PART 18

3.7K 311 98
                                    

Part ini saya dedikasikan kepada
Kenapa? Karena berkat dia nanti cerita ini jadi nyambung. Saya lupa sama sekali tentang ke mana perginya ortu Beth. Saya baca ulang cerita saya kok nggak nemu. Untung ada dia yg mau menjawab pertanyaan saya.
Makasih ya...
Happy halloween buat semuanya! Saya mau update kemarin tapi kuota saya cuman tinggal dikit.

Typo bertebaran~

Lukaku ternyata tidak seburuk yang kukira. Dua minggu sudah aku dirawat di Rumah Sakit. Aku sudah bisa berjalan sesuka hatiku walau sedikit pincang. Kupikir aku akan menggunakan kursi roda seumur hidup. Ternyata aku memiliki tulang yang sehat dan kuat.

Hari ini aku dan Ava akan pulang ke Rumah itu. Selama ini Ava kutitipkan pada Alle. Aku beruntung memiliki sahabat sebaik dia. Matt mengatakan agar aku tak usah pulang ke Rumah kontrakan lagi, tapi adegan terbunuhnya Beth menjadi mimpi buruk bagiku belakangan ini. Bukankah jika kita memimpikan hal yang sama berulang-ulang itu akan berarti sesuatu?

Mungkin Beth berusaha memberiku satu petunjuk untuk melawan kakaknya atau dia ingin memperingatiku agar menjauh dari Rumah itu, atau... karena dia ingin meminta pertolonganku? Aku harus mencari tahu!

Alle sudah menanyakan tentang keluarga itu pada tetangga. Namun hasilnya nihil. Tak ada satupun tetangga yang mengetahui tentang kelurga tersebut. Bahkan jumlah orang yang mendiami Rumah itu saja tak tahu!

Mereka hanya tahu jika ada dua bersaudara yang mendiami Rumah itu. Dan kedua orang tuanya mungkin? Mereka tak yakin karena hanya pernah melihat seseorang yang berumur 40-an tiga kali keluar dari Rumah itu.

Anak pertama keluarga itu sangat menyukai warna hitam. Pakaiannya serba hitam. Ah, dia juga selalu memakai cincin berbentuk bintang dengan sudutnya yang nampak tajam. Lama tak nampak, tiba-tiba ada keluarga lain yang mengontrak rumah itu. Mereka menghilang.

Alle mencoba menghubungi keluarga jauh pemilik Rumah tetapi nomornya tidak aktif. Hanya operator yang menjawab. Aku mendengar semua laporan Alle dalam diam. Sepertinya aku sedikit tahu tentang cincin itu. Apakah mungkin dia... jangan sampai!

Matt tidak bisa mengantarku pulang. Dia memiliki pertandingan basket. Awalnya cowok itu ngeyel ingin mangkir dari pertandingan itu tapi, aku melarangnya. Tidak mungkin seorang kapten tidak ikut bertanding hanya dengan alasan mengantarkan pacarnya pulang dari Rumah Sakit kan? Alle yang tergabung dalam tim cheerleader juga harus turut tampil hari ini.

Jadilah aku dan Ava berada di dalam rumah berdua. Jam telah menunjukan pukul empat sore. Aku tak berniat berlama-lama di sini. Sebelum maghrib aku berniat meninggalkan Rumah ini dan menginap di Rumah Alle sampai aku mendapatkan kos dengan biaya terjangkau namun nyaman.

Ava langsung berlari menuju lantai dua. Katanya ingin mengambil boneka kesayangannya yang sudah tidak dipeluknya beberpa minggu ini. Aku menyusulnya dengan langkah tertatih.

Ava duduk di samping ranjang dengan tangan memeluk boneka kesayangannya. Kepalanya menunduk sedih. Dahiku mengernyit bingung. Bukankah Ava tadi baik-baik saja? Mengapa sekarang dia nampak berduka?

Aku duduk di sisinya sambil mengusap rambutnya. Ava menolehku dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kak, apakah kita akan benar-benar pergi dari rumah ini?"

The BloodWhere stories live. Discover now