PART 12

3.5K 296 42
                                    

Kembali Aku berada di rumah sendirian. Jam sudah menunjukan pukul 23.50 namun mataku tak kunjung tertutup. Aku mulai merindukan adik kecilku sekarang, tapi tak apa... besok dia sudah pulang dari Rumah Sakit."

"Go away..."

Samar-samar aku mendengar suara yang terdengar seperti bisikan. Kutajamkan pendengaranku untuk memastikan.

"Go away..."

Telingaku tidak salah. Jelas-jelas aku mendengar suara itu lagi. Suara gaib? Setelah menampakan diri di hadapanku makhluk itu berniat mengusirku sekarang?

"Don't stay..."

Suara itu kembali terdengar. Suara mendesis seperti angin yang membuat bulu romaku berdiri.
Seharusnya tadi aku menyuruh Matt menginap. Samar-samar aku melihat bayangan anak kecil di sudut ruangan. Aku terlonjak kaget. Tubuhku meringkuk di sudut ranjang sambil memeluk bantal.

"Siapa kamu?" Tanyaku dengan suara bergetar ketakutan.

Wajahnya terlihat sangat pucat. Berdiri di pojok ruangan sambil menatapku dengan datar. Sepertinya aku pernah melihat anak ini sebelumnya.

"She's come! You will die! Get out now!!" Sentak bocah itu dengan suara mendesis tajam.

Dahiku mengernyit mendengar peringatanya. Siapa yang datang? Apa maksudnya?

"Beth..." panggikku dengan suara mendesis.

Aku sendiri juga terkejut mendengar mulutku mengucapkan nama itu. Kuingat-ingat kembali sosok anak kecil dalam mimpiku. Banar! Anak ini adalah Beth yang ada dalam mimpiku.

"Beth! Kau Beth kan?" tanyaku.

Ketika aku berdiri hendak menghampiri sosok Beth, jendela kamarku tiba-tiba saja terbuka lebar kemudian angin berhembus kencang membuat pandangan mataku tak fokus. Namun, aku masih dapat melihat wajah ketakutan Beth. Tiba-tiba gadis kecil itu berteriak kesakitan. Suaranya melengking. Membuat telingaku berdengung.
Kututup telingaku menggunakan kedua tanganku. Suaranya membuat kedua kakiku lemas. Tiba-tiba saja angin kencang itu lenyap bersamaan dengan suara jeritan Beth. Kedua mataku menyusuri ruangan berusaha untuk mencari sosok itu, tapi dia menghilang.

"Beth! Beth! Di mana kau?" kutelusuri seluruh ruangan yang ada di rumahku sambil meneriakan namanya.

Sepertinya masih ada yang ingin dikatakan Beth padaku tapi entah mengapa dia menghilang. Dan kenapa dia menjerit kesakitan? Tak dapat kutemukan sosok Beth di manapun. Ava! Bukankah dia dapat melihat sosok Beth? Akan kusuruh dia berbicara dengan Beth besok. Ya! Ava harus berbicara dengan Beth!

*****

Sore ini aku menjemput Ava di Rumah Sakit. Kulihat wajahnya yang cerah dengan bibir yang tersenyum lebar ke arahku.

"Kak, Ava sudah boleh pulang sekarang kan?" tanya Ava padaku. Matanya yang bulat benar-benar membuatku gemas.

"Iya sayang, Ava akan pulang sekarang."

"Horeee, Ava sudah kangen sama kamar Ava Kak!" Pekik Ava girang.

Aku hanya tersenyum kemudian menggandengnya ke parkiran. Ava terlihat sangat sehat dengan senyumnya yang manis. Mobil yang kukendarai melesat menuju rumah kontrakan dengan cepat.

"Ava..." panggilku ketika kami berdua sudah berada di dalam kamar Ava sekarang.

"Ya Kak?"

"Apakah Beth ada di sini sekarang?" tanyaku padanya.

Ava melihat sekeliling kamarnya sejenak sebelum akhirnya kembali menatapku. Kepalanya menggeleng pelan.

"Tidak ada. Ava tidak melihat Beth di manapun Kak."

"Ohh..."

"Kenapa Kak? Kakak marah sama Beth karena mendorongku? Beth tidak salah Kak, Beth baik kok sama Ava biasanya!"

"Tidak Ava, bukan seperti itu, ada yang ingin Kakak tanyakan pada beth. Katakan pada Kakak jika kamu melihatnya ya?"

Ava mengangguk lucu. Kubantu Ava berbaring di kasurnya. Kuberikan boneka teddy yang selalu menemaninya ketika tidur. Kukecup keningnya sebelum meninggalkan Ava.

Kucari buku merah yang entah ada di mana sekarang. Kuobrak-abrik seluruh benda yang ada di kamarku. Dan... ketemu! Kubuka buku itu secara acak. Tulisan aneh yang membuatku merasa bertatapan dengan seorang psycho.

Tubuhku terasa kaku
Nafasku terasa sesak
Wajahku memerah kekurangan oksigen
Inikah rasanya seseorang diambang kematian?
Kematian karena kehabisan nafas...
Tapi, mengapa mereka melotot ketakutan?
Seharusnya mereka merasa senang!
Rasanya seperti terang ke langit ketujuh,
Sensasi yang belum pernah kurasakan...
Bagaimana denganmu?

Kututup buku aneh itu dengan cepat. Ada rasa takut yang menyusup di batinku. Biasanya, setelah aku selesai membaca buku ini sesuatu yang aneh akan terjadi padaku. Namun, ada sesuatu yang mendorongku untuk membaca dan membaca lagi.
Aku ingat harus menyiapkan makan malam untukku dan Ava. Aku berjalan menuju Dapur, kulihat Ava berdiri memunggungiku di depan Kulkas sambil memakan sesuatu.

"Ava..." panggilku pelan.

Ava tampaknya tak mendengar panggilanku. Dia masih sibuk memakan sesuatu dengan lahap menggunakan tangan mungilnya,
"Ava, apa yang kau... ASTAGA!"

Kedua mataku membelalak lebar ketika melihat Ava sedang memakan ayam mentah. Kurebut ayam itu dan kulempar jauh-jauh. Ava tampak terkejut dan hendak berjalan mengambil kembali ayam yang kulempar ke sembarang arah tadi.

"Kamu lapar? Katakan pada Kakak jika kau lapar! Mengapa makan makanan mentah?!" kataku nyaris berteriak.

Tatapan mata Ava yang tajam beralih padaku. Dia terlihat marah. Sangat marah! Geraman terdengar dari bibirnya. Ava aneh! Dia tidak terlihat seperti adikku! Bukankah tadi dia baik-baik saja? Bahkan Ava terlihat riang saat keluar dari Rumah Sakit.
Tiba-tiba Ava menubruk tubuhku. Tubuh kecilnya menindihku yang terbaring di lantai. Tangan mungilnya mencekik leherku. Kilatan kemarahan di bola matanya membuatku yakin dia bukan Ava. Tapi, tubuhnya persis seperti Ava.

"Le-lepas! Ava!" aku berusaha untuk melepaskan cekikan Ava semampuku tapi tenaga Ava jauh lebih kuat dariku.

Dari mana Ava mendapat tenaga sebesar ini? Cekikan Ava bertambah kuat, bibirku terbuka untuk mencari asupan oksigen. Ava menyeringai senang melihatku mulai melemah dan kehabisan nafas.

"Ava.. I.. ni Ka..kak..." ucapku susah payah.

Ava bergeming. Dia terlihat seolah tidak mengenalku,. Ada yang salah dengannya. Pandangan mataku mulai mengabur. Tidak! Tidak boleh seperti ini! Aku tidak ingin hidupku berakhir di tangan adik kandungku sendiri!

*****

Holaaa...
Baca juga dong short story aku yang judulnya 'Daruma san' hanya 5 parts. Ceritanya tentang permainan hantu. Penasaran? Baca saja.
Typo bertebaran~


The BloodWhere stories live. Discover now