YC. 22

64.1K 3.7K 67
                                    

Sekitar setengah jam yang lalu Niken pamit pulang padaku dan Bian, padahal aku sudah memaksanya untuk tetap di sini menemaniku. Bukannya aku juga tidak mau pulang, tapi Mama yang menyuruhku untuk tetap di sini atau bahkan dia mengancamku, jika aku tidak menemani Bian maka aku tidak akan mendapatkan uang saku selama satu bulan. Bagaimana ancamannya teman-teman? Beresiko bukan:3

Jadi, di sinilah aku sekarang, asyik menonton drama korea di televisi yang ada di depanku. Untunglah aku masih dapat melampiaskan kebosananku dengan menonton drakor di televisi ini, jika di ruangan ini tidak ada televisi apa yang akan terjadi denganku?

Mati bosan di sini menemani seseorang yang sama sekali tidak peduli dengan keberadaanku di tempat ini? Dan untunglah ruangan Bian itu ruang VIP yang cukup nyaman.

"Seorang Nayla ternyata suka film yang menye-menye juga yah," ledek Bian yang akhirnya bersuara.

Aku langsung mengalihkan pandanganku padanya, lebih baik dia diam dari pada mengomentariku.

"Suka-suka gue dong, gue yang nonton jadi yah kenapa lo harus ribet," kataku dan kembali lanjut menonton.

"Apa serunya sih?"

"Serulah, apalagi liat tuh cowoknya cakep, keren kaya gitu," kataku dengan penuh binar suka cita membayangkan wajah tampan Song Joong Ki di drama tersebut.

"Cakepan juga gue," celetuknya dengan penuh percaya diri dan langsung mengundang tawa dariku.

"Hahaha... pede gila lo!" kataku sarkas.

"Emang cakep kali, kalo enggak kenapa lo liatin mulu gue tadi?"

"Tadi kapan yah?" tanyaku polos. Aku benar-benar-benar lupa memangnya kapan aku memperhatikan dia?

"Masih muda udah pikun, gimana nanti?"

"Serah gue!" kataku mengakhiri pembicaraan karena tak lama seorang perawat masuk ke dalam ruangan dengan sebuah nampan berisi makanan yang sudah pasti itu untuk Bian, dan aku lapar sekarang T.T

"Pacarnya ya, Mas?" tanya sang perawat pada Bian dengan mata yang tertuju padaku.

Aku yang sedang asyik menonton langsung menengok ke arah mereka, dan tak lama perawat itu pun tersenyum padaku.

"Istri saya," jawab Bian sedikit berbisik pada perawat perempuan setengah baya itu.

"Cocok loh Mas, Mbaknya cantik dan Mas ganteng," puji si ibu perawat dengan senyuman lebar. "Silakan di makan Mas, permisi." Perawat itu pun ke luar dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya saat melewatiku.

Tepat setelah perawat itu ke luar tawa Bian langsung pecah, entah apa yang ditertawakannya hingga seperti itu.

"Ngetawain apaan?" tanyaku penasaran.

"Si Ibunya masa bilang lo cantik, kan gue ngakak, Nay," kata Bian ditengah tawanya.

Tunggu! Dimana letak lucunya itu semua?

"Lucu di mananya?"

"Ya lucu aja."

"Trus?"

"Trus apa?" tanyanya yang kini sudah berhenti tertawa.

"Ok, abaikan," kataku akhirnya. Capek juga debat sama tuh bocah.

"Makanan apaan tuh? Gue gak selera liat makannya." Bian bergidik saat melihat makanan yang dibawa ibu perawat tadi di nakas yang ada di samping kanannya.

"Ya nikmatin aja sih Yan," ledekku puas.

"Makan gih buat lo, gue ikhlas banget deh," katanya yang sesaat langsung membuat cacing-cacing di perutku berjingkrak dan aku langsung menghampirinya, tapi semuanya berubah saat kulihat menu makanannya, ok lah kalian pasti tau makanan Rumah Sakit bukan? Ya seperti itulah.

Young Couple [Completed]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz