Chapter 12.1 : Ben Drowned and Sally

30 5 0
                                    

Chapter 12.1 : Ben Drowned and Sally

"Hooam, Ben... Aku ngantuk."

Oh, shit! Kata-kata kayak gitulah yang paling aku benci dari gadis kecil ini.

"Sal! Jangan tidur! Jangan sekarang!" Aku berusaha agar tidak membuatnya tidur. Jika ia tertidur, sudah jelas akulah yang celaka.

"Tapi... Aku ngantuk, Ben! Aku capek!!" Dan seketika Sally roboh. Bukannya menahannya agar kepalanya tidak terantuk jalanan aspal, aku malah menjauhinya. Ya, iyalah! Kalian pasti sudah tahu apa yang akan terjadi jika Sally tertidur.

Hiii.... AKu mending kabur! Aku nggak mau berurusan ama setan kecil ini!

Buk! Auch, aku nabrak apa nih? Orang apa tiang?

"Jalan liat-liat, dong, Dek!" Kok suaranya, rada serak gitu?

Begitu aku mendongak, aku melihat wajah hitam. Eh, nggak gitu hitam, deng! Tapi yang jelas, lingkaran matanya lebih hitam lagi. Mengingatkanku pada Jeff. Ada sesuatu yang berbeda dengan tubuh orang ini. Tubuhnya kok kayak...guling? Ini model pakaian saat ini atau...cuman dia yang berpakaian kayak gitu.

"Kok bengong? Daripada bengong, kenapa nggak lepasin ikatan saya ini? Susah gerak, nih!" ucapnya sambil melompat satu langkah ke arahku. Aku mundur sedikit agar bisa melihat tubuhnya secara keseluruhan. Aku baru sadar ada satu, dua, tiga,...enam simpul ada di tubuh manusia guling itu. Jadi karena itu ia terpaksa melompat-lompat.

"Ba-baiklah." AKu nggak tahu kenapa, tapi aku akhirnya mau saja melepaskan ikatannya. Aku maju dan langsung menyentuh simpul yang ada di pergelangan kakinya.

Dan seketika aku bau busuk langsung menusuk hidungku. Bau apa ini?! Kenapa asalnya...dari dia?!

"Dek, cepetlah lepasin. Saya capek, nih, lompat-lompat terus." Simpul ini simpul kupu-kupu, sangat mudah dilepaskan. Tinggal ditarik saja. Kenapa dia nggak duduk saja lalu menarik ujung simpul ini sendirian dengan mulutnya?

"BEN!" Aku mendengar suara Toby ketika simpul ini sudah kutarik. Dan entah bagaimana bisa, semua simpul di tubuh orang ini ikut terlepas. Kok bisa?

"BEN HATI-HATI! DIA MUSUH KITA!"

Dan aku langsung terlempar, karena kain yang membungkus tubuh orang itu terbuka dan aku terdorong oleh suatu aura gelap. Aura gelap yang bau busuk!

"Ugh! Bau kali!" Aku bisa merasakan tubuhku melayang, karena Slenderman menangkap tubuhku.

"Dia musuh!" teriak Toby, sebelum akhirnya ia mendarat di samping Slenderman.

Musuh? Bukannya musuh kami cuman Hime?

"Jadi musuh kami ada dua gitu?" tanyaku. Tunggu! Tubuhku! Kok nggak bisa digerakin? AAAAHHH, I'M PARALYZE!

"Setelah kalian pergi, dua orang yang namanya Hoodie dan Masky ngasih tau kita kalau, ada musuh yang akan melindungi Ifa," jelas Toby, "dan musuhnya ada Kuntilanak, Pocong, Tuyul, sama... WAH!"

Aku bisa melihat Toby terhempas karena dorongan sesuatu berwarna putih. Oh shit! Jangan bilang itu kain si orang itu?!

"Adek nggak bisa gerak, ya? Mau main ke rumah saya? Rumah saya agak sempit tapi pasti masih muat lah." What? Aku nggak mau ngebayangin rumah dia kek mana.

"Mmm...mmm..."

"Namanya Pocong?! Nama macam apa itu? Nggak keren!" seruku.

Oh, sekarang aku mengerti. Tapi, kenapa bentuknya sudah lain? Pocong itu sekarang dah lebih...aneh! Kain putih yang membungkus tubuhnya melayang-layang laksana rambut panjang. Dan tubuhnya...euuh! Tulang semua! Berlendir lagi! Banyak ULATnya lagi!

"Ya, namaku Pocong. Kami adalah creepypasta dari Indonesia. Akan kami buktikan kalau kami lebih mengerikan dari kalian, Creepypasta luar negeri!" Si Pocong itu mengacungkan jarinya, dan kain putih itu memanjang ke arah kami. Aku bisa melihat Slenderman yang menggendongku bersiap untuk menghindar.

.

.

.

.

Alih-alih mengenai kami, tubuh Pocong itu malah langsung terbelah dua. Hah?

"AAARGGHH!!!" Tubuh si Pocong langsung melepuh dan akhirnya menjadi cairan yang lebih...jijiiik!

Dan di belakang si Pocong, berdiri Sally. Aku bisa melihat pisaunya berlumuran cairan hitam yang pasti berasal dari Pocong.

"Menyebalkan." Hanya itu katanya. Aku tak sengaja menepuk jidatku. Hei! Aku bisa bergerak lagi!

"Yey! Aku bisa gerak lagi!" seruku sambil melompat dari Slenderman.

"Ben!" Sally langsung berlari ke arahku. Aku langsung menjauh, karena matanya merah.

"Waahhh!" Belum sempat aku berlari jauh, Sally sudah menubruk tubuhku! Ah, tolong!

"Toby!"

"Ben, kau lihat nggak? Aku udah bunuh orang jelek itu!" Heh?

"I...iya?" Aku masih ragu. Mata Sally berwarna merah pekat, sama seperti saat berada di rumah Aldina ama suaminya yang brengsek.

"Iya! Mudah sekali dan..." Sally terdiam. Ia masih berada di atasku.

"Aku mencium sesuatu." Ya, aku bisa melihat hidungnya bergerak-bergerak.

"Ehm," Toby berdehem, sepertinya dia baik-baik saja setelah diserang oleh kain putih itu, "sepetinya kalian sudah baik-baik saja, kami akan ngasih tahu yang lain dulu. Ini benar-benar penting. Walau hanya empat musuh, tapi mereka bawahannya Ifa! Untung saja Hoodie dan Masky sempet ngasih tahu kelemahannya sekalian."

"Tunggu, Toby!"

"Ben, kau mungkin harus segera mengikuti Sally!" Slenderman langsung melompat dengan Toby di bahunya. Sally? Aku menoleh dan melihat Sally sudah berlari menjauhiku.

"Hei, Sally, wait! Mau kemana kau?" teriakku sambil mengejarnya. Sial, larinya cepat lagi!

"Aku mencium bau wanita itu! Dia dekat!" Aku langsung mengerti. Yang Sally tunjuk pasti Hime. Alias Ifa. Yang masih belum aku mengerti, seberapa jauhnya Hime dengan posisi kami?

"Itu mereka!" seru Sally sambil menunjuk ke depannya. Samar-samar, aku bisa melihat tiga bayangan. Mungkin karena jarak kami sudah mulai dekat kali, ya?

"Bagus, Sally!" Aku langsung memutar. Aku akan mengejutkan mereka dari belakang. Sudah jelas mereka bertiga pasti Vira, Aldina, dan Ifa. Kalau aku bisa membunuh salah satu dari mereka berdua tanpa ketahuan Ifa, aku pasti sudah bisa mendapatkan salah satu kekuatan tuhan.

Aku bisa melihat dua orang sedang berada di belakang satu orang yang lagi nembak-nembak apalah itu.

Lalu aku melihat sebuah pisau menusuk orang itu. Aku yakin itu pasti Ifa. Nice, Sally! Kau membuatnya lemah! Dengan begini aku bisa langsung menyerang.

"Halo lagi, Aldina!"

Dan ternyata dia bisa mengelak seranganku! Sial! Yang kena cuman tangannya lagi!

Akh! Ifa mencekekku! Sial!

"Waa...." Tubuhku dilempar oleh Hime dan akhirnya menabrak tubuh lain yang kuyakini adalah tubuh Sally. Gilak! Kuat bener!

"SHINKANSEN!"

Belum sempat aku bertanya apa Sally baik-baik saja, aku melihat sebuah kereta meluncur cepat tepat ke arah kami berdua. Aku ingin mendorong Sally menjauh dari kereta, tapi karena kecepatan kereta itu akhirnya kami berdualah yang tertabrak kereta itu.

Aku bisa merasakan tanganku terlepas dari tubuhku ketika kereta ini menembus rumah-rumah, dan tubuh Sally menempel di tubuhku. Kesadaranku mulai memudar, tapi aku masih bisa melihat apa yang di depan kami. Sebuah rumah yang bentuknya semakin besar, mungkin itulah pemandangan terakhirku.

Dan semuanya menjadi gelap.

.

.

.

Ini akhir bagi kami, ya?

Chapter 12.1 : Ben Drowned and Sally – OUT

When Creepypasta Comes AliveWhere stories live. Discover now