67. Dandelion

1.7K 166 10
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers

So, let's reading...

#................#

Karena kesal, Sasuke keluar dari gubuk. Meninggalkan Naruto yang sedang mengusap-usap kepala nya yang terjedot lantai. Sasuke bodoamat, salah sendiri membuat orang emosi.

Ngomong-ngomong, pintu gubuk masih tergeletak mengenaskan setelah terkena Rasengan Naruto. Sasuke tau hal tersebut karena Naruto sempat memberi tau nya. Sasuke sendiri heran, si pintu kok tidak hancur? Kena Rasengan loh ini. Lupa dia, kalau pintunya dialiri oleh chakra miliknya sendiri.

Dia berjalan ke samping kiri gubuk, lalu berjongkok di depan segerombol tanaman Dandelion liar yang sudah saatnya untuk gugur.

Dengan iseng dia menoelkan telunjuk pada tangkai dandelion itu. Membuat serbuk-serbuk bunga tersebut terlepas dari tangkai, yang lalu terbang terbawa angin. Matanya memandang hujan serbuk Dandelion tersebut dengan tatapan antusias, dia juga berkali-kali meniup bunga yang berterbangan di sekitar wajahnya. Tingkah yang mirip anak kecil itu, diperhatikan intens oleh Naruto yang senyum kecil terbit di bibirnya. Pemuda pirang tersebut tadi menyusul Sasuke yang keluar dari gubuk.

Mau sekelam apapun hidup si soulmate, mau segalak dan sedingin apapun sifat nya, Naruto tahu kalau pemuda itu tetaplah pemuda polos nan lugu yang dibesarkan sebagai seorang anak bungsu.

Dan anak bungsu tetaplah bungsu, anak yang dilimpahi kasih sayang dari anggota keluarga nya. Jelas Sasuke tetap akan memiliki sisi kekanakan nya sendiri.

Seandainya tidak ada tragedi berdarah Uchiha, Naruto yakin Sasuke akan tumbuh menjadi pemuda Uchiha paling penuh senyuman dalam klan-nya. Mengingat Sasuke dulu adalah bocah manis menggemaskan, yang selalu memiliki ekspresi penuh di wajah. Belum lagi Itachi yang selalu memberi kasih sayang penuh sebagai seorang kakak.

Ngomong-ngomong, pemandangan Sasuke yang dikelilingi serbuk Dandelion dengan latar belakang hutan adalah hal yang sangat indah di pandangan matanya. Seandainya saja dia membawa--

Tunggu-tunggu!!

Rasanya ada!!

Naruto sontak mengalirkan chakra pada segel penyimpanan yang sengaja ditanam dekat tengkuk. Dan Naruto tersenyum lebar saat sebuah kamera jatuh ke tangan. Dengan segera, dia mengambil beberapa potret candid Sasuke dengan lebih dari tiga angle yang berbeda. Dia lalu menatap puas foto-foto yang didapat.

Sepulangnya mereka nanti, dia akan meminta Sai supaya melukisnya. Akan dia pajang lukisan tersebut di setiap sudut apartemen yang bisa dia jangkau. Coba saja kalau dia bisa melukis, pasti akan dia gambar sendiri wajah indah Sasuke.

Naruto menyimpan kembali kamera tersebut, lalu berjalan menghampiri Sasuke. Yang didekati menoleh karena ia mendengar langkah kaki di belakangnya.

Sasuke memperhatikan penampilan Naruto dari bawah ke atas.

Resleting jumpsuit oranye hitamnya terbuka, menampilkan kaos jaring berwarna hitam di dalamnya, yang melekat pada tubuh si pirang. Hittai-ate nya nampak menyembul dari kantung baju, belum digunakan. Sebelah celana Anbu yang dipakai tergulung hingga lutut. Tapi yang membuatnya gagal fokus adalah rambut pirang Naruto, terurai tanpa ada ikat kepala yang menghalangi. Wajah Naruto terlihat lebih eksotis dan tampan. Kulit tan nya bukan membuat jelek, malah membuat Naruto tampak lebih memesona.

Tanpa sadar Sasuke menatap wajah sang alpha dengan mata tak berkedip.

"Naa Sasuke, aku akan pergi dulu, Bunshin ku sudah ada di dalam." Ucap Naruto sambil tangannya mengacak-acak rambut legam Sasuke, membuat Sasuke sadar dari keterpakuan nya.

Segera Sasuke memalingkan wajah, tidak mau Naruto menyadari kalau dia sempat terpesona dengan wajah si pemuda berambut jabrik.

"Sana pergi!" Jutek Sasuke berusaha menutupi rasa malu nya.

"Iya iyaa, ini aku mau berangkat kok. Kau jangan kemana-mana, ya. Boleh keluar, tapi kalau kau mau ditemani Bunshin ku. Itu pun jangan jauh-jauh, kau kan belum lepas dari heat. Tapi jika tidak--"

"Tidak usah mengancam! Aku juga tidak berminat jalan-jalan!" Delik Sasuke kesal. Tangannya bergerak mengambil segenggam tanah, bersiap melempar nya jika si kuning kembali berceloteh ria dan bukannya segera berangkat.

"Hey?! Jangan lempar aku pakai tanah, ya! Nanti rambut ku kotor kalau kena." Naruto segera bergeser empat langkah ke samping kiri, menjauh dari jangkauan tangan Sasuke yang sudah akan melempar nya.

"Biar saja! Lagian kau belum mandi!"

"Ya memang belum, tapi tidak mandi sebulan pun aku akan tetap wangi, kok." Naruto berseru bangga.

"Wangi ketek asam maksud mu?!"

"Bukan lah!" Naruto balas mendelik.

"Ya kalau bukan lalu apa?"

"Wangi bunga aishiteru, Sasuuuu.."

Giliran Sasuke yang mengerutkan kening, memang ada wangi bunga aishiteru? Memang ada nama tumbuhan atau apapun yang seperti itu? Bukannya aishiteru itu sebuah kata ya?

"Aishiteru??"

"Aishiteru mo."

Sa ae lu Bambang 😭

Wajah Sasuke merah padam. Naruto terkekeh kecil melihat nya.

"Ya sudah kalau begitu. Ittekimasu." Ujar Naruto memberi senyuman lebar.

"Hnn.." sahut Sasuke dengan deheman singkat.

Naruto merengut dengan kening berkerut mendengar jawaban si omega. Masa hanya 'hnn'?! Kurang harmonis sekali. Untung Naruto mengerti sifat tsundere si raven. Tapi tetap saja, dia kan ingin jawaban lain untuk ucapan nya.

"Kau tidak mau bilang apapun selain hnn lagi begitu?" Tanya si pirang memasang wajah cemberut.

"Apa?" Sasuke balik bertanya dengan raut wajah tanpa dosa.

"Ya tidak mau bilang itterasshai, begitu? Aku mau pergi dulu loh ini.."

"Hnn.."

#...........#

Vote and comment please 💗

I'm here, with you..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang