Ps...
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers
So, let's reading...
#…………….#
Pintu kamar mandi terbuka sedikit, memunculkan kepala pirang yang tersembul dari baliknya.
"Iruka Sensei.." Panggil si pirang di sana
Iruka yang mendengarnya sontak menoleh, hanya untuk melihat cengiran kecil dari bibir makhluk berambut pirang tersebut.
"Apa??" Tanya si guru berpangkat chunnin tersebut.
"Aku lupa membawa baju ganti, hehe.."
Tanpa banyak bicara, Iruka segera mengambilkan satu set pakaian milik Naruto dari lemari cokelat nya.
"Tunggu dulu, jaket atau kaos, bocah??"
"Kaos saja, Sensei.."
Iruka mengangguk mengerti, tangannya memilah mencari kaus santai berlengan pendek. Dan begitu pakaian yang ia cari berhasil ditemukan, dia menarik nya.
Kemudian si Sensei akademi menghampiri murid bandel nya, lalu menyerahkan benda di tangan.Tanpa basa-basi, Naruto mengucapkan terima kasih dan kembali menutup pintu setelah menerima se-set pakaian dari Sang guru.
Tak lama kemudian, Naruto kembali muncul. T-shirt putih dan celana hitam mencapai 1/3 dengkul terpasang apik di badannya.
Dia menghampiri Kakashi dan Iruka dengan tangan sibuk mengusap rambut yang basah menggunakan handuk. Wangi jeruk dan mint menguar di sekitarnya, memberikan wangi menenangkan pada sekitar.
Naruto meletakkan handuk pada tempatnya setelah dia menyelesaikan rambut miliknya yang basah.
Iruka menarik Naruto untuk duduk melingkar di lantai bersama Kakashi,
mata Iruka menyipit menatap Naruto, bermaksud meminta penjelasan."Apa?"
Naruto malah bertanya tak paham, belum lagi raut wajahnya juga memberi kesan tak tau apa-apa.
Senyum paksa muncul bersamaan gurat perempatan imajiner di dahi si chunnin. Oh ayolah, apa si pirang ini tak mengerti kemana arah pembicaraan mereka?
"Bisa kamu jelaskan, Naruto?"
"Soal Sasuke?"
Si pirang kembali bertanya, memasang wajah bodoh, hanya untuk membuat Iruka mengerang kesal. Mantan guru Naruto saat di akademi itu merutuki sifat lemot Naruto yang harus muncul di saat seperti ini. Iya, salah satu sifat menyebalkan si pirang yang terkadang amat sangat menjengkelkan.
"Ya jelas Sasuke, bodoh!! Kamu kira yang ku tanya itu Sakura?!"
Naruto hanya memberikan senyum konyol kilatnya, baru menyadari kemana jalur pertanyaan sang guru.
"Yah, apa yang harus aku jelaskan, Sensei?"
Kakashi diam menyimak. Bahkan dia hanya bertopang dagu, sementara mata dan telinganya memperhatikan percakapan antara si genin dan chunnin. Dia malas ikutan berdebat. Sayang sekali buku legend Icha Icha Paradise nya lupa ia masukkan ke dalam saku celana, jadi dia tidak bisa menyimak sambil membaca kemesuman.
"Semua! Jelaskan semuanya! Kamu tidak berniat menyembunyikan nya dari ku, kan, Naruto?"
Suara Iruka terdengar seperti genderang maut di telinga si pirang. 'Kenapa kata-kata Sensei malah seperti aku ketahuan berselingkuh darinya?' Naruto membatin nelangsa.
"Baiklah baiklah, akan aku jelaskan serinci-rinci nya, Sensei. Tapi tolong ya, Aku tidak mau dianggap seperti seseorang yang tukang selingkuh karena kata-katamu itu. Nanti kalau aku di-sleding para reader, bagaimana??"
Pertanyaan Naruto itu hanya dibalas Iruka dengan memutar bola matanya malas.
~~
"Jadi begitu?" Iruka bertanya setelah dia mendengar keseluruhan cerita Naruto.
"Bukan, tapi begini.." celetuk Naruto, menimbulkan satu senyuman angelic dari Iruka.
Senyum manis yang bukan nya menyenangkan, malah membuat bulu kuduk meremang. Naruto bergidik pelan begitu melihat senyum itu. Oh ayolah, dia terancam!!
"Ya ya ya, gomen nee.." dia berujar sambil memasang wajah memelas, jangan sampai Iruka melanjutkan kemarahan nya.
"Lalu sekarang, apa yang akan kamu lakukan untuk selanjutnya, Naruto?" Tanya Kakashi, tidak lagi diam seperti batu.
"Yah, tidak ada, Kakashi Sensei. Racun dari segel ular sialan itu sudah berhasil aku hilangkan bersama Kyuubi. Tinggal racun Omega yang ada di tubuh Sasuke saja sekarang. Tapi Kyuubi bilang, itu bukanlah racun yang bisa dengan mudah dihilangkan. Apalagi obat penawarannya hanyalah chakra ku sebagai Alpha si Omega." Naruto menghela nafas panjang.
"Juga, racunnya hanya bisa keluar secara berkala.."
"Kudengar dari Kakashi, kamu berniat menolak misi? Jadi bagaimana kamu akan mendapatkan uang?"
"Untuk itu, sejujurnya aku punya beberapa tabungan, Sensei. Meskipun memang tidak terlalu banyak, tapi mungkin cukup sampai beberapa waktu ke depan. Dan aku juga tidak seterusnya vakum. Kalau Sasuke sudah lebih baik, setidaknya dia bisa lah ikut bersamaku, ya aku akan kembali meminta misi."
Guru si pirang mengangguk mengerti dengan rencana Naruto. Lagi pula kalau kepala durian itu terus meninggalkan misi, tabungannya tetap akan habis terkuras tanpa pemasukan.
Mereka mengobrolkan hal-hal lain hingga empat puluh lima menit kemudian.
"Hati-hati di jalan, Sensei.." ujar pemuda bermanik sapphire pada Kakashi dan Iruka yang sudah berada di luar apartemennya, dibalas anggukan mengiyakan dari keduanya.
Saat dua orang itu hilang dari pandangan, Naruto menutup pintu, kembali ke kamar untuk memeriksa Sasuke.
Dia berharap chakra Sasuke sudah stabil, tidak berantakan lagi seperti sebelumnya.
Sementara di sisi lain, dua jounin dan chunnin Konoha yang baru selesai berkunjung dari rumah Naruto, salah satu nya menatap salah satu rumah makan yang terlihat tidak terlalu ramai di pinggir jalan.
"Ayo makan dulu, aku lapar!"
#...........#
Vote and comment please 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm here, with you..
FanfictionSang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan kutukan yang sebelumnya telah tertanam dari segel Orochimaru, dan chakra asing dari sebuah pohon. K...