YC. 25

69.9K 3.9K 34
                                    

Semenjak saat itu Viola lebih sering mendekati Bian, bahkan mungkin setiap jam istrirahat dia selalu ke kelas untuk menemui Bian, membawakannya makanan, atau mungkin membantu Bian menuliskan tugasnya, dan perhatian lainnya yang menurutku memuakkan.

Entah bagaimana, Bian juga tampaknya biasa saja atau mungkin tidak merasa terganggu dengan itu semua. Padahal dia pernah mengatakan padaku, jika dia tidak menyukai Viola, tapi buktinya?

Seperti sekarang ini, Viola sedang berada di meja Bian, dengan membawakannya makan siang, seperti yang sering dilakukannya dulu saat mereka berpacaran. Aku muak melihat kelakuan mereka berdua, terlebih tingkah Viola yang sok manis dan care di depan Bian.

Ku lihat Bian melirikku sesaat ketika aku hendak melangkah untuk ke luar dari kelas, tapi aku sama sekali tidak mempedulikannya. Mencari udara segar sepertinya akan lebih baik.

"Mau ke mana, Nay?" tanya Niken ketika berpapasan denganku di ambang pintu.

"Cari udara segar, Ken. Sumpek di dalam," kataku dan berlalu meninggalkannya.

Taman sekolah saat ini terlihat cukup ramai, terlebih oleh anak-anak kelas 12 yang sedari tadi lalu-lalang melewati koridor yang dekat dengan Taman ini untuk menuju ruang laboratorium. Hari ini adalah ujian praktek terakhir meraka karena mulai nanti senin mereka akan bersiap untuk Ujian Sekolah, dan yah yang lebih membahagiakan dari itu semua adalah kelas 10 dan 11 akan libur panjang selama 1 minggu.... Yipyyy

Seseorang menghampiriku, dia mengenakan jas putih panjang yang biasa digunakan saat berada di ruang lab seperti beberapa orang yang tadi kulihat. Lelaki itu sudah berdiri di depanku dengan kedua tangannya yang dimasukan ke dalam saku jasnya. Dia tersenyum padaku saat aku mengalihkan pandanganku padanya. Senyuman manis yang sangat familiar, Ya itu Kak Arsen, hanya saja kali ini dia memakai kacamata yang sebelumnya tidak pernah kulihat dia menggunakannya. Menurutku itu menambah kadar ketampanannya ^^

"Kak Arsen?"

"Boleh duduk di sini?"

"Duduk aja kali Kak," Kataku dengan kekehan. Kak Arsen memang selalu seperti itu, meminta izin padaku untuk duduk di sebelahku, padahal sudah jelas-jelas tempat di sebelahku itu kosong. Sangat sopan, dan mengemaskan... hehehe

"Kakak gak ke ruang lab? Bukannya lagi ujian yah, Kak?"

"Nunggu kelas lain selesai dulu," jawabnya santai seraya membuka kacamatanya.

"Kenapa kacamatanya dilepas, Kak? Pake aja, cocok kok, hehe," kataku dengan cengiran saat mengatakannya.

Kak Arsen juga ikut terkekeh dan akhirnya memakai kembali kacamatanya dan memperlihatkannya padaku, "Gimana?" candanya.

"Keren Kak, tambah cakep," jawabku jujur seraya mengacungkan kedua jempolku padanya dan Kak Arsen malah terkekeh geli karenanya. "Kakak minus?"

"Hmm, kurang lebih seperti itu, hanya saja sebenarnya saya kurang pede memakai kacamata seperti ini, paling saya memakainya saat di kelas aja."

"Ohh... pantas aku gak pernah liat Kakak pake kacamata."

***
Author's POV

Ponsel Bian berdering, menandakan ada sebuah pesan masuk untuknya. Diusapnya layar ponsel tersebut, memperlihatkan nama sang pengirim pesan yang sudah sangat lama tidak pernah menghubunginya, semenjak dia meminta putus darinya tanpa sebab.

Rabian, bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu yah, apa kamu masih ingat aku? Kuharap seperti itu. Bi, sebenarnya ada yang ingin aku jelaskan padamu, apa kita bisa bertemu? Aku akan menunggumu besok di Taman kota seperti biasa. Maaf untuk saat itu, aku akan menjelaskannya padamu nanti.

Young Couple [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang