13. Perfect Pain

135 16 8
                                    

13 Perfect Pain

.

Suasana ruangan terasa sepi dan hening, di dalamnya terdapat seorang pria dengan setelan rapi duduk di kursi kebanggaannya. Ia tengah meneliti dokumen-dokumen perjanjian kerja serta hasil dari jerih payah orang-orang di bawah naungan perusahaannya yang telah diserahkan padanya. 

Kaisar Jatmika, pria dengan usia matang dan memiliki paras rupawan. Beberapa teman seusianya bahkan sudah memiliki dua anak, sementara ia baru saja menikah sekitar dua bulan yang lalu bersama seorang perempuan yang bahkan sebelumnya tidak pernah dilirik olehnya. 

Ia tahu siapa Elena Sienna, sepupu Clara. Wanita yang terkadang dijumpainya saat berkunjung di rumah keluarga Budiawan. Bahkan beberapa kali Clara menceritakan keakrabannya dengan Elena. Meski Kaisar hanya mendengarkan dan merespon ketika mantan tunangannya itu meminta balasan.

Kaisar sedikit tahu alasan kepergian Clara pada hari pernikahan mereka, dan ia tak menahan kepergian wanita itu sama sekali. Sejak awal, hubungan mereka hanya sekedar untuk menjalin bisnis keluarga. Selama ini, keduanya berusaha untuk saling jatuh cinta, namun rupanya tak semudah yang mereka pikirkan. Ia dan Clara cocok sebagai teman, namun untuk saling menaruh rasa sepertinya bukan hal mudah. Clara mencintai lelaki lain, begitu pun dengan Kaisar. Pria itu masih terjebak dengan seseorang di masa lalu.

Hanya saja, cara Clara pergi tak seperti yang Kaisar bayangkan. Wanita itu hampir saja mempermalukan keluarga Kaisar, dengan menghilang di hari pernikahan. Mestinya akhiri saja dengan baik-baik, bicara dengan keluarga masing-masing. Kaisar akan ikut untuk melancarkan aksi tersebut, tanpa harus memutus perjanjian bisnis keluarga.

Kaisar mencoba mengalihkan fokus, ada banyak pekerjaan menanti. Memikirkan hal semacam itu hanya dapat menunda kewajibannya. Ia kembali membaca dokumen dengan serius, mengamati angka-angka penjualan yang tertera di sana. Data tersebut disusun rapi dan runut, akan tetapi terdapat beberapa kata yang salah dalam pengetikan, Kaisar yang perfeksionis merasa terganggu. 

Bagaimana bisa dokumen seperti ini lolos dan masuk ke ruangannya? Apa tidak di cek dengan benar? 

Bukan kesalahan fatal memang, hanya saja Kaisar tak suka dengan kesalahan kecil tersebut. Ia mengartikan bahwa seseorang yang mengerjakannya tidak teliti sama sekali. Pada akhirnya, Kaisar meminta salah satu asistennya untuk menyampaikan kesalahan kecil itu pada bagian pemasaran.

"Katakan pada orang yang mengerjakan ini untuk mengantarkan langsung berkas yang telah diperbaiki ke ruangan saya!" titah Kaisar pada asistennya. 

"Baik, Pak." Asisten Kaisar yang merupakan seorang pria pergi meninggalkan ruang kerja.

Hari ini, Kaisar merasa ia sedikit sensi. Pertemuan tak sengaja dengan mantan kekasih hatinya beberapa hari yang lalu amat mengganggu pikiran. Wanita itu muncul dengan menggandeng seorang bocah perempuan menggemaskan. Kala itu, ia tak berani mendekat. Tak ingin terlalu berharap, mengingat wanita itu sudah menikah dengan pria lain.

Denyutan itu hadir seketika. Seakan meremas hatinya hingga terasa sakit. Kaisar benci dirinya yang masih mencintai Savira Angelica, wanita yang dulu amat ia cintai. Wanita yang lebih memilih pria lain dibandingkan dirinya. Pria yang kala itu lebih mapan, walau usianya berada jauh di atas Savira.

Beruntung Kaisar tak berlarut dalam duka, sebab suara decitan pintu tercipta ketika seseorang membukanya. Perhatian Kaisar tertuju ke depan, di sana berdiri sang Ibu dengan gaya anggun, melangkahkan tungkainya menuju ke arahnya. Entah dalam rangka apa wanita yang melahirkannya itu datang.

"Ada urusan apa Mama datang kemari?" tanya Kaisar. Ia kembali menyibukan diri dengan dokumen di tangan.

"Memangnya Mama tidak boleh mengunjungimu, Kai?" balas Devita seraya menjatuhkan bokongnya pada sofa empuk yang ada di ruang kerja anak tertuanya itu.

Perfect PainDonde viven las historias. Descúbrelo ahora