FAKTA TERSEMBUNYI

11 13 0
                                    

“Diam bukan berarti tidak peduli

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

“Diam bukan berarti tidak peduli. Melaju santai tanpa pergerakan berlebih akan membuat semuanya terlihat natural untuk diketahui.”

Surabaya,
Kamis, 24 Agustus 2023.

“KAU TAHU APA YANG LEBIH LUCU DARI ZOYA, BANG?”

Dimas mengalihkan pandangannya ke arah Zidan yang kini tersenyum miring sambil menatap depan. Sesekali Zidan terpejam dan terkekeh pelan.

“Apa?” sahut Dimas.

Zidan lantas menoleh dengan perlahan ke arah Dimas, kemudian menunjukkan sebuah foto di layar ponselnya. Foto yang menampilkan CCTV basemen kantor ketika seseorang laki-laki keluar dari mobil Ford milik Dimas dengan pakaian serba hitam.

“Laki-laki?” Dimas kemudian dengan cepat menatap Zidan tajam selama beberapa detik. Foto itu tak mampu membuatnya berkata-kata lagi saking terkejutnya.

“Ternyata perempuan ini sangat cerdik ya, Bang.” Zidan tertawa setelahnya. Dia sangat heran dengan jalan pikiran dalang di balik semua masalah ini. Kenapa dia harus rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk memiliki seseorang yang berpikir secara dewasa saja, masih tidak mampu.

Apa spesialnya Brya bagi dia sampai-sampai ingin menyelakai orang lain hanya untuk memuaskan nafsunya?

Selama ini, Dimas dan Zidan selalu dikelilingi para pengawalnya dari kejauhan. Dimas dan Zidan sengaja karena dia tidak ingin terlihat mencolok. Lagian kalau di total yang mengelilingi mereka lebih dari sepuluh pengawal. Hanya satu yang melindunginya dari dekat, yakni pak Bobi. Menjadi pemilik perusahaan terbesar membuat Dimas sering kali merasa terancam. Tetapi sejauh ini tidak ada yang menyangkut-pautkan anggota keluarganya.

Tak lama, sebuah notif terpampang di layar ponselnya lagi. Sebuah email asing yang masuk ke email milik kantor.

Ekspresi Zidan dengan cepat berubah. Dia menautkan kedua alisnya heran dan lantas bergerak membuka emailnya. Sebuah email yang dikirim langsung oleh sang empu tanpa harus menggunakan nama samaran untuk identitasnya. Karena setelah Zidan membacanya, dia lantas melacak email tersebut. Benar saja, lokasi email itu berada di kota Semarang.

“Kenapa Dan?” Dimas menyadari perubahan raut wajah adik sepupunya itu. Dia lantas ikutan mengintip ke arah ponsel Zidan. Namun, ponsel yang tidak bisa tembus pandang jika dilihat dari samping itu, membuat Dimas berdecak pelan karena tidak bisa melihat apa-apa.

“Bang....” Zidan memanggil. Tanpa basa-basi lagi, dia memberikan ponselnya ke arah Dimas yang langsung diterimanya dengan cepat.

“Apa Dan?” sahut Dimas sambil bergerak melihat ke layar ponsel. Dalam beberapa detik pun, Dimas melotot tak percaya ketika membacanya.

Sebuah Email dari Dinda, seorang dokter yang pernah bermasalah dengan Ara dulu.

Sebuah Email dari Dinda, seorang dokter yang pernah bermasalah dengan Ara dulu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
ANOTHER LILY {~END~} Donde viven las historias. Descúbrelo ahora