BIR

13 12 0
                                    

“Jika waktu bisa di ulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jika waktu bisa di ulang. Aku akan mengulangnya sampai aku sadar bahwa seharusnya pikiran itu tidak terjadi karena aku menjadi tidak memiliki apa pun.”

Surabaya,
Sabtu, 5 Agustus 2023.

MENGETAHUI SEBUAH FAKTA yang sangat tidak diinginkan oleh Bella membuatnya frustrasi parah. Dia menatap jalanan yang ramai itu dengan tajam. Sepenggal kalimat dari Brya tadi sungguh membuatnya terngiang-ngiang.

“Maaf, aku membatalkan perjodohan ini, Bel.”

Bella ingin menangis ketika kalimat itu terus berputar di pikirannya. Dia tidak ingin menyalahkan siapa pun karena ini. Dia hanya tidak menyangka karena Brya memberinya alasan untuk tidak bisa bersama dengan seseorang yang berbeda keyakinan darinya.

“Emang kamu pernah liat aku ke gereja ‘kah, Bry? Gak pernah ‘kan?” Bella bergumam sendiri sambil menangis dan memukul-mukul setir mobilnya. Perempuan itu mengusap air matanya dengan kasar, “kalau kamu ingin aku masuk agamamu, tuntun aku! Tuntun aku agar layak bersanding denganmu.”

Bagi ibunya, Bella adalah umat yang taat ke gereja. Setiap minggu, perempuan itu selalu berpamitan untuk pergi beribadah. Namun, siapa sangka Bella justru pergi mencari makan dan nongkrong di kafe pada hari beribadah itu.

Ibu Bella tidak pernah memaksa Brya untuk mengikuti agamanya karena dia tahu bahwa perlahan pasti lelaki itu akan terbuai oleh ketaatan Bella dan berganti kepercayaan. Bella mengetahui itu dari tetangganya yang sering mengobrol dengan sang ibu. Tetangganya berkata kepada Bella tentang semua apa yang telah diceritakan oleh ibunya.

Setirnya tiba-tiba membelok ke sebuah bar di tengah kota. Sore hari menjelang magrib seperti ini, bar telah terlihat ramai pengunjung. Bella memarkirkan mobilnya dengan asal-asalan lalu masuk ke dalam bar tersebut dengan menunjukkan kartu tanda penduduknya kepada seorang laki-laki yang bertugas menjaga di depan pintu masuk Bar.

Sebenarnya, Bella tidak bisa minum minuman beralkohol. Dia takut bahwa nanti akan mabuk berat hingga lupa daratan. Perempuan itu kemudian berkata kepada bartender untuk membuatkan minuman dengan kadar alkohol yang sangat rendah. Berharap dia tidak akan mabuk berat setelah meminum minuman itu. Sekaligus untuk jaga-jaga, dia memotret bartender yang sedang membuatkan pesanannya dan dia kirim kepada Brya.

Bella tersenyum semringah ketika pesan darinya dengan cepat dilihat oleh sang empu. Tak lama, notif di layar menunjukkan bahwa Brya sedang mengetik. Sebelum Brya membalas pesan darinya, Bella terlebih dahulu mengirim lokasi keberadaannya sekarang.

Pesan terbalas dengan cepat, Bella bertepuk tangan antusias. Sungguh mudah sekali mendapatkan perhatian dari seseorang yang baru saja menghancurkan hatinya ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANOTHER LILY {~END~} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang