PART 5 | HENTIKAN!

101K 7K 169
                                    

MUHSIN ALATAS..

Icha tertawa melihat nama penyanyi dangdut yang berkumis tebal itu. teringat dengan nama Mushkin yang serupa, tidak.. bukan serupa lagi tetapi memang sama persis. Hannya permainan huruf yang menjadikan namanya sedikit berbeda.

"Muka aja kayak bule, namanya Tuhaaaan.. lokal banget." Gumamnya.

"Kamu kenapa? Ketawa-ketiwi sendiri begitu?" Suara Mushkin menginterupsinya. Rupanya bos nya itu sudah berada tepat di hadapannya, tunggu dulu.. kapan dia masuk?

"Cepet siap-siap. Kita ke Punclut sekarang,"

"Loh, gak ke Renova pak?"

"Ke Renova siang. Kita ke proyek baru dulu. Saya pergi duluan, kamu bawa motor kan? jadi susul saya lima belas menit lagi."

Setelah itu, Mushkin langsung menghilang dari pandangannya. Icha mengedikkan bahunya, kembali berkutat pada pekerjaannya dan mempelajari seputar proyek yang sedang di garap oleh Mushkin dan Reno.

Menurut data yang ia peroleh, proyek ini adalah sebuah proyek apartement yang sangat lengkap, dengan pusat hiburan dan perbelanjaan juga tempat-tempat lain yang di perlukan oleh para penghuni nya. Mengingat daerahnya belum terlalu banyak penghuni dan jauh dari keramaian, hal itu akan sangat memudahkan para penghuninya nanti. Mereka tidak harus pergi jauh-jauh hanya untuk mencari makanan atau kebutuhannya.

Proyek yang sangat besar sekali, Icha sampai membelalakkan matanya ketika melihat jumlah anggaran yang di buat untuk mendanai proyek tersebut. Memang hasil kerja sama dengan berbagai pihak, tetapi tetap saja pencetus utamanya adalah Reno dan Mushkin.

Jadi ini, proyek yang membuat Sharen sempat marah karena Reno benar-benar sibuk sekali? Pantas saja sampai sibuk seperti itu, proyeknya saja bukan main-main. Dan lagi, terdapat sebuah bangunan khusus untuk para warga yang tanahnya tergusur. Mereka memfasilitasi semua warga. Hebat. Hebat sekali.

"Sharen.. lo bisa beli banyak artis ganteng dan bikin manajemen sendiri kalau suami lo usahanya begini. Lo kan suka cowok ganteng ren.. ya ampun sahabat gue, mujur amat hidupnya. mimpi apa dia sampe nikah sama pria bergelimang harta begini Tuhaaaan.."


*****


Mushkin bersiul pelan, ia merasa bangga pada dirinya sendiri karena sampai lebih dulu dari Icha. Kalau begini kan dia tidak akan merasa bersalah karena membuat Icha menunggu. Justru Icha lah yang akan merasa bersalah karena sudah membuatnya menunggu.

Lima menit menikmati damainya parkiran, akhirnya sosok mungil dengan motornya yang berwarna hijau itu sampai. Mushkin memperhatikannya sekilas, Icha sedang membenahi tatanan rambutnya yang sedikit berantakan karena helm bogo nya, bibirnya terus menerus bergumam entah berkata apa ketika ia bercermin di spionnya.

Dasar aneh, dasar gila. Mushkin terkekeh memperhatikannya.

Sekali pe'a, tetap saja pe'a.

Matanya kembali lagi pada Icha yang masih bercermin, kali ini dengan santainya Icha memakai lipstik dan mengatupkan bagian atas dan bawah bibirnya untuk meratakan lipstiknya, Icha juga memonyongkan bibirnya, membuat gerakan seolah ia sedang mencium seseorang. Mungkin mengetes lipstiknya, pikir Mushkin.

Tetapi, entah mengapa Mushkin tiba-tiba saja menelan ludahnya dengan berat. Bibir yang selalu menggerutu itu sesungguhnya ia sudah pernah..

Merasakannya.

Melumatnya.

Mencecap rasanya.

Dan menjelajahinya.

You and I (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang