Chapter 12.3 : Laughing Jack

41 8 2
                                    

Aku terus mengambil napas. Tarik napas, hembus, tarik lagi, hembus lagi. Begitu seterusnya sampai perutku sudah mulai enakan.

"Sudah baikan?" Aku mendongak, dan mendapati kedua orang asing ini, Hoodie dan Masky menatapku. Aku tidak bisa membaca wajah mereka. ya...Ya iyalah! Wajah mereka aja nggak keliatan!

"Kal... Hu-HUUEEKKK!" Oh, no! Not again!

-----

Flashback

Saat itu aku sedang asyik terbang. Kau tahu, aku suka sekali membunuh secara terang-terangan. Muncul mendadak di depan mereka..dan Boo!

Their dead!

Melihat wajah mereka yang begituuu... ketakutan saja, sudah membuatku happy-happy! Tapi aku nggak pernah nyangka... Ternyata dunia ini ada tuhannya! Dialah di Hannifa Raissa, alias si Hime yang pertama kali kutemui sebelum aku muncul di dunia ini.

Ini adalah kedua kalinya aku mendengar suaranya, dan pertama kali melihat wajahnya. Ah, mungkin akan menjadi ketiga kalinya aku berhadapan dengannya. Dan itu akan menjadi yang terakhir.

Daripada harus mencongkel mataku sendiri.

Duh, asap-asap sialan ini menghalangi pandanganku walau aku tidak merasakan sesak. Sungguh aneh dunia ini!

Tiba-tiba saja sayap kiriku terasa nyeri. Tapi untung saja aku masih bisa mengendalikan flying style-ku. Walau akhirnya terpaksa mendarat juga. Habis, sumpah! Nyeri kali!

"Arrghh, kenapa sih—" Dan seketika jantungku berpacu. Melihat sayapku...sayapku...sayap hitam kesayanganku... TELAH TERNODAI!!!

"AAAAAAHHHHHH!!!!!!"

"Kenapa...kenapa ada noda di sayapku???!!!!!"

.

.

.

"Oke, oke! Jangan lebay! Ini pasti bisa dibersihkan! UUUHHHH,,, warnanya kok warna-warni sih!??" Aku langsung berjalan cepat sambil menyeret sayapku yang ternodai. Sedangkan sayap kananku yang 'untungnya' baik-baik saja kubiarkan terlipat kembali.

Sial, warnanya...dan ugh, baunya bener-bener bikin jijik! Warna tubuhku, kan, hitam putih! Kenapa harus lendir warna-warni ini yang menodai sayapku!?

"Kakak kenapa?" Aku menoleh ketika sebuah suara terdengar. Aku jelas tidak mengenal suara itu.

Dan ternyata di belakangku sepertinya... adalah sumber dari lendir menjijikan ini.

"Air liurmu menetes! Kena sayapku. Menjijikan tau!" jawabku dengan jujur. Hei, itu memang jujur. Tapi aku nggak yakin juga kalo ini memang beneran air liurnya.

"Itu bukan air liur saya, loh!" Dia memiringkan kepalanya, sedangkan air liurnya masih menetes dari mulutnya. Pastinya berusaha memberikan kesan betapa imutnya dirinya. Tapi itu nggak akan mempan padaku.

"Terserah! Yang jelas ini menjijikan!" Aku langsung berlalu. Aku tidak peduli sama makhluk itu. Yang jelas dia bukan ancaman bagiku.

Belum saja masuk sepuluh langkah, aku sudah merasakan sayap kiriku semakin berat. Dan ternyata makhluk ini menjilati sayapku!

"WAAHH!!! STAY THE F*CK AWAY, YOU F*CKING HORSE!!" jeritku. Horse? Mau gimana lagi bilangnya? Dia memang kuda beneran.

"Kenapa? Rasanya enak kok! Manis! Nggak nyangka ternyata rasanya manis juga!" serunya sambil tersenyum. Dan seketika tubuhku merinding. Senyuman itu...taringnya keliatan!

Apa jangan-jangan dia drakula? Drakula dan kuda?

Nggak mungkin kuda punya taring setajam itu kan?

When Creepypasta Comes AliveWhere stories live. Discover now