31. Not a burden

2.1K 184 7
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers

So, let's reading...

#…………….#

Hidungnya mengerut, mulutnya mengerang, matanya terpejam sejenak. Jemarinya menarik rambut jabrik kuning dengan kesal.

"Sialan!! Kenapa aku harus lupa lagi untuk membawa baju?!" Naruto memaki dirinya sendiri.

Dia merutuki sifat lupanya yang lagi-lagi muncul.

Lagi dan lagi dia lupa untuk membawa pakaian ke kamar mandi, lupa bahwa kini dia tidak sendirian di dalam kamar tidurnya.

Naruto menyembulkan kepala dari balik pintu kamar mandi yang ia buka sedikit, melihat ke seseorang di atas ranjang. Naruto memicingkan mata, memperhatikan gundukan di balik selimut yang bergerak naik turun dengan teratur, tanda bahwa Sasuke masih terlelap tidur.

Berpikir ada kesempatan, Naruto segera melesat menuju lemari dengan hanya bermodalkan handuk di pinggang yang menutupi tubuh polosnya. Sebenarnya, bisa saja dia memakai pakaian yang sebelumnya dia pakai. Tapi gara-gara kecerobohannya, si pirang durian malah menjatuhkan pakaian tersebut tepat ke air. Membuat t-shirt dan celananya basah semua.

Begitu dia membuka lemari, dia segera mengambil asal pakaian yang dibutuhkan. Sayangnya karena Naruto terlalu rusuh, terlalu gerasak-gerusuk, handuk yang cuma selembar itu meluncur turun, hingga Naruto terpaksa mengekspos tubuh bugilnya.

"Sial!!" Naruto berseru tertahan, mata birunya melotot.

Terburu-buru dia meraih handuk yang melorot di bawah kaki, lalu lari secepat kilat masuk kembali ke tempat dimana sabun dan kawan-kawannya berada. Tidak sempat melihat wajah Uchiha terakhir yang memang sejak tadi menghadap ke arah yang sama dengan posisi lemari, timbul warna-warna merah muda menjalar sampai ke telinga.

'Dobe idiot!!' Sasuke menghardik dalam hati.

Iya, dia melihat si bodoh ceroboh itu telanjang bulat depan penyimpanan pakaian. Dia bangun saat mendengar suara grusukan Naruto, sewaktu handuk jatuh ke lantai.

Menyesal dia membuka mata!!

Naruto kembali keluar setelah membungkus diri, berpikir kalau Sasuke masih tidur, dan tidak terganggu akibat kelakuannya tadi.

Dia mendapati tempat Sasuke tidur, memperhatikan si rambut hitam yang berusaha terlihat masih terlelap.

Si pirang mengerutkan kening, 'sepertinya Sasuke sudah bangun, semoga baru saja.' batinnya berdoa

"Sasu," panggilnya sambil menyingkirkan helaian rambut menjuntai di depan wajah Sasuke.

Sasuke diam, tidak mau merespon, dia masih sibuk memaki orang di hadapannya karena kejadian tadi.

"Aku tahu kamu sudah bangun, Teme. Segera bersihkan diri sana, Aku tunggu di dapur." Ujar Naruto.

Dia mengusap puncak kepala Sasuke dengan sayang, setelah itu berjalan pergi dari kamar untuk menyiapkan sarapan terlambat mereka.

Begitu Naruto hilang dari balik pintu yang ditutupnya, Sasuke duduk di tempat pembaringan. Dia menyentuh bagian yang lagi-lagi di usak oleh si pirang, sambil menatap arah perginya jinchuuriki kyuubi. Menghela nafas pelan, lalu bangkit dan pergi mandi.

~~

"Naruto."

Yang dipanggil menoleh begitu dia mendengar suara orang lain memanggilnya, mendapati Sasuke berjalan mendekat.

"Ya kenapa, Sasu?" Tanya nya sambil memindahkan kari dari panci ke dalam mangkuk, lalu dia bawa ke meja makan.

"Bisa aku pergi ke distrik Uchiha?" Gumaman Sasuke cukup pelan, hampir tak terdengar.

Beruntung Naruto mempunyai indra pendengaran yang sangat tajam, jadi dia masih bisa mendengar jelas apa yang dikatakan si raven.

"Untuk apa, Sas?" Bukannya menjawab, dia malah balik bertanya.

"Hanya ingin." Jawab Sasuke singkat.

"Hmm, silakan saja, nanti akan ku temani." Naruto mengangguk mengiyakan.

"Ta--"

"Tidak ada penolakan! Pergi bersamaku atau tidak sama sekali!"

"Terserah." Sasuke menghela nafas pelan.

Dengan telaten, Naruto memindahkan kari dari mangkuk besar ke dua mangkuk biasa. Kemudian menarik Sasuke agar si raven itu segera duduk.

"Ayo, makan dulu."

Sasuke menurut tanpa menjawab ucapan bernada perintah si pirang. Naruto juga menarik kursi, duduk di samping Sasuke dan makan bersama.

Sasuke terdiam sejenak setelah suapan kedua, menimbulkan kekhawatiran pada pemuda di samping kanannya.

"Kenapa? Apa tidak enak?" Tanya Naruto.

Dia juga menghentikan suapan nya, memandang raut wajah Sasuke dari samping, berpikir bahwa makanan buatannya tidak enak di lidah pemuda itu.

Sasuke menggeleng, dia bergumam kecil, "ini enak, Naru." Dia kembali melanjutkan makan yang tertunda.

"Syukurlah, ku kira rasanya tidak sesuai dengan lidahmu." Naruto menggaruk pelan rambut bagian samping dekat telinga, menggunakan telunjuk.

Setelah selesai, si pirang merapikan meja. Sementara Sasuke juga tidak ingin diam saja, jadilah dia ikut membantu, membawa mangkuk kotor ke wastafel lalu mencucinya.

Si raven itu tidak menghiraukan ucapan Naruto yang melarangnya mencuci piring dan menyuruh dia kembali istirahat.

"Sasu, sudah kubilang biar aku saja." Kata Naruto menghampiri si Uchiha yang sedang menyabuni alat-alat dapur kotor. Dia membilas benda yang sudah Sasuke sabuni.

"Aku tidak ingin jadi beban."

Naruto mengerutkan kening, meletakkan piring bersih di tempatnya, lalu menghela nafas pelan.

"Tidak ada yang menganggap mu beban. Kalaupun ada, itu bukan aku."

Naruto mengambil alih spons di tangan Sasuke. Tanpa kata, dia melingkar kan tangannya di pinggang si raven, membuat pemuda rambut hitam itu ada di pelukan nya. Lalu melanjutkan pekerjaan membasuh piring. Tak menghiraukan Sasuke yang bergerak kurang nyaman.

#.........#

Vote and comment please 💗

I'm here, with you..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang