KARENA BRYA?

14 12 0
                                    

“Tidak semua orang bisa mendapatkan pasangan yang selalu ada untuknya, bahkan yang selalu ada pun memiliki kekurangannya masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tidak semua orang bisa mendapatkan pasangan yang selalu ada untuknya, bahkan yang selalu ada pun memiliki kekurangannya masing-masing. Tetap bersyukur dengan apa pun yang ada adalah keputusan terbaik dalam menjalankan kehidupan ini.”

Surabaya,
Selasa, 25 Juli 2023.

NENDRA berkacak pinggang tak habis pikir dengan keadaan calon menantunya itu sekarang. Pria paruh baya tersebut kini mengontrol dokter senior yang menangani Ara sambil berulang kali berpikir tentang hal yang sama. Dia ingin sekali Adi datang lagi ke dalam mimpinya untuk memberikan petunjuk atau alih-alih memarahinya karena semua ini. Pria itu bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena belum mendapatkan jawaban.

Dokter senior yang menangani Ara berkata bahwa sianida yang terkandung di dalam tubuhnya memiliki kadar yang kecil sehingga dapat di sembuhkan dengan obat penawar dan tindakan lain yang dapat dilakukan oleh Akasa sebagai dokter Spesialis Penyakit Dalam.

Untung sewaktu efeknya terasa, Ara buru-buru di bawa ke rumah sakit untuk di tangani lebih lanjut tanpa harus menunggu lama. Beda halnya kalau Ara tidak cepat-cepat di tangani, mungkin efek yang awalnya kecil itu dapat berubah membesar dan merusak tubuh secara perlahan.

Nendra mengutus sang anak untuk merawat Ara tanpa terkecuali. Setelah berdiskusi panjang lebar, Dimas menyetujui penawaran Akasa yang akan menginap di rumahnya sampai keadaan Ara benar-benar sehat atau laki-laki itu akan merawatnya dua puluh empat jam.

Ara sekarang memang telah sepenuhnya sadar, tapi hal itu tidak memutuskan dokter senior dan Akasa untuk melepas alat bantu pernafasannya. Sewaktu diperiksa, pernafasan Ara yang tadinya bergerak sangat cepat, sekarang berubah melemah. Mau tidak mau, alat bantu pernafasan tersebut akan di lepas ketika nafas Ara telah kembali normal.

Sianida itu ternyata memberikan efek yang besar kepada lambungnya. Ara merasakan sakit yang sangat perih ketika bangun dari tidur. Gadis itu mengode Hyuna dengan tangan yang meremat baju rumah sakit di sekitar atas perut. Akasa sedang keluar sebentar karena ada keperluan, sedangkan Dimas dan Zidan harus datang ke kantor. Ayu tertidur di sofa dan hanya Hyuna lah yang menjaga anak gadisnya itu.

Sebagai ibu yang gerak cepat dan terlalu peka, dia langsung keluar dari ruangan untuk menuju ke kantor perawat. Wanita paruh baya itu menginfokan keadaan Ara kepada perawat yang berjaga. Dua perawat yang tengah bersantai itu langsung sigap berlari masuk ke dalam kamar Ara, mengecek kondisinya terlebih dahulu sebelum menelepon seseorang.

“Mbak, ini bagaimana?” Hyuna bertanya setelah melihat perawat yang tidak menelepon keluar dari kamar Ara dengan berlari juga.

Perawat yang menelepon, selesai dengan kegiatannya dan memasukkan ponsel kembali ke saku. Dia kemudian menatap Hyuna yang terlihat sangat khawatir.

“Dokter Akasa sedang perjalanan ke sini, Ibu. Tadi dokter berpesan agar tidak memberikan nona Ara tindakan di luar perintah selain mengganti infus. Rekan kerja saya sedang mengambilkan infus pengganti untuk menstabilkan keadaan nona Ara,” jelas perawat itu panjang lebar.

ANOTHER LILY {~END~} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang