PAWAI KARNAVAL

11 12 0
                                    

“Selalu ada kesempatan kedua maupun ketiga di dunia ini untuk memperbaiki kesalahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Selalu ada kesempatan kedua maupun ketiga di dunia ini untuk memperbaiki kesalahan. Jika kamu mendapatkannya, maka gunakan sebaik mungkin agar tidak menyesal di kemudian hari.”

Surabaya,
Minggu, 20 Agustus 2023.

KEKACAUAN yang terjadi tidak menjadi alasan pawai karnaval di tunda atau dibatalkan. Posisi raja dan ratu telah diganti oleh Abimanyu dan Zevannya. Ini adalah permintaan dari Ara, sekaligus kalau Abimanyu berada di atas mobil kerajaan, dia jadi lebih mudah untuk mengamati keadaan sekitar.

Ara sempat melihat Brya yang berbicara dengan Dimas di depan rumah. Namun, setelah kejadian tersebut, laki-laki itu tidak menampakkan dirinya sampai sekarang bak hilang di telan ikan paus.

Pengawalan prajurit di ganti oleh anggota karang taruna yang lain. Semua di rombak dan dalam satu malam, latihan selesai di laksanakan. Abimanyu sedikit putus asa, dia benar-benar takut akan tampilan dari kompleknya nanti. Kalau sampai kalah, entah apa kata orang-orang kemudian.

Ayu masih dalam pemulihan di rumah sakit dan Dimas selalu menjaganya. Bahkan dia tak pergi ke kantor untuk bekerja. Baju-bajunya juga dibawakan Hyuna dari rumah. Azka tetap di rumah bersama Ara dan Hyuna. Untung bocah kecil itu tidak rewel, jadi, mudah bagi Ara dan Hyuna untuk memberi alasan agar tidak mencari ibunya, alih-alih meminta pergi ke rumah sakit karena anak kecil tidak boleh memasuki kawasan tersebut.

Ara diam-diam tetap ikut pawai karnaval ditemani dengan Akasa. Dia menjadi rakyat biasa yang dilanda kemiskinan di era kerajaan yang pamer kekayaan. Semua konsep benar-benar di rubah total, Dea yang awalnya memimpin barisan ibu-ibu bernyanyi bergembira, kini memimpin para rakyat yang mengeluh atas kepemimpinan Raja.

Ara yang selesai di dandani oleh Dea di kantor karang taruna itu tersenyum miris melihat kaca. Riasan wajahnya terlihat lebih gelap daripada kulit aslinya, sangat-sangat menceritakan rakyat biasa yang belum mengenal zaman modern tentang perawatan kecantikan diri.

Selepasnya, mereka berdua keluar dari ruangan menuju ke halaman depan. Suasana yang masih setengah gelap, matahari belum menampakkan diri, telah ramai oleh banyak orang. Tak terkecuali Zevannya yang kesusahan memakai gaun ratu—gaun yang seharusnya di pakai oleh Ara.

Ara tersenyum miring lantas menyenggol lengan Dea, “Zev masih bisa santai-santai aja, ya?”

Dea mengangguk lalu menaikkan sebelah alisnya, “kalau beneran Zevannya, kamu mau apa, Ra?”

Ara lantas menatap Dea sambil tersenyum paksa, “mau tau alasannya aja sih, selanjutnya biar hati dan tubuhku yang berbicara.”

Satu-persatu yang tadinya belum datang, akhirnya datang juga. Bahkan Akasa yang berjalan kaki dari rumah Dimas menuju ke kantor karang taruna juga telah sampai. Akasa masih menginap di rumah Dimas, selain untuk memantau keadaan Ara, dia juga menemaninya karena Dimas dan Ayu sedang di rumah sakit. Jadinya, setelah mengantar Ara ke kantor karang taruna menggunakan sepeda motor pak Bobi, dia kembali lagi ke rumah untuk mandi dan kemudian datang ke kantor karang taruna lagi.

ANOTHER LILY {~END~} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang