Bagian 3 - Penolakan

6.9K 173 0
                                    

Hari ini tepat dua tahun hubungan kami. dia berniat datang ingin melamarku. Meresmikan hubungan kami. Sebelum dia datang aku berniat memberitahukan berita baik ini kepada kakakku. Kulangkahkan kakiku kerumah Mas Paijan yang tidak jauh dari tempatku tinggal. Kebetulan sekali Mba Tinah ada disana juga.

“Eh Mina. Masuk Min.” sapa Mas Paijan. dia sedang menggendong Lanjar. Putri bungsu dari mba Tinah yang baru berusia dua tahun.

“Aku ingin memberitahukan kabar untuk kalian.” Kataku dengan menunduk. Aku tidak tahu bagaimana reaksi mereka.

“Katakan saja Min.” Kata Mba Tinah.

“Emm…” aku sangat gugup. “Hari ini… Joko…. mau …. melamarku.” Kataku dengan terbata-bata.

“Apa????” Mas Paijan terkaget-kaget. Mba Anita istri mas Paijan yang sejak tadi terdiam juga ikut kaget begitu pula mba Tinah.

“Joko si supir itu?” tunjuk mba Tinah keluar pintu depan seolah-olah Joko ada disana.

Aku mengangguk.

“Aku tidak setuju.” Sahut mereka berbarengan.

Aku mencelos. Mereka tidak setuju. Aku mendongak menatap mereka berdua. Mba Anita menatapku dengan iba. Seolah-olah mengerti apa yang aku alami. Tanpa terasa airmata menetes dari pipiku. Kuusahakan untuk menghapusnya dengan punggung tanganku.

Kalau mereka berkata seperti itu aku harus bagaimana lagi. Mau tidak mau aku harus menuruti kata mereka.

Ketukan pelan dipintu mengagetkanku.

“Dia pasti sudah datang. Kamu masuk kamar sana.” Tunjuk mas Paijan kekamarnya. Mba Anita tersenyum dan membimbingku kekamar mereka.

Aku duduk disudut dipan tempat tidur mereka. Menangis sesenggukan tanpa suara. Mba Anita mendekatiku duduk disampingku. Mengusap lembut punggungku.

“Apa yang harus aku lakukan mba?” tanyaku menatap ujung kakiku.

Mba Anita menatapku dengan sedih. “Tidak ada yang harus kau lakukan Mina.”

“Aku tahu bagaimana rasanya. Aku tahu.” Tambahnya lagi.

Aku menatapnya tak percaya “Mba pernah seperti ini.” Tanyaku.

Mba Anita mengangguk. “Aku dan mas Paijan dijodohkan Min.”

“Aku tahu betul bagaimana rasanya saat aku punya pilihan sendiri namun tidak disetujui oleh orangtua. Namun dibalik itu semua pasti ada maksudnya Min. mereka ingin yang terbaik untuk kita.”

Aku merosot ke bahu mba Anita. Tangan mba Anita melingkar disekitar bahuku. Mengusap lembut berusaha menenangkan.

Apakah mba Anita mencintai mas Paijan? apakah mereka hanya berpura-pura saling mencintai?

Aku menatap mba Anita. “Mba, apakah mba mencintai mas Paijan?”

Mba Anita tersenyum padaku. “Tentu aku mencintainya. Dia pun begitu.”

Samar-samar aku mendengar pembicaraan di mereka diruang tamu.

“Maaf kami menolak lamaranmu.” Terdengar seperti suara mas Paijan. aku memejamkan mata. Hubunganku dengan Joko tidak bisa dilanjutkan lagi.

“Kami menghormati maksud kau datang kesini. Tetapi maaf. Kami menolak lamaranmu.” Suara mba Tinah berusaha lembut.

“Maafkan saya mba dan mas kalau saya bukan kriteria yang cocok untuk Mina.” Terdengar seperti suara Joko. Aku mengetahui suara itu. Dia sangat sedih.

“Kalau begitu saya permisi dulu. Sampaikan salam saya untuk Mina.”

Cerita Cinta 1: Tentang aku dan diaWhere stories live. Discover now