Chapter 2f

14.3K 230 8
                                    

--->

Ryu menyerahkannya kemudian mengandeng tangan Yuri.

"Apa temanmu akan menyukai kado pilihanku?" bisik Yuri.

Mereka berdua tengah melangkah di lorong lebar berkarpet merah yang merupakan jalan masuk menuju ke ruangan pesta.

"Tentu, aku yakin dia akan menyukainya."

Ryu tersenyum melihat istrinya yang tengah tersenyum sangat manis padanya.

Setelah tiba di ujung lorong, dua orang pelayan berseragam jas merah dan celana hitam mengucapkan selamat datang kemudian membukakan dua daun pintu besar berbahan kayu serta berukir untuk mereka.

Alunan suara harpa mengalun lembut dari dalam ruangan.

Orang-orang berpakaian resmi nampak hampir memenuhi ruangan itu.

Ryu meletakan tangan Yuri di lengan kirinya.

"Kau sudah siap?" tanya Ryu sebelum melangkah masuk.

Yuri tersenyum manis kemudian mengangguk sebagai jawabannya.

Mereka berdua melangkah masuk. Ryu berjalan pelan mengimbangi langkah Yuri yang kecil dan anggun.

Beberapa gadis yang melihat mereka nampak berbisik-bisik satu sama lain.

Banyak di antara mereka yang memandang tidak suka ke arah Yuri.

Tanpa Ryu sadari Yuri menundukan kepalanya dalam-dalam saat tidak sengaja mata coklatnya melihat ada beberapa wanita yang tengah mempelototinya.

Ryu yang baru menyadarinya segera menghentikan langkahnya.

"Jangan seperti ini," tangan Ryu mengangkat lembut wajah Yuri.

"Mereka seperti ingin menelanku bulat-bulat," gerutu Yuri sambil cemberut.

"Kita sudah membicarakan segala kemungkinan ini bukan? Mereka hanya sedikit iri padamu."

Ryu tersenyum sambil merapihkan rambut poni Yuri yang sedikit berantakan.

Yuri memaksakan senyumnya saat mendengar kata-kata Ryu yang mengingatkannya. Sebelumnya mereka berdua telah membahas segala kemungkinan yang akan terjadi dan mereka berdua berjanji untuk saling percaya satu sama lain.

Ryu menurunkan tangan Yuri dari tangannya kemudian menggenggam nya erat-erat.

Mereka kembali berjalan mencari sahabat Ryu.

Tanpa Ryu sadari ketiga sahabatnya memperhatikan mereka berdua dari tempatnya masing-masing.

Seorang pemuda berambut hitam dan ikal seusia Ryu, berjalan cepat meninggalkan teman mengobrolnya menuju kesudut ruangan tempat temannya yang berulang tahun berada.

Ryu yang melihat gerakannya segera mengikuti, tangannya masih tetap menggandeng tangan Yuri.

"Selamat ulang tahun Kenzie," Ryu memeluk sahabatnya.

"Terimakasih sobat, terimakasih sudah datang tidak terlambat dan emm..."

Mata Kenzie yang agak sipit berkedip-kedip pada Ryu sambil melirik Yuri sekilas. Temannya yang berambut ikal turut menggerak-gerak alisnya naik turun.

Yuri tertawa kecil melihatnya, "pria-pria aneh" kata hatinya.

Setelah beberapa saat Ryu berdehem. Ia sangat gugup karena ini adalah hal pertama untuknya. Ia tidak pernah membawa gadis atau memperkenalkan gadis manapun pada teman-temannya. Yuri benar-benar yang pertama untuknya.

"Emm... Yuri perkenalkan mereka sahabat-sahabatku. Hiromasa Kenzie dan dia Kouki Toru" kata Ryu sambil menarik lembut tangan Yuri agar berdiri di sampingnya.

Seorang pemuda tinggi agak sipit berambut coklat sebahu segera mengulurkan tangannya.

"Panggil saja aku Kenzie, namamu?"

"Panggil Yuri saja" jawab Yuri sambil bersalaman sebentar dengan Kenzie.

"Ah..ya, senang berkenalan dengan mu Yuri."

Mata Kenzie terus memperhatikan wajah Yuri.

"Selamat ulang tahun yah,"

Yuri berusaha tersenyum walau agak risih melihat Kenzie yang menatapnya terus.

"Terimakasih"

"Aku Toru," kata pria tinggi berambut hitam dan ikal cepat sambil mengulurkan tangannya.

Yuri tersenyum sambil bersalaman dengan Toru.

"Kemana Yoshi?" tanya Ryu.

Toru memberi isyarat dengan menggerakan dagunya ke tengah ruangan. Yuri dan Ryu melihat ke arah yang di maksud oleh Toru.

Seorang pria berambut coklat berantakan dan agak kurus terlihat sedang berada di antara para wanita. Dari kejauhan terlihat senyumnya yang memawan dan lirikan matanya yang tajam.

Yuri mengira-ngira pria itu memiliki tinggi di bawah Kenzie dan Ryu. Sedangkan Toru yang paling tinggi dan tubuhnya berotot paling sempurna diantara mereka.

"Sebentar, akan ku panggil dia."

Kenzie menghentikan langkah seorang pelayan yang tengah melewatinya. Ia memberikan isyarat kepada pelayannya untuk memberikan segelas minuman pada Yoshi.

"Sebentar lagi dia kemari. O ya apa ini kado darimu Ryu? Boleh aku membukannya sekarang?" tanya Kenzie sambil menimang sebuah kotak berpita biru di tangannya.

Ryu melirik Yuri sebentar, Toru tertawa kecil melihat Yuri yang nampak bingung melihat sikap Kenzie.

"Maaf Yuri, Kenzie memang begitu. Dia sangat tidak sabaran" kata Toru.

"Aku hanya penasaran Toru."

"Ya, apapun itu" Ryu ikut tertawa.

Yuri tersenyum melihat mereka.

"Kalau begitu buka saja."

"Benar boleh? Kau baik sekali Yuri."

Kenzie segera membuka kadonya dengan cepat.

"Yah, pelan-pelan. Kau merusak kotaknya" kata Ryu cepat sambil melirik Yuri.

Kado itu Yuri yang membungkusnya, Ryu takut Yuri menjadi sedih karena temannya itu membukanya dengan tidak memakai perasaan.

"Tidak apa-apa,"

Yuri memandang wajah Ryu.

Toru dan Kenzie yang melihatnya saling sikut, belum pernah mereka berdua melihat Ryu memandang seorang gadis dengan penuh cinta seperti itu.

"Maaf, baiklah aku akan membukanya pelan-pelan."

Toru dan Ryu tertawa kembali melihat Kenzie yang memaksakan tangannya membuka kado itu pelan-pelan sedangkan kedua kakinya bergerak-gerak aneh tidak mau diam.

Ryu memandang penuh penyesalan, Yuri membalasnya dengan mengelus lembut tangan Ryu yang tengah menggengam tangannya.

"Wow, ini keren bukan? Aku akan menyimpannya di kamar."

--->

Early weddingWhere stories live. Discover now