Chapter 7: Main di taman

11.6K 888 5
                                    

Krystal POV

Aku membuka mataku, terik matahari seakan memanggilku untuk bangun. Aku menggeliat pelan. Merasakan ada yang memelukku dari belakang. Kai. Tentu saja itu Kai. Sejak Asher sakit, ia tidur bersama kami karena Asher yang menangis saat tidak melihat Daddynya ketika terbangun ditengah malam.

Keadaan tubuh Asher sudah membaik, demamnya sudah turun sejak kemarin, Asher juga sudah nyenyak dalam tidurnya, tidak terbangun saat malam.

Deru napas Kai terasa direlung leherku. Aku tidur menghadap Asher dan Kai tidur disebelahku. Kenapa dia jadi tidur disebelahku?

"Kai, bangun.." Ucapku pelan. Namun, Kai tak juga bangun.

Aku mencoba mengubah posisi tidurku dengan perlahan, mengubah menjadi menghadap Kai.

Aku melihatnya dari dekat, sangat dekat.

Jantungku berdetak sangat cepat, melihatnya sedekat ini membuat kerja jantungku lebih cepat.

"Good Morning, Sayang" Pria itu mengecup kening sang wanita saat ia sudah membuka matanya.

"Morning.." Balas sang wanita memeluk erat suaminya itu. Sang wanita menenggelamkan wajahnya pada curuk leher sang pria, memeluk sang pria erat. Sangat erat.

Kepalaku kembali sakit. Sakit. Sangat sakit. Pria berwajah buram itu kembali menghantuiku. Aku tidak tahu siapa dia sebenarnya. Dia selalu saja datang dalam mimpi maupun bayangan sekelebat. Seperti De Javu.

Aku memegang kepalaku, meringis seraya menunduk.

"Are you ok?" Suara serak bangun tidur Kai terdengar ditelingaku. Kai menangkup pipiku, mendongakkan wajahku menghadap ke wajahnya.

"Sakit" ucapku pelan seraya meringis.

Kami sangat dekat, oh Tuhan, jantungku. Bahkan hidung kami bersentuhan sekarang.

"Yang mana yang sakit?" Tanyanya memegang pelipisku.

"Yang ini?" Tanyanya lagi seraya memijit pelan pelipisku.

Aku mengangguk dan memejamkan mata menikmati pijatan lembutnya.

"Mommy.." Pukulan pelan pada punggungku membuatku tersadar bahwa disini ada Asher.

Aku tersenyum, membuka mataku. Kai juga tersenyum menghadapku, mencium keningku pelan. Aku membalikkan tubuhku menghadap kearahnya. Asher tersenyum manis melihatku. Aku bangkit dari tidurku dan menggendong Asher berjalan keluar kamar.

"Mau kemana?" Tanya Kai yang masih malas untuk beranjak.

"Mau sarapan, Kai" ucapku dan berlalu keluar.

***

Sabtu sore ini kami habiskan ditaman. Asher sudah bermain sejak tadi dengan Kai. Berlari, kesana kemari. Mengapa dia tidak lelah? Padahal ia baru saja sembuh dari sakitnya.

Asher berlarian kearahku dengan Kai yang ikut mengejarnya dibelakang. Asher tertawa sesekali melirik kearah Kai.

"Ampeeee!! (Sampe)" teriaknya dan menghambur pelukan kepadaku.

Kai tertawa dan mengelus rambut Asher sayang. Kai duduk disebelahku.

"Mau aku beliin minum?" Tanyaku saat melihat wajah capeknya.

"Boleh" ucap Kai tersenyum. Aku memindahkan Asher kepangkuan Kai.

Aku mencari supermarket dekat sini, dan membeli air mineral untuk Kai dan Asher. Aku juga membeli beberapa wafer untuk dirumah.

Aku kembali kearah Kai dan memberikan minuman tersebut padanya.

"Mommy, aau.. (Mommy, Mau)" Asher menunjuk pada wafer yang aku beli.

Aku membuka bungkusan wafer tersebut, dan memberikan satu wafer pada Asher.

Asher memakannya, dan meminta turun dari pangkuanku. Aku menurunkan Asher. Asher berjalan menjauh, melihat kearah beberapa anak sedang bermain dengan teman-temannya.

Asher hanya menonton anak-anak tersebut sambil memakan wafernya.

Saat anak-anak disana tertawa, Asher ikut tertawa dan loncat-loncat hingga wafer ditangannya jatuh.

Asher hendak mengambilnya, namun Kai dengan cepat lari dan mengambil wafer yang jatuh.

Asher mendongak kearah Kai yang sedang memegang wafernya.

"No! Ini udah kotor sayang" ucap Kai mengelus Asher.

"Daddy..." Panggil Asher dan menangis kencang. Asher meloncat-loncat hendak mengambil wafer itu yang berada di tangan Kai.

Kai menggelengkan kepalanya, tanda tidak boleh dimakan. Asher semakin kencang menangis, hidungnya memerah.

Asher menjatuhkan pantatnya, berduduk dibawah dan menggerakkan kakinya kesal. Tangisnya kencang, ia mendongak kembali kearah Kai yang masih melihat kearahnya tanpa mau memberikan wafer tersebut.

"Daddy..." Teriak Asher disela tangisnya. Kai berjalan ke dekat tempat sampah dan membuang wafer tersebut.

Kai berjalan kembali kearah Asher dan hendak menggendong Asher, namun Asher tidak mau. Asher berdiri dari duduknya dan berjalan kearahku yang sedang duduk dikursi taman.

Aku tersenyum dan berjalan kearahnya, menggendong tubuh mungilnya.

"Jangan nangis ya sayang" aku menghapus air matanya, mencium pipinya. Aku memberikan ia minum. Dan memberikan wafer yang baru kepadanya. Asher menerima wafer tersebut. Ia tidak lagi menangis.

Kai berjalan kearah kami, dan duduk disebelahku. Mengelus kepala kecil Asher.

"Maafin Daddy ya, tadi kan makanannya udah kotor, boy" ucap Kai.

Asher memalingkan wajahnya, ia masih kesal pada Kai, ternyata.

***

Kami kembali kerumah pada malam hari setelah makan malam.

Asher sudah kembali bersama Kai, ia tidak lagi marah pada Kai.

"It's time to sleep, Sayang" ucapku pada Asher setelah menggantikkannya dengan piama.

Asher sudah berbaring pada tengah kasur, aku memberikan sebotol susu untuknya. Aku berbaring disampingnya. Mengelus punggung mungilnya yang berada di pelukanku.

Asher sudah mulai tertidur, susu dibotolnya sudah mulai habis. Aku mengambil botol itu saat habis dan menaruh ke dapur.

Aku melihat Kai masih setia diruang TV. Menonton bola, yang aku tidak mengerti sama sekali.

"Belum tidur?" Tanyaku berdiri disamping sofanya.

Ia menghadap kearahku lalu menepuk sebelahnya tanda aku disuruh untuk duduk disana.

Aku duduk disampingnya, ikut menonton yang membuatku bosan.

"Aku kekamar ah!" Ucapku setengah kesal.

"Eh! Jangan" Kai menarik tanganku hingga aku terjatuh kembali pada sofa tersebut.

"Aku gak ngerti apa yang kamu tonton, Kai!" Ucapku.

Aku tersenyum miring. Menatap kearahku. Mematikan TVnya.

Ia menangkup wajahku, mendekatkan wajahnya membuat aku memejamkan mata. Aku merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirku. Ya, Kai menciumku.

Kai menggerakkan pelan bibirnya, membuat aku membalas perlakuannya.

Kai melepaskan pangutan bibirnya, tersenyum simpul.

"Ayo, sayang. Kita tidur" ucapnya berdiri dari duduknya dan menggandeng tanganku.

Aku mengikutinya kekamar, dan berbaring diantara Asher.

***

To Be Continue👉👉👉👉👉👉👉

Sampai bertemu pada Chapter selanjutnya.

Remember Us (Completed)Where stories live. Discover now