Chapter 6: Asher Sakit

12.4K 951 11
                                    

Krystal POV

Tidurku terganggu karena pukulan ringan pada lenganku. Aku mengerjapkan mata untuk melihat siapa yang mengganggu tidurku. Dengan wajah menangisnya Asher terus memanggil Kai.

"Daddy..." Tangisnya lagi.

"Asher kenapa?" Tanyaku duduk dari tidurku dan memangkunya.

"Ucing Mommy, ala Acel atit (pusing Mommy, kepala Asher sakit)" ucapnya yang mulai lancar.

"Kepala Asher pusing? Mana yang sakit sayang" tanyaku memegang kepalanya.

Asher menunjuk bagian kepalanya yang pusing. Aku terus memijit kepalanya, badannya hangat. Asher pasti sakit.

Asher terus menangis, memanggil Kai. Aku ingin memanggil Kai, namun karena ini tengah malam, aku takut Kai terganggu.

"Daddy, Mommy.. Acel aau Daddy" ucapnya masih menangis. Melihatnya menangis membuat hatiku ikut sedih, aku menghapus air matanya.

"Ssst, Asher sama Mommy dulu aja ya? Daddy sedang tidur, kasian kalau diganggu" ucapku mencoba membuatnya mengerti. Namun, tangisnya semakin menjadi. Bahkan menjerit.

Tok tok tok

"Krys, Asher kenapa? Boleh aku masuk?" Suara Kai terdengar dibalik pintu.

"Masuk aja, gak dikunci" ucapku.

Kai masuk dengan kaos hitam polos dan celana boxernya. Asher yang melihat Kai berjalan kearahnya langsung merentangkan tangannya minta digendong.

Kai langsung menggendong Asher, menenangkannya, menimangnya. Masih dengan sesegukkan, Asher meletakkan kepalanya pada pundak Kai dengan nyaman. Kai memeluk Asher dengan sayang. Melihat mereka seperti ini membuatku terharu.

"Ala Acel ucing, Daddy (kepala Asher pusing, Daddy)" ucap Asher lirih. Aku beranjak dari dudukku dan berdiri disamping Kai yang sedang menggendong Asher. Aku mencium lalu mengelus kepala kecilnya itu.

"Asher sakit ya? Ke dokter ya?" Ucap Kai.

"Nda aau (gak mau)"

"Yaudah, Asher bobo lagi ya. Kasian Daddy kan besok kerja, sayang" ucapku mencoba membujuknya.

"Acel aau bobo cama Mommy Daddy (asher mau tidur sama Mommy dan Daddy)"

"Yaudah, Asher bobo" Kai menidurkan Asher ditengah kasur. Kai tidur disebelah kiri Asher dan aku disebelah kanannya. Asher tidur memeluk Kai. Mereka tidur saling berpelukan. Kai mengusap punggung Asher, seperti yang aku lakukan setiap ia ingin tidur.

Kai tersenyum kearahku. Mencium keningku sekilas dan memejamkan mata.

***

Pagi ini, Asher rewel terus. Karena sakit, mungkin. Aku dan Kai segera bersiap untuk membawa Asher ke Rumah Sakit. Asher muntah-muntah, dan ingin terus sama Kai. Bahkan saat Kai mau berangkat kerja, dia nangis kejer.

Asher sudah diganti bajunya olehku, dan kami berangkat ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, Asher tidak mau lepas gendongan dari Kai. Bapak dan Anak ini sangat menempel.

Asher mendapat urutan 5, karena pasien sedikit, dan ini masih pagi. Kai jadi tidak bekerja hari ini, atau mungkin nanti.

Panas di badan Asher menaik, sejak semalam panasnya tidak turun-turun.

"Asher mau minum?" Tanyaku menyodorkan botol minum Iron Man pada Asher yang sedang tiduran pada dada Kai seraya memeluk Kai.

"Minum dulu ya?" Ucap Kai mengambil botol minum dari tanganku.

Asher menggeleng, matanya sayu, hidungnya memerah. Dia terlalu banyak menangis pagi ini.

Panggilan nama Asher membuat kami berdiri, kami masuk ke ruang dokter tersebut.

"Weits, Kai my bro" sambut dokter itu yang langsung bersalaman pada Kai. Kai tersenyum menanggapinya.

"Hai, Krys. Apa kabar?" Tanya dokter itu beralih kepadaku. Aku mengernyitkan dahi bingung.

"Ba-baik, dok" ucapku. Dokter ini seperti sudah lama kenal denganku.

"Apa kabar, Kai?" Tanya dokter yang papan nama dimejanya bertuliskan 'Dionando Kenzou'

"Baik, ini anak gue yang sakit" ucap Kai yang masih menggendong Asher.

"Yaudah, yuk periksa" Kai langsung merebahkan Asher ditempat tidur. Asher nangis menjerit tidak mau melepaskan pelukannya pada Kai.

"Asher, periksa dulu ya sebentar" bujuk Kai dengan susah payah.

Asher tiduran dengan pasrah, masih dengan tangisnya. Dokter tersebut memeriksa Asher. Mengecek panas tubuh Asher.

"Asher hanya demam biasa, tidak perlu dirawat. Ini resep obatnya, ada vitaminnya juga" ucap dokter itu tersenyum.

"Yaudah, thanks bro" ucap Kai pada dokter tersebut.

Kami keluar dari ruangan, tangis Asher sudah mereda. Hanya saja masih sesegukkan. Hidungnya sangat merah. Kai menebus obat, Asher beralih kegendonganku. Dia tidak menangis lagi, aku menimangnya. Kasian Asherku ini.

"Jangan nangis lagi ya, nak. Capek kan sayang" ucapku pelan mengelus kepala Asher.

"AKU GAK SELINGKUH!" Teriak pria itu.

"KAMU SELINGKUH! Aku ngeliat dengan mata kepalaku sendiri kok!" Balas sang wanita dengan setengah menjerit, seraya menangis.

Anak umur satu tahun diantara sang pria dan wanita menangis keras. Duduk dikasur melihat orang tua mereka bertengkar. Ia tidak tahu apa yang terjadi diantara orangtuanya.

"Terserah kamu mau percaya apa enggak!" Ucap pria itu berlalu keluar kamarnya.

Sang wanita menangis, dan berjalan kearah anaknya yang juga sedang menangis. Memeluk sang anak dengan sayang.

Pria berwajah buram itu muncul kembali, kepalaku sakit, sangat sakit. Rasanya limbung, ingin jatuh. Aku berpegang pada tembok didekatku. Seraya menggendong Asher erat, takut ia terjatuh.

"Kamu kenapa?" Suara Kai terdengar. Memegang pundakku dan mengambil Asher dari gendonganku.

Aku meringis, kepalaku sangat sakit.

"Gakpapa. Udah yuk" ucapku saat sakit pada kepalaku sedikit mereda.

***

Malam ini keadan Asher sudah membaik, panas tubuhnya sudah turun. Asher terbangun sore tadi, sehingga tidak bisa tidur sekarang.

Kai tidak ke kantor seharian ini, ia bekerja di ruang kerjanya yang ada di rumah.

Aku duduk disofa ruang TV dengan Asher dipangkuanku, menyenderkan tubuhnya padaku sambil menonton film Barney kesukaannya. Tububnya masih lemas. Sesekali aku mencium pipinya.

Aku melihat Kai berjalan kearahku, duduk disebelahku. Mengelus rambutku lembut. Perlakuannya seperti ini membuatku bingung akan statusku yang sekarang. Aku tidak tahu sebenarnya dia menganggapku apa. Sedih, itu yang aku rasakan saat ia memperlakukanku seperti ini. Aku mencintainya, sangat mencintainya.

Dia bilang dia mencintaiku, tapi seringkali dia bilang padaku merindukan istrinya.

Kai mengganti channel TVnya menjadi berita. Asher menengok kearah Kai hendak menangis. Ia tidak suka diganggu saat menonton.

Kai masih asik dengan berita di TV, tidak melihat kearah Asher yang hendak menangis.

Asher menangis kencang, Kai langsung melihat kearah Asher.

"Kenapa nangis?" Tanyanya santai.

"Pake nanya lagi, Asher kan lagi nonton! Kenapa kamu ganti?" Ucapku gemas.

Kai hanya nyengir dan mengganti lagi menjadi Barney.

***
To Be Continue~

Hai! Maaf keun di part ini aneh.. Hehehe..

Remember Us (Completed)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें