18.CAUTION ICE CUBES

56 23 57
                                    

Vote dan komen

Warning ⚠️⚠️⚠️

Dilarang keras untuk plagiat ‼️

Plis tandai typo

🌼🌼🌼

Visual HAYALAN S2

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Visual HAYALAN S2

"Huek mayat kucing siapa nih"

Filzan berdecak melihat reaksi konyol Langit bisa-bisanya bau busuk mayat kucing itu baru tercium saat dia melihat isi kotak yang di pegang oleh Bagas.

Kondisi Berlin tidak baik-baik saja dia berlari ke toilet untuk mengeluarkan isi perutnya yang bergejolak saat melihat bangkai kucing itu.

Tak lama Berlin keluar dari toilet dengan berlinang air mata wajah Berlin memerah dia merengek seperti anak kecil yang kehilangan ibu nya yang memancing gelak tawa semua orang yang berada di ruangan terkecuali Petir dan Laxsa  yang sudah sangat nyaman di alam mimpi bahkan bau busuk yang menyengat ke hidung pun tidak menggangu tidur mereka.

"Bangkek manusia kejam mana lagi sih ini, kalo anggota geng kita yang jadi bangkai mah udah biasa ini kucing loh kucing kasian bet njir kucing oyen nya malah di taruh di kotak kek gitu huaaaa~"

Kia dan Langit melebar kan mata mereka mendongo melihat respon Berlin sampai menangis melihat bangkai kucing itu memang Berlin bisa di bilang pecinta kucing dan Berlin juga rada cengeng sih. Tapi waktu mengejutkannya lagi Berlin lebih mementingkan nyawa binatang di bandingkan nyawa manusia sangat berperi ke hewanan sekali Berlin Septihan Abijaya.

"Lo lebih peduli nyawa kucing ini dari pada anggota geng kita stres" Filzan tak habis pikir kelakuan teman-teman nya ini membuat kepala berdenyut.

Dia memberikan kode kepada Renzi untuk pergi keluar. Renzi yang peka mengangguk setuju kedua nya berjalan keluar ruangan namun langkah mereka terhenti karena tiba-tiba Langit menghalang di depan pintu.

"Kalian mau ke mana kalo mau ke club gue ikut"

Filzan mengangguk membenarkan bahwa dia dan Renzi ingin pergi ke club untuk menenangkan pikiran dan juga memikirkan solusi masalah mereka kali ini.

"Lo boleh ikut tapi Lo jangan sampai mabuk berat karena kita ke sana mau mikir jalan keluar dari teror ini dan bukan untuk happy happy Lo paham" peringat Renzi dengan tatapan mata setajam silet  membuat Langit mengangguk-angguk seperti anak kecil dengan senyum tengil khas Langit.

HAYALAN S2Where stories live. Discover now