Kakak

1.1K 116 8
                                    

Malam itu suasana terasa dingin, pemuda yang tengah duduk di kursi depan toko roti milik Ama, sedang sibuk melipat bajunya itu, tak sengaja menemukan ponsel yang belum sempat ia sentuh sedari pagi karena sibuk. Harvi membuka ponsel tersebut, berniat untuk menghubungi nomor kakaknya. Tapi tak kunjung terkirim dan dibalas, akhirnya ia masuk kembali ke dalam toko untuk menanyakan hal itu pada Ama.

"Ama! Ini ponselnya Harvi kenapa? Rusak ya? Harvi mau kabarin Kakak." Tanya Harvi pada Ama yang tengah sibuk menghitung total uang hari ini, meski dalam keadaan sibuk, Ama lebih mendahulukan Harvi, lalu melihat ke arah ponsel milik pemuda itu.

"Kacamatanya Ama nak. Tolong" Ujar Ama, Harvi mengangguk menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Ama, lalu mendapati kacamata Ama. Harvi memberikan kacamata tersebut sembari tersenyum, lalu memperhatikan apa yang dilakukan oleh Ama pada ponselnya.

"Katanya om Teguh, kalau gini harus punya kuota nak. Kamu punya tidak?" Tanya Ama yang di gelengkan kepala oleh Harvi.

"Ouh! Pakai WiFi bisa kok! Ama punya WiFi di toko, om Teguh yang pasang. Ama bisa kok sambungin nya." Terus Ama, sesegera mungkin Ama membantu untuk menyambungkan WiFi dan ponsel milik pemuda manis itu, Harvi mengamati dengan seksama apa yang dilakukan Ama, berhasil. Akhirnya WiFi dan ponsel tersebut telah tersambung, Harvi tersenyum gembira ketika mendapati hal tersebut. Ama juga turut tersenyum melihat tingkah Harvi

"Wih! Ama bisa. Terimakasih yaaa!!!" Jawab Harvi, Ama mengangguk sembari menggosok kepala Harvi pelan

"Ama penasaran sama Kakak mu Vi. Ama boleh liat ndak?" Tanya Ama yang di anggukan kepala oleh Harvi, ia membuka galerinya. Memperlihatkan foto fotonya bersama Mada dulu

 Memperlihatkan foto fotonya bersama Mada dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini di fotokan bunda, mau pergi main." Ujar Harvi sembari menunjukkan gambar yang muncul di ponselnya, Ama melihatnya dengan seksama, senyumnya terukir.

"Pipi kamu seperti roti nya, Ama. Besar, sama kaya sekarang, tapi sekarang sedikit kempes ya?" Tanya Ama sembari memekik senyuman kecil, Ama mencubit pipi milik pemuda tersebut. Harvi hanya tersenyum malu ketika Ama mencubit pipinya itu.

"Ama suka tidak sama fotonya? Harvi suka banget, Ama." Jawab Harvi seraya mengusap layar ponselnya.

"Suka. Lucu ya?" Jawab Ama, Harvi mengangguk pelan

"Oh iya! Kakak." Harvi pun segera membuka aplikasi berwarna hijau yang pernah diajarkan oleh Kakaknya dulu, untuk melihat balasan dari sang Kakak.

" Harvi pun segera membuka aplikasi berwarna hijau yang pernah diajarkan oleh Kakaknya dulu, untuk melihat balasan dari sang Kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Harvi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang