YC. 16

62.2K 3.8K 21
                                    

Bian memarkirkan motornya di sebuah Mall. Apa maksud dan tujuan sebenarnya dia membawaku ke mari?

"Ngapain, kok ke sini sih? Rumah kita kelewatan bego!" kataku seraya menjitak kepalanya yang sudah tidak memakai helm pastinya.

"Bomat... pokoknya lo harus nemenin gue hari ini. Anggap aja sebagai hadiah ulang tahun lo buat gue," katanya dengan seenak jidat dan tanpa persetujuanku.

"Harus? Terus ngapain lo ngajakin gue ke sini?" tanyaku yang masih dibuat bingung olehnya.

"Masuk dulu deh, ntar gue kasih tau." Bian sudah berjalan mendahuluiku memasuki Mall, dan aku di sini mengikutinya seperti orang hilang yang tidak tau tujuan.

"Ke mana sih?" tanyaku lagi yang kembali dihiraukan olehnya.

Tiba-tiba langkahnya terhenti tepat di sebuah toko pakaian yang cukup besar dan lengkap.

Dia kembali melangkahkan kakinya memasuki toko tersebut bersama aku yang masih setia mengikutinya.

"Ngapain?" tanyaku untuk yang kesekian kalinya.

"Nyari baju buat lo, emang lo mau pake baju seragam?" tatanya cuek dan mulai memilih-milih dress yang tergantung di depannya.

"Hahh?"

"Jangan kebanyakan nanya deh," kata Bian sarkatis.

"Emang lo bawa salin?"

"Gue mah tinggal pake jaket juga beres," jawabnya cuek dan masih asyik memilih dress untukku.

"Nih!" Dia memberikan 3 buah dress dengan warna dan motif berbeda padaku.

"Buat apa?"

"Cobain."

"Ogah ahh, gue gak suka pake dress begituan," tolakku dan mendorong kembali 3 buah dress itu pada Bian.

Aku melangkahkan kakiku, mencari setelan pakaian yang sepertinya cocok untukku.

Celana jeans dan T-shirt, mungkin akan lebih nyaman dan pas untukku.

"Gue ambil yang ini aja yah," kataku seraya memperlihatkan sebuah celana jeans dan T-shirt biru lengan pendek bergambar boneka stitch padanya.

Bian mengerutkan keningnya saat melihat seleraku yang bisa dibilang terlalu cowok atau mungkin kekanakan. Kerutan di keningnya seakan mengatakan 'gak cocok kurang feminim' padaku.

"Lo serius?" tanyanya memastikan.

"Ya," jawanku mantap.

Ya, daripada harus ribet-ribet mengunakan dress yang entah begitulah bentuknya. Terlalu terbuka pula.

"Serah lo deh. Kenapa gak dress aja sih? Kan biar lebih feminim kali Nay. Ohh iyah gue lupa lo tuh kan cowok yah." Aku langsung memelototi dan meninju perutnya tepat saat dia sedang menertawai seleraku.

Tak lama Bian langsung menuju meja kasir dan membayar semua belanjaan kami atau lebih tepatnya belanjaanku.

***
Selang beberapa menit di dalam kamar mandi. Aku dan Bian sudah selesai berganti pakaian dengan yang terlihat lebih nyaman ketimbang seragam sekolah. Beda kamar mandi!

Aku mengenakan setelan yang baru saja dibelikan Bian tadi, dan Bian dia hanya tinggal memakai jaket, tapi Bian lebih memilih memakai sweater abu yang yang biasa dikenakannya saat di rumah.

"Ngapain lo nyuruh gue pake dress tadi?" tanyaku sebal.

"Gue penasaran aja pengen liat lo pake dress," katanya cuek dan tak terasa kami pun sudah sampai di tempat motor Bian terparkir. Tentu saja parkiran.

Young Couple [Completed]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu