Chapter 13 : The Winner of The Survival Game

28 7 0
                                    

"KALIAN SEMUA AKAN MATI DI KAPAL INI! LIAT AJA!" teriak Ifa. Ia berteriak bukan hanya kepada Jane dan Natalie, melainkan kepada semua peserta yang sudah ia *ehm* usili habis-habisan.

"Yang Mulia!"

Sebuah suara membuat Natalie dan Jane menoleh ke belakang. Seorang anak kecil bersama The Rake—yang bisa dihitung oleh jari—berada di belakang mereka.

"Kami dapat targetnya!" serunya sambil mengangkat dua kepala. Jane dan Natalie terkejut. Kedua kepala tersebut tak lain adalah Helen dan Jack.

"Nice, Tuyul! Lempar ke atas!" seru Ifa. Tuyul tanpa ragu melempar kedua kepala itu dengan sekuat tenaga. Walau tubuhnya terlihat kecil, tetapi kedua benda itu akhirnya sampai di atas kapal.

Dan tubuh Tuyul seketika langsung terbelah. Begitu juga dengan semua the Rake yang bersamanya.

Jane terkejut. Begitu juga dengan Natalie. Matanya fokus memandang sosok di depannya, bukan sisa tubuh yang telah bercerai berai.

Ifa yang melihatnya dari atas hanya tersenyum sambil melempar kepala Helen dan Jack ke belakangnya.

"Hanya dirimu saja, Toby? Mana Slenderman?" tanya Ifa. Dirinya membuat suaranya menggema sehingga orang-orang di bawah masih bisa mendengarnya.

Mendengar itu Toby hanya tersenyum. Matanya menatap Ifa dengan tajam. Bibirnya melengengkung tipis ke atas. Seseorang telah dibuat meleleh karena senyuman tipis itu.

"Dasar nggak tahu terima kasih! Seharusnya kubiarkan pria itu memperkosamu!" seru Toby. Ifa hanya tersenyum sambil melipat tangannya di dada. Tangan kanannya memegang sebuah pensil kayu yang tidak begitu mencolok.

"Mereka ada di dalam kapal ini!" seru Ifa.

"Bunuh mereka kalau kalian berani!" Lalu Ifa melompat menempatkan kakinya di dek kapal.

"Mmmm.." Slenderman berada di sampingnya.

"Maaf, aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan. Aku manusia, ingat?" kata Ifa sambil memegang pensilnya erat.

"Maksudnya adalah, 'Aku akan membunuhmu!'" Tiba-tiba Toby sudah berada di belakang Ifa.

"Silahkan. Lagian, aku sudah bersenang-senang!" seru Ifa sambil mengacungkan pensilnya ke atas. Toby baru menyadari, kabut asap ini mulai berangsur-angsur menipis.

Sebuah petir datang dari balik awan abu-abu, mengenai pensil kayu milik Ifa. Natalie yang melihat petir di belakangnya hanya bisa diam dan melanjutkan larinya.

"Ayo, Jane!" Natalie menarik tangan Jane yang masih terpaku akan petir itu.

"Jadi, itukah kekuatan Tuhan?" tanyanya. Matanya tak lepas dari petir yang masih menggelegar.

"Ya. Karena itu selagi mereka menarik perhatiannya, kita harus bunuh target kita!" seru Natalie. Ia tahu harus kemana.

---------------------------

Aldina menggeser sedikit gorden agar bisa melihat apa yang terjadi di luar tanpa ketahuan. Dan apa yang ia lihat membuatnya panik seketika.

Jeff the Killer ada di luar bersama seorang anak. Dan tubuhnya sekarang sedang terlilit oleh rambut anak itu yang saaangat panjang dan dibanting-bantingnya oleh rambut anak itu.

"Anjir!" Aldina menutup mulutnya. Jika Jeff the Killer ada di depan artinya rumah ini tidak lagi aman. Ia harus menemukan Vira.

Cahaya petir membuatnya terkejut. Aldina menjauh dari jendela sampai punggungnya menubruk seseorang.

"Vira!" Aldina bersyukur dalam hati ternyata gadis itu berada di belakangnya.

"Kemana saja kamu?" tanyanya.

When Creepypasta Comes AliveWhere stories live. Discover now