17.DEAD CAT?

55 25 58
                                    

Vote dan komen

Warning ⚠️⚠️⚠️

Dilarang keras untuk plagiat ‼️

Plis tandai typo

🌼🌼🌼

Ruang putih yang di penuhi oleh peralatan medis dengan aroma khas rumah sakit yang di penuhi bau obat-obatan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ruang putih yang di penuhi oleh peralatan medis dengan aroma khas rumah sakit yang di penuhi bau obat-obatan. di ruang inap terdapat kumpulan remaja yang mengelilingi brankar teman mereka yang baru siuman.

Semua mata tertuju pada Laxsa, Laxsa tersenyum melihat anggota inti dari geng motornya ada di hadapannya saat pertama kali di membuka mata.

"Laxsa Lo okey ga, ada yang sakit kan?" Tanya satu-satunya gadis yang ada di ruangan itu.

Laxsa tersenyum menatap Kia. "gue okey masih agak lemas aja sih"

Semua orang yang mendengarnya menjadi lega kerena saat ini hanya Laxsa lah korban teror yang tidak sampai tewas.

"Bisa jelasin ke kita" ucap Renzi yang berhasil menjadi sorotan para remaja yang berada di ruangan itu.

Filzan menepuk pundak Renzi kemudian dua remaja itu melangkah duduk di sofa.

"Kalo Lo masih belum kuat cerita ga usah di paksa" lanjut Renzi setelah ia duduk di sofa bersama dengan Filzan.

Laxsa terdiam mengingat kembali kejadian beberapa hari yang lalu sehingga dia berakhir di rumah sakit seperti sekarang.

"Yang gue ingat ada yang tiba-tiba mukul leher gue. Gue sama motor gue jatuh entah dimana setelah itu gue ga ingat apapun sampai akhirnya gue sadar sekarang ini kalo gue lagi di rumah sakit"

Kia terdiam. hal yang sama terjadi pada dirinya dia tidak tau apa pun tapi tiba-tiba saat dia bangun dari tidur nya leher Kia sudah terdapat tatto mawar sama persis seperti tatto korban yang sudah meninggal.

Di tengah kesunyian ruangan itu dimana mereka semua sedang berkelahi dengan isi pikiran mereka ada Kildan yang tengah berbaring di lantai beralaskan tikar.

Pikiran Kildan terus memutar ucapan Renzi seperti sebuah audio kalian ngelakuin tindakan jahat tanpa mau mendengarkan fakta terlebih dahulu bego banget entah lah bagaimana perasaan bersalah ini menghantui Kildan secara tiba-tiba Kildan tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Dia mengingat semua rencana jahat yang dia lakukan untuk melampiaskan kematian kakaknya yang belum tentu itu fakta.

Kildan tak sengaja menatap netral mata adik nya Kia Mungkin karena mempunyai ikatan batin. hanya dengan melihat wajah dan mata adik nya Kildan yakin bahwa Kia juga mengingat semua perilaku jahat mereka terhadap Hayllen.

TOK...TOK...

seluruh mata menatap pintu yang di ketuk yang membuat para remaja di ruangan itu tersadar dari lamunan mereka.

"Biar gue aja yang buka" serkas Bagas menawarkan diri untuk membuka pintu. semua hanya mengangguk setuju mereka melanjutkan lagi lamunan mereka.

Renzi dan Filzan asik berbicara ala es batu yang singkat padat jelas namun beberapa kali tertawa. Petir tidur di samping Kildan yang sedang melamun sedangkan Kia duduk di dekat brankar Laxsa keduanya saling berbicara seputar fakultas kedokteran.

Kembali lagi dengan Bagas yang membuka pintu di depan sana tidak ada orang sama sekali tapi ada sebuah kotak coklat yang terdapat bercak darah Bagas membawa masuk ke ruangan menutup kembali pintu dengan rapat.

Renzi, Filzan, Kia, dan juga Kildan mendekat menghampiri Bagas ke empat remaja itu penasaran dengan apa isi kotak yang penuh bercak darah.

Saat Bagas membuka tutup kotak itu Kia tak kuasa menahan perutnya yang ingin memuntahkan semua isinya.

Bagas, Renzi, Kildan, dan juga Filzan melebarkan bola mata mereka melihat isi dari kotak itu terdapat bangkai kucing yang badannya penuh dengan belatung. bau kucing itu begitu menyengat kala kotak itu di buka.

Kildan semakin melebarkan bola matanya saat melihat ada foto masa kecil dirinya, Kia, dan juga Hayllen di foto itu wajahnya dan juga Kia di lingkar dengan sepidol merah dan wajah Hayllen yang di coret dengan spidol hitam.

Di dalam kotak itu juga ada setangkai bunga mawar yang tangkai nya di gulung dengan kertas.

Renzi membuka kertas itu ke empat remaja laki-laki itu membacanya bersama.

Good bye baby your death;)

Ceklek.

Pintu yang di buka tiba-tiba itu berhasil membuat ke empat remaja itu terkejut.

"Nafas bang jangan lupa, serius amayyy ampe kaget pas gue datang" ucap Langit membuat ke empat remaja itu naik pitam.

Ikat rambut Kia melayang tepat mengenai mata Langit yang membuat sang empu meringis sedangkan Berlin, Renzi, Kildan, Filzan, Bagas tertawa penuh bahagia menatap penderita Langit.

Kia di depan pintu wc setelah menguntuhkan isi perutnya tadi. Dia terpancing emosi dengan pertanyaan kurang ajar dari Langit.

"Lo tuh goblok, datang ga tepat waktu banget" ucap Kia sambil bercap pinggang.

"Lah, berarti Berlin juga goblok dong kan dia datang nya bareng ama gue"

Plak!

Berlin memukul kepala langit tanpa perasaan.

"Bego Lo tuh jangan di pelihara ya langit elo yang di bilang goblok malah ngajak gue" kesal Berlin dengan Langit.

"Eh kita kan best friend forever tadi kan abis bikin trend tik tok di jalan jadi kalo gue goblok berarti Lo juga goblok" Langit tersenyum menggoda Berlin sambil menaik turun alis nya yang membuat Berlin merasa jijik.

"Woy pak ketu selamat kan gue dari orang gila ini" Berlin berlari menghampiri Filzan yang tengah menatap kotak yang di pegang oleh Bagas.

"Huek mayat kucing siapa nih"

"Huek mayat kucing siapa nih"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


HAYALAN S2Where stories live. Discover now