Chapter 12.2 : The Bloody Painter and Eyeless Jack

25 4 2
                                    

"Kamu yakin kita harus lewat sini, Jack?" tanya Helen.

"Tenang saja!" Aku mengangguk mantap, "Hidungku tidak pernah salah!"

Gggrrr...

"Mereka datang lagi!" seru Helen. Aku menoleh ke belakang dan mempercepat lariku.

"Ke sini!" Aku segera menuntun Helen dan beberapa the Rake yang mengejar kami ke jalanan yang lebih luas. Sehingga aku bisa menghabisi makhluk sialan ini dengan bebas.

"Jack, sampingmu!" Aku segera mengayunkan pisauku ke samping kiriku. Aku masih heran kenapa Helen masih memperingatiku soal ini, padahal aku sudah mulai terbiasa. Helen seharusnya memikirkan kondisinya sendiri.

Walau aku buta, aku masih bisa mendengar dan mencium. Aku bisa mengetahui perbedaan jarak antara aku dan Helen dari suaranya barusan. Aku bisa mengetahui bahwa jumlah lawan kami sama banyaknya dari suara-suara the Rake yang mengerubuti kami.

"Sial! Kenapa nggak habis-habis?!" seruku. Helen pasti juga memikirkan hal yang sama. Entah sudah berapa lama kami menebas makhluk sampai tak bisa tehitung jari, tapi suara mereka tetap saja masih terdengar.

TUUUUTTT!!

Di tengah-tengah pertarungan, aku mendengar suara terompet. Suaranya begitu nyaring sampai-sampai telingaku bisa pecah jika aku tidak menutupnya. Dan sepertinya the Rake juga bete mendengar terompet ini.

Begitu suara terompet berhenti, aku segera mengambil kesempatan. Aku menarik tangan Helen dan berlari meninggalkan gerombolan the Rake. Dan kami mendengar suara menggema di telinga kami,

Satu jam telah berlalu

"Shit! Aku lupa ada batas waktu!" sumpat Helen. Tenang saja, Kawan! Aku juga lupa.

"JACK! AWAS!" Tiba-tiba aku merasa tanganku yang menarik tangan Helen ditarik. Tarikan Helen begitu kuat sampai aku akhirnya terjatuh. Apa yang terjadi?

"Kenapa Helen?" tanyaku sambil berdiri. Tidak ada jawaban dari Helen. Aku menggenggam erat tangannya, berharap ada respon. Tapi yang kudapat hanyalah cairan asing mengenai wajahku.

"Hiii, apa ini?!" bentakku.

"Oi, Laughing Jack! KALO MAU BANTING LIAT-LIAT DONG!" seru Helen. Aku tambah bingung. Ada apa ini? Apa yang kulewatkan?

"Hoi, Helen! Kau tahu aku buta, jadi kasih tau aku apa yang terjadi!" ucapku sambil mengelap cairan di wajahku. Walau tidak menghalangi pandanganku tapi tetap saja rasanya enek. Lengket lagi! Hmm... baunya enak juga. Apa ini?

"Jack, kamu nggak ngerasain gitu? Tadi ada kereta lewat dan kau bakal ketabrak jika aku nggak narik kau!" jawab Helen. Secara iseng aku menjilat cairan di tanganku. Rasanya...MANIS!

"Apa ini? permen?" tanyaku.

"Itu... Laughing Jack membanting sesuatu dari atas sana dan kena kereta ini. Jadi, deh, kita kena juga!" jelas Helen.

"Apa itu? Kau lihat juga, kan?" tanyaku sambil terus menjilati tanganku. Gilak! Benar-benar manis!

"Entahlah...bentuknya aneh. Mirip..."

Ggrgrr!

Tubuhku merinding. The Rake itu pasti ada lagi! Aduuuh!!

"Jack...sekarang kita harus kemana?" tanya Helen. Eh, apa aku merasakan ada yang aneh dengan suara Helen? Hidungku langsung merangsang sebuah bau yang begitu familiar dan asalnya dari Helen. Darah!

"Tenang saja! Kita harus kabur dulu dari mereka! keretanya sudah nggak ada lagi, kan?" Aku segera meluaskan jangkauan indra penciumanku kembali. Mencari bau Hime, target kami.

When Creepypasta Comes Aliveजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें