Sepuluh

21.4K 351 11
                                    

Haloo, nomin update lagi nih. Oiya aku mau ngingetin aja kalau cerita ini fiksi yaa. Jadi adegan, nama, dan kasus dalam cerita murni hasil pemikiran author. Kalau ada kesamaan ya itu hal yang tidak disengaja.

Thank you udah setia menunggu update an IWB.

Happy Reading!
Jangan lupa meninggalkan jejak vote dan komen ;)



“Happy Birthday to you… Happy Birthday to you… Happy Birthday… Happy Birthday… Happy Birthday to you…” Budi membawa sebuah cake ultah dan mendekat pada Kaila.

“Happy Birthday my beloved Kaila. Wish you all the best in life.” Pria itu kemudian mencium kening Kaila.

Kaila memejamkan mata untuk memanjatkan doa dan harapan. Setelahnya dia meniup lilin dengan angka 22 diatas kue ultah coklat dengan hiasan bunga diatasnya.

"Bapak kok tau tanggal ulang tahun saya?" Kaila mengambil alih kue dari tangan Budi.

Wanita itu berjalan menuju pantry dan mengambil sebuah pisau untuk memotong kue. Satu potongan dia taruh di piring kecil. Dan kemudian dia berbalik badan untuk menyuapkan 1 sendok pada Budi.

"Saya di kasih tau Anggi tadi pagi. Tetapi karena saya tidak tau hadiah apa yang kamu sukai, bagaimana kalau kamu saja yang mengajukan pada saya? Kamu ingin hadiah apa, Kaila?" Budi menerima suapan Kaila.

Setelah Budi memakannya, Kaila menyendok untuk dirinya sendiri. Seperti biasa dia akan memejamkan mata merasakan setiap rasa dari kue ultah coklat dengan isi stroberi tersebut. Sangat enak sesuai ekspektasinya.

"Eum, apa ya pak? Bapak tanyanya mendadak sih. Kalau saat ini saya pengennya liburan gimana?" Kaila tersenyum menggoda.

"Boleh, mau kemana?" Budi menuangkan air putih dalam gelas.

Kaila terkejut pria itu mengiyakan permintaannya. Padahal sebenarnya dia hanya iseng saja. Tapi karena sudah terlanjur, dia akan memanfaatkan Budi mumpung pria itu sedang dermawan.

"Saya pengen yang jauh, pak. Ke luar negeri. Tapi saya maunya pergi sama bapak. Biar kita kayak pasangan honeymoon, hehe." Kaila nyengir lebar.

Budi gemas melihat tingkah Kaila. Semakin hari wanita itu semakin menggodanya. Kalau dulu dia terlihat manis dan sexy, sekarang wanita itu terlihat lebih menggemaskan bak anak kecil. Dan tentu jauh lebih sexy dari sebelumnya.

"Kalau sama saya brarti kamu harus mengikuti jadwal saya, gimana?" Budi menaikkan kedua alisnya.

"Gapapa, nanti saya tinggal minta cuti. Kalau bapak kan susah cuti nya." Kaila masih memakan cake nya.

"Kalau gitu, segera tentukan kamu ingin kemana. Nanti saya minta Taksa untuk membuatkan jadwal keberangkatannya." Budi mengambil tisu untuk mengelap bibir.

Kaila menganggukan kepala. Wanita itu tidak bisa berhenti makan kue yang dibawa Budi. Padahal itu sudah tengah malam.

Tadinya dia sudah ingin tidur saat mendengar suara ketukan di pintu. Sepanjang hari ini tidak ada yang mengucapkan ulang tahun untuknya sekalipun dia sudah memposting di media sosial. Dan betapa terkejutnya dia ketika Budi datang membawa kue ulang tahun.

Meskipun terlihat kekanakan tetapi Kaila masih selalu mengharapkan ada yang mengingat hari spesialnya. Tetapi semuanya pupus karena ternyata tidak ada yang mengingatnya sekalipun saudara terdekat.

Budi menghentikan gerakan tangan Kaila yang hendak mengelap mulutnya dengan tisu. Pria itu memajukan bibirnya dan mencium bibir Kaila. Dia juga menjilat sisa kue yang ada di mulut wanita itu.

Rasa manis kue memenuhi indra pengecapnya. Entah kenapa terasa lebih nikmat ketika merasakannya dari bibir mungil Kaila yang menjadi candunya. Hingga Budi tidak rela melepaskan ciuman sekalipun Kaila sudah kehabisan napas.

Internship with BenefitWhere stories live. Discover now