Chapter 1j

17.4K 268 15
                                    

"Senang berkenalan dengan anda, saya yakin anda telah tau banyak hal tentang kami." Riyu membungkuk lalu tersenyum.

"Ha..ha..ha benar benar, silakan duduk tuan dan nona." Paman ushio mempersìlakan duduk.

"Panggil saja nama kami langsung paman, tidak perlu memakaì sebutan tuan dan nona," riyu menjelaskan,

"Baiklah riyu." Paman ushio tersenyum.

"Bagaimana bisa paman mengetahui segala hal tentang kami? Bukankah kita belum pernah bertemu?" yuri heran.

"Sepuluh tahun yang lalu aku pernah bertemu dengan kalian, mungkin sekarang kalian sudah tidak ingat benarkan? Orang tua kalian juga sudah lama membeli apartemen di sini untuk putra putrinya, bahkan kemarin-kemarin sudah di lakukan beberapa perombakan untuk memberi kejutan dan kenyamanan untuk kalian. Tapi sebelum kita melihat apartemennya, kalian harus menandatangani surat pemindahan kepemìlikan terlebih dahulu." paman ushio tersenyum sambil membuka lembaran kertas di meja.

Yuri melamun 'sebenarnya ada apa sih sepuluh tahun yang lalu itu? Perasaan orangtuanya dan mertuanya juga selalu membicarakan sepuluh tahun yang lalu. Kok aku tidak ingat yah?' Yuri berkata di dalam hati sambil memainkan rambutnya.

"HEI...!!!" Riyu berteriak kesal, yuri jadi kaget.

"Hah.. Ap..apa? Ke..kenapa kau teriak-teriak? dasar aneh!!" Yuri menatap kesal.

"Huh.. Aku sudah memanggilmu sebanyak lima kali, hmm... Kau kenapa sih? Ingin cepat-cepat tidur dengan ku yah?" Riyu mendekat lalu tersenyum jahil.

"Tidur kepalamu,dasar geniii..t.!!" Yuri kesal lalu mencubit pinggang riyu.

Riyu meringis "Aaww.. dasar galak, sakit tau?"

"Ha..ha..ha.. Kalian memang pasangan yang sangat serasi, ha..ha..ha yuri sìlakan tanda tangani di sebelah sini." Paman ushio tertawa tiba-tiba lalu menunjuk kertas di hadapannya.

"Serasi apanya? Menyebalkan." Yuri berguman lalu segera menandatangani.

"Apa yang kau katakan yuri?" Paman ushio samar-samar mendengar yuri berguman.

"Emm.. Rambut anda keren."yuri bingung lalu tersenyum kaku.

"Benarkah?" Paman ushio mengelus kepalanya yang agak gundul sambil tersenyum bangga.

Riyu melirik yuri sekilas lalu tersenyum "Paman, mari kita lihat apartemennya sekarang." Riyu berkata.

"Oh.. Ya, mari silakan." Paman ushio mempersilakan riyu dan yuri berjalan duluan.

Saat melewati cermin besar, paman ushio mematut diri lalu merapìkan rambutnya yang hanya tumbuh beberapa lembar. "keren..? Benarkah? Hmm.. Sepertinya rambutku memang keren."

Yuri dan riyu menahan tawa melihat paman ushio bergaya seperti elvìs di depan cermin.

"Paman..?" Yuri memanggil.

"Ya? E.. Silakan kesebelah sini." Paman ushio salah tingkah lalu berjalan mendahului riyu dan yuri.

Mereka berjalan melewati lobi menuju lift, setelah menunggu beberapa saat pintu lift terbuka. Mereka segera masuk lalu paman ushio memencet tombol angka dua.

"Paman benarkah apartemen disini di lengkapi dengan garasi khusus di setiap lantai?" Riyu tersenyum.

"Tepatnya di setiap apartemen riyu." Paman ushio merapikan jasnya dengan bangga.

"Wow, keren!!" yuri berkomentar lalu pintu lift terbuka.

Mereka melangkahkan kaki menyusuri lorong dan tibalah mereka di pintu apartemen no tujuh.

"Ini apartemen milik kalian, kalau ada sesuatu cari saja aku di kantorku. Mengenai status kalian di sini yang tau hanya aku, untuk menjaga hal-hal yang tidak di inginkan, aku sudah memperketat keamanan, jadi kalian bisa tenang." Paman ushio menjelaskan.

"Terima kasih paman," riyu membungkuk.

"Ya ya, tidak perlu sungkan. Aku pergi dulu."paman ushio tersenyum.

"Silakan paman" Yuri tersenyum.

"Baiklah, ayo kita buka apartemen ini." yuri tersenyum pada riyu lalu mengeluarkan kunci berbentuk kartu dari dalam kotak beludru.

Kartu di masukan lalu pintu pun terbuka, semua lampu ruangan menyala. Mereka segera masuk lalu melepas sepatu mereka dan menggantinya dengan sandal kain.

"wah..!! Apartemennya besar sekali." Yuri melepas tas selendangnya lalu meletakannya di atas sofa putih lalu berjalan sambil melihat ke sekeliling.

"Benar, apartemen yang mewah." Riyu tersenyum pada yuri lalu berjalan kearah dapur.

Karena tertarik yuri berjalan ke arah pintu kaca besar untuk melihat ada apa di balik pintu kaca itu "Riyu lihat, di balkon ada taman dan ayunan dari kayu." Yuri berteriak senang dari arah balkon, riyu yang sedang memperhatikan dapur kecil dan meja makan dengan dua kursi segera menghampiri yuri.

"Taman yang indah." Riyu berkomentar.

"Ya.. Taman yang sangat indah," Yuri tersenyum sambil melihat bunga-bunga yang tumbuh di dalam pot.

"eem.. Yuri.." Riyu berjalan mendekati yuri lalu menggengam tangan yuri.

"ya.." Yuri kaget dan gugup melihat mata riyu yang memandang tajam tapi lembut.

"Mulai saat ini kita tinggal bersama, aku akan selalu menjagamu, apa kau percaya padaku?" Riyu tersenyum.

Yuri mengangguk.

"Sepertinya mulai saat ini kita harus belajar saling mengenal, apa kau tidak keberatan?" Riyu masih memandang yuri.

Yuri mengangguk,dirinya benar-benar gugup.

"terima kasih.." Riyu tersenyum, wajah yuri jadi memerah.

"e.. A..ayo kita lihat garasinya." Yuri berkata gugup, riyu tersenyum lalu menarik tangan yuri.

'ah..siapa pun tolong katakan aku sedang bermimpi.' Yuri berkata di dalam hati sedang tangan satunya menepuk-nepuk pipinya.

"Kau kenapa?" Riyu tersenyum.

"e.. Tidak, cepat buka pintunya." Yuri gugup.

Riyu hanya tersenyum melihat yuri bertingkah gugup, sebenarnya riyu juga gugup jantungnya seakan mau meledak, tetapi yuri tidak menyadarinya karena yuri sibuk menutupi rasa gugupnya di depan riyu.

Riyu segera mengeser pintu kaca di hadapanya "wah.. Keren.." yuri melihat kagum.

^^

Early weddingWhere stories live. Discover now