12|| Monster Bekapak

2K 169 169
                                    

Tidak semua yang bersenjata berarti jahat, tidak semua yang diam berarti tidak tahu, dan tidak semua yang di atas merasa senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak semua yang bersenjata berarti jahat, tidak semua yang diam berarti tidak tahu, dan tidak semua yang di atas merasa senang.

☁☀☁

"Bagaimana keadaan Zuli?" tanya Sanjay saat berada di tenda utama.

Panglima Hann terdiam, ia seperti memikirkan sesuatu. "Dia hanya butuh istirahat, bibinya sudah merawatnya dengan baik."

"Pemuda itu yang menggendongnya sampai ke sini?"

Hann mengangguk. Ia mengingat kejadian semalam. Razo menggendong Zuli yang sangat kelelahan menaiki bukit dan sampai di pemukiman. Setelah itu, Razo juga kembali ke bukit untuk menjemput seorang pemuda yang terluka. Ia tidak tahu pikirannya baik atau buruk, tetapi Razo tidak seperti iblis yang dibicarakan semua orang. Walau satu hal mengganjalnya, laporan dari mata-matanya di Calta.

Seluruh prajurit yang diutus untuk menyerang mati dengan kepala terpenggal. Tidak ada satu pun yang berhasil lolos. Siapa lagi yang bisa melakukan itu selain Iblis Besi? Namun, kali ini korbannya semua rapi. Kasus-kasus pembantaian sebelumnya, Iblis Besi selalu membunuh dengan memotong bagian yang berbeda-beda. Kenapa dalam kasus ini semuanya bagian leher?

Hann sudah mendengar pengakuan Razo, ia yang membunuh semua orang itu agar tidak ada saksi. Namun, dari gelagatnya tidaklah meyakinkan. Hann menggeleng, ia terlalu banyak berpikir.

"Kau harusnya mengizinkanku ikut," keluh Sanjay.

Sang panglima menyengir. "Kau saja tidur, aku tidak tega membangunkanmu."

Sanjay mendorong bahu lebar sahabatnya. "Itu alasanmu, aku kan mudah dibangunkan."

"Omong kosong, saat di asrama dulu, kau yang paling sulit dibangunkan."

"Itu masa lalu."

"Tapi sekarang kau adalah lulusan paling sukses, seorang perdana menteri," puji Hann seraya menggeleng pelan.

"Oh ya, kau bilang Razo terluka di punggungnya, tapi tadi kulihat dia saat berganti pakaian punggungnya tidak terluka sama sekali." Sanjay memasang wajah bingung.

"Apa kau mengintipnya?"

"Tentu saja tidak. Aku tadi ke tendanya, ingin berterima kasih karena dia menyelamatkan Zuli. Bagaimana kalau Zuli terluka, aku kan tidak akan bisa tidur memikirkannya," ungkap Sanjay yang memasang wajah khawatir.

"Dia punya kekuatan misterius, semua lukanya akan hilang dengan sendirinya," kata Hann yang terntu saja sudah tahu dari Zuli. Penyihir itu juga sudah melihat hilangnya luka Razo karena panahnya

"Pantas saja dia dijuluki Iblis Besi, dia tidak seperti manusia," kata Sanjay. "Menurutku, dia juga keren. Rambutnya berwarna keperakan, wajahnya lumayan tampan. Dia kuat dan akan terus menjaga Zuli dalam misinya. Oh ya ...."

Sora RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang