Kaila membuka ponsel yang terdapat beberapa notifikasi pesan. Salah satunya dari nomor tidak dikenal.

Budi Sudjatmiko
Saya ada pertemuan pagi sampai siang. Kalau kamu butuh sesuatu bisa langsung bilang ke Anggi saja.

Kaila Diah Rasha
Baik, pak.

Setelah membalas pria itu, Kaila menuruni ranjang. Dia tidak segera mandi. Kaila menikmati beberapa hidangan yang sudah tersedia di meja makan kamarnya.

Semua serba sehat, di meja hanya ada sayur, buah, dan susu. Tidak ada makanan yang mengandung tepung. Apakah pria itu sedang meminta Kaila untuk diet?

Kaila tidak banyak berpikir. Dia sudah sangat lapar. Jadi dia makan saja semuanya.

Di tengah acara makannya, Kaila membuka aplikasi sosial media miliknya. Dia memposting sebuah foto makanannya dengan latar pemandangan dari lantai 10 gedung hotel yang ditinggalinya.

Kemudian wanita itu memposting di akun tersebut. Dan tidak lama banyak sekali komentar berhamburan.

Kaila itu cukup terkenal di kalangan temannya. Tapi dia terkenal sebagai gadis baik yang ambis. Jadi cukup mengejutkan ketika dirinya memposting dengan caption yang menghebohkan sejagat dunia maya.

"Gapapa sesekali memberi makan ego itu juga dibutuhkan." Kaila bermonolog.

Kegiatannya terhenti oleh ketukan di pintu. Wanita itu berdiri dan membukanya. Dan dia bisa melihat sosok Anggi berdiri dengan tegas.

"Ada apa, mbak?" Kaila bertanya di tengah kunyahannya.

"Saya mau mengingatkan penerbangan 2 jam lagi, jadi segera bersiaplah." Anggi menjawab dengan dingin.

"Apa? 2 jam lagi? Shit, kenapa bapak nggak bilang sih?" Kaila mengumpat pelan.

Anggi tidak menjawab dan pergi begitu saja. Kaila sampai membanting pintu menahan emosinya.

Kenapa pria itu serba mendadak? Mendadak ngajak tidur di hotel, mendadak mindahin Kaila ke apartement, mendadak ngajak ke Balikpapan, dan sekarang mendadak ngajak pulang. Emang dasar pikiran pangeran itu ya seenaknya gitu kalau bertindak.

Kaila merasa seperti seekor peliharaan yang bisa dibawa kemana saja dan kapan saja. Hingga dia berani menyebut dirinya sendiri ani-ani.

Tidak membuang waktu, wanita itu segera membersihkan diri di kamar mandi. Dia mempersingkat waktu mandinya yang biasa 30 menit menjadi hanya 15 menit. Karena Kaila butuh memoles bagian tubuhnya yang masih ada bekas kissmark Budi.

Dia tidak mau menggunakan turtleneck terus menerus. Sudah seperti penyakitan saja kalau kata Dewi temannya.

Kaila keluar kamar setelah menyelesaikan ritualnya. Anggi sudah menunggu didepan pintu untuk membantu wanita itu membawa barangnya. Padahal juga tidak banyak amat, hanya baju 2 potong dan beberapa alat mandi. Tapi namanya ajudan ya harus melayani sekalipun hanya membawa baju 2 potong.

Saat sampai lobby Kaila merasa bingung karena tidak menemukan Budi dan para tim ajudannya. Seluruh pertanyaan di kepala Kaila dijawab oleh arahan Anggi yang membawanya masuk ke mobil.

Internship with BenefitWhere stories live. Discover now