17|| Festival Phajara (Bagian 1)

2.6K 163 66
                                    

Kita hidup di dunia yang mana apa yang dilihat  dan apa yang didengar terkadang tak sesuai dengan apa yang dirasakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita hidup di dunia yang mana apa yang dilihat  dan apa yang didengar terkadang tak sesuai dengan apa yang dirasakan.

☁☀☁

Razo berada di sebuah kedai minum. Ia memesan lima botol arak dan sudah menghabiskan tiga botol karena meminumnya dengan cepat. Kini, pandangannya sudah sempoyongan. Razo tertawa sendiri. Ada tiga perempuan yang datang ke mejanya.

"Kenapa sendirian?" tanya salah satu wanita.

"Kenapa? Apa laki-laki tampan sepertiku tidak boleh sendirian?"

"Jelas tidak boleh, kau bukan hanya tampan, tetapi sangat tampan," goda salah satu dari mereka yang mendekat dengan genit.

"Jangan dekat-dekat, aku benci perempuan," kata Razo sembari membayangkan apa yang dilakukan Zuli dan panglima itu.

"Maksudnya kau suka dengan laki-laki?"

"Bukan itu maksudku!" Razo tampak marah.

"Oh, kau sedang ada masalah dengan kekasihmu, ya?"

"Kekasih?" Razo kemudian tertawa.

"Lupakan dia, kami bisa membuatmu senang semalaman."

"Senang?"

Mereka mengangguk dengan tatapan penuh harap. Razo tampak tidak tertarik dengan perempuan-perempuan yang menawarkan jasanya itu. Ia hanya ingin melupakan apa yang baru ia lihat, ingin membuat pikirannya berhenti memikirkan Zuli. Sejak kehadiran perempuan tukang sihir itu, pikirannya selalu teralihkan. Ia ingin kabur, tetapi sudah tak mungkin. Sekarang, bukan hanya Zuli yang harus ia jaga, tetapi ada Letta, Ludov, dan Ares.

"Kenapa kau di sini?!" serseorang berjubah putih datang mendekati meja Razo.

Dengan pandangan yang sudah sempoyongan, Razo menaikkan kepalanya dan melihat Zuli yang sedang marah. Namun, pandangannya semakin kabur karena sudah menghabiskan botol terakhirnya. Razo sudah tak mampu fokus dengan apa yang lihat dan apa yang ia dengar..

☁☀☁

Razo mengucek matanya, ia merasa sangat pening. Pikirannya mencoba untuk mengingat apa yang terjadi. Lalu, ingatakannya pelan-pelan datang. Ia mabuk, digoda oleh tiga perempuan, lalu datang Zuli. Apa yang dilakukan Zuli di sana? Dia suamiku, kalian kenapa menggodanya?! Razo menepuk dahinya, ia merasa sangat malu. Apa yang terjadi? Benarkah Zuli mengatakan itu?

Lalu, Razo menyadari di kamarnya ada Ludov dan Ares yang sedang menutup hidungnya. Mereka memandangi Razo dengan tidak senang.

"Ke-kenapa kalian memandangiku seperti itu?" Razo kemudian sadar bahwa dia bau arak. Ia pun bangun dan dan berdiri. Di atas meja kecil ada semangkuk sup.

"Itu makanlah," kata Ludov. "Kami berdua dari pagi mencari penjual sup itu untuk meredakan mabukmu kalau sudah bangun. Aku juga membuatkan minuman dari gingseng, itu bisa membantu menurunkan stresmu. Kau pasti sangat stress hingga memilih untuk mabuk."

Sora RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang