Bagian 2

9K 177 0
                                    

Sejak saat itu aku dan Joko mempunyai hubungan lebih dekat lagi. Dia adalah lelaki pertama yang membuatku jatuh cinta. Seperti ada kupu-kupu diperutku pada saat aku melihat kedalam mata indahnya. Joko adalah lelaki yang tidak pernah mengeluh. Selalu tertawa dan tersenyum.

“Kadang aku bertanya-tanya, kapan kau pernah menangis?” Kataku padanya pada saat dia mengajakku berjalan-jalan ke pasar Johar.

Dia menatapku dengan ekspresi geli diwajahnya kemudian tertawa.

“Tidak ada dalam kamusku menangis. Terakhir kali aku menangis pada saat aku tahu ayahku meninggal. Itupun umurku masih berusia lima tahun.”

Aku tahu Ayah Joko sudah meninggal pada saat dia berusia lima tahun. Dia tinggal dengan kakak perempuannya yang bernama Reni bersama Gunawan  pamannya yang dan Mutia bibinya. Bibinya Mutia adalah adik dari almarhum ayahnya. Tidak banyak yang dia ceritakan mengenai ibunya. Dia hanya berkata bahwa ibunya pergi meninggalkan mereka sehari setelah melahirkannya. Keluarganya sangat baik hati dan ramah. Sangat senang bertemu denganku pada saat Joko mengajakku berkunjung kerumahnya di Jogja. Aku adalah Orang yang menurut mereka bisa membuat Joko berubah drastis.

Joko memang pernah bercerita padaku bahwa dia adalah seseorang yang kacau dan buruk. Selalu pulang dengan mabuk dan entah apalagi kekacauan yang sudah dia perbuat. Tapi semua berubah saat bertemu denganku. Menurutnya, aku seperti peri yang diturunkan dari langit untuk dirinya. Kadang aku tertawa pada ucapannya itu. sangat konyol.

Perutku terasa lapar. Kami berhenti di tempat penjual bakso pak Edi. Untuk memesan dua porsi bakso lengkap.

Dia menggenggam tanganku dan menatap wajahku saat kami menunggu pesanan bakso datang.

“kau tahu, kau adalah wanita pertama yang selalu aku pikirkan. Kau bisa membuatku jatuh cinta. Sebelumnya aku tidak pernah merasakan seperti ini. aku jujur padamu. Kau membuat segala hidupku berubah. Membuatku mempunyai tujuan untuk hidup”

Aku tersenyum pada ucapannya. Dia selalu mengatakan itu kepadaku. Entah berapa kali dia mengatakan itu padaku dan selalu membuatku tersipu malu.

Selama sisa hari, kami habiskan untuk berjalan-jalan. Walaupun kami tidak membeli apapun, aku senang bisa menghabiskan waktu dengannya.

Dia juga mempunyai mimpi untuk membangun perusahaan mobil suatu hari nanti. Dia sangat menyukai otomotif terutama yang berkaitan dengan mobil. Aku bahkan tidak tahu apa mimpiku.

Cerita Cinta 1: Tentang aku dan diaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora