04|| Gagak Hitam (Bagian 1)

9.4K 484 152
                                    

Gelap bisa menyesatkan, terang  bisa membutakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gelap bisa menyesatkan, terang bisa membutakan.

☁☀☁

Istana Magon adalah istana paling megah di seluruh Megara. Lantai marmer, tiang-tiang penuh ukiran, taman yang luas, dan berbagai tempat yang indah ada di istana itu. Selama satu abad Raja Aldrin berkuasa, Magon terus tumbuh dan tetap menjadi negara paling makmur walau memiliki wilayah yang paling gersang.

Sebelum menjadi penguasa, Raja Aldrin adalah seorang ilmuan yang mengabdi pada istana. Penemuan terbaiknya adalah menciptakan sebuah obat umur panjang. Walau umurnya sudah 200 tahun, ia tampak seperti seorang lelaki paruh baya. Hidupnya yang lama membuatnya memiliki banyak pasangan. Di istana, dia memiliki ratusan selir dan seorang permaisuri—Ratu Calpatra.

Perempuan cantik berusia di pertengahan tiga puluhan itu tengah keluar dari sebuah ruangan diikuti dayang-dayang. Ia memakai pakaian putih yang basah, kalung besar, gelang panjang, dan mahkota emas yang melingkar di kelapanya. Wajahnya tampak kesal dan marah.

"Bagaimana mungkin Baginda Raja menyuruhku melayani pria arogan itu. Jika saja dia hanya pria biasa, aku pasti akan memberikan pelajaran karena telah membuat pakaianku basah oleh minuman yang tumpah."

"Yang Mulia Ratu, bukannya minuman itu tumpah karena Yang Mulia terlalu takut sehingga gemetaran dan menumpahkan minuman dalam cangkir?" tanya sang pelayan utama yang memiliki pakaian paling mencolok.

Sang Ratu tidak mau disalahkan, ia pun membalas, "salahkan dia karena terlalu menakutkan!"

"Yang Mulia Ratu tabahkan dirimu," kata pelayannya. "Ingatlah jika Sogol akan membawamu menjadi permaisuri penguasa Megara."

"Fala, kau benar," jawab Ratu Calpatra. "Posisiku akan semakin kuat, aku akan menjadi perempuan nomor satu di seluruh Megara."

Sang Ratu berhenti berjalan kala seorang gadis dengan pakaian latihan prajurit berjalan tanpa melakukan penghormatan sama sekali paranya.

"Siapa yang menyuruhmu berjalan seenaknya tanpa permisi pada ratu?" tanya Ratu Calpatra sesaat setelah gadis dengan rambut dikucir kuda itu melewatinya.

Gadis itu menoleh. "Ratu hanyalah simbol pelengkap, kau sama sekali tidak punya kekuasaan untuk mengaturku."

Ratu Calpatra mengepalkan tangannya, wajahnya begitu geram. "Letta!"

"Yang Mulia Ratu, tabahkan dirimu," bisik Fala si pelayan.

"Ada apa, Patra?" tanya gadis itu dengan entengnya.

Sang Ratu semakin geram. "Panggil aku Ratu! Yang Mulia Ratu!"

"Kalau begitu, panggil aku Putri Letta," sahut si gadis seraya menyengir.

Ratu Calpatra tidak mau kalah, dia juga menyengir dengan sombong. "Kau hanyalah anak dari selir!"

"Seluruh keturunan Raja Aldrin adalah Putri dan Pangeran Magon. Tidak peduli itu anak selir atau anak permaisuri yang kupikir tidak ada bedanya," jawab Letta yang tetap santai.

Sora RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang