chapter 3

25.2K 2.8K 142
                                    

Ketika pikiran Chanyeol kembali jernih, ia memikirkan ulang permintaan Baekhyun kemarin malam. Ia mengakui salahnya yang tidak memberikan Baekhyun kesempatan untuk mengatasi permasalahannya, tapi akhirnya ia menyalahkan kurang tidurlah yang menyebabkan kemuraman dan suasana hatinya yang tidak menyenangkan malam itu. Setelah bersedia mendengarkan suaminya, Chanyeol mengetuk ruang kerja Baekhyun yang tertutup dan terkunci.

"Baek, aku tahu kamu di dalam. Bukalah." Semenit berlalu, Chanyeol mengetuk lagi. "Baekhyun, bukalah pintunya. Kita perlu berbicara dan membiarkanku berdiri di luar sini hanyalah membuang waktu."

Tidak berapa lama kemudian Chanyeol mendengar Baekhyun membuka kunci pintu. Membiarkan dirinya masuk, Chanyeol memperhatikan Baekhyun yang membelakanginya untuk kembali ke mejanya. Chanyeol tidak senang dengan keputusan Baekhyun memberinya perlakuan dingin, tapi ia menyadari bahwa ia pantas mendapatkan itu. Tidak satupun dari mereka berbicara untuk beberapa saat hingga Chanyeol meletakkan tangan di belakang kursi Baekhyun, bersandar padanya.

"Baek..." ucapnya lembut. "Kau tahu aku tidak suka ketika kau mengacuhkanku..."

Baekhyun menoleh-memberikan tatapan sedih namun juga marah, "Tapi ketika aku benar-benar peduli, aku berlebihan, bukan?"

Saat itu, Chanyeol menyesal tidak menahan lidahnya malam sebelumnya. Ia tahu bahwa mereka berbeda. Baekhyun suka mengungkapkan perasaannya-apakah itu berarti dengan ekspresi gerakan tangan atau meninggikan suaranya, sementara dia lebih suka memendamnya. Tapi terkadang ia lupa dengan kebiasaan Baekhyun, yang membentuk sosok seorang Baekhyun, memandang rendah hal-hal kecil yang menurutnya rumit, dan hasilnya justru melukai pasangannya.

Dengan wajah serius, Chanyeol memutar kursi Baekhyun menghadapnya dan membuat pria itu berdiri. Ketika Baekhyun menolak, Chanyeol menariknya sedikit lebih kuat hingga Baekhyun mau tidak mau berdiri. Sambil memeluknya erat, Chanyeol membenamkan wajah di puncak kepala Baekhyun.

"Aku tidak bermaksud seperti itu." Chanyeol mengayunkan tubuh mereka ke kiri dan kanan, "Aku minta maaf, Baek," lanjutnya.

Terasa begitu lama sebelum Baekhyun akhirnya menggerakkan lengannya, pelan-menyentuh dada Chanyeol dengan ujung jari sebelum melingkarkan lengan di pinggang Chanyeol, "Kau benar-benar moody akhir-akhir ini, Yeol..."

Chanyeol mengerucutkan bibirnya. Ia tahu suasana hatinya akhir-akhir ini sangat buruk-faktanya, selama berminggu-minggu. Kekurangan waktu tidur dan bekerja lembur memberi dampak yang buruk. Itu jelas untuknya, meskipun, dampak itu tidak hanya terjadi pada dirinya dan juga tubuhnya, namun juga hubungannya dengan Baekhyun. "Aku tahu, aku minta maaf."

Untuk Chanyeol, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan selain meminta maaf. Ia tidak bisa membuat janji. Ia tidak bisa berjanji akan pulang ke rumah lebih cepat, mengurangi pekerjaan, atau tidur lebih banyak. Janji-janji seperti itu tidak bisa dilakukan karena ia tidak tahu apakah ia bahkan bisa menepatinya. Lebih baik tidak memberikan janji apapun sama sekali dibanding menjanjikan sesuatu yang hampa.

Jika ia tidak mendengarkan atau ruangan tidak setenang ini, Chanyeol tidak akan mendengar isakan Baekhyun. Ketika ia mencoba memandangi wajahnya, Baekhyun justru memeluknya semakin erat, menenggelamkan wajah di dada Chanyeol, tidak membiarkan Chanyeol untuk memandanginya. Chanyeol berdiam diri dan hanya bergerak untuk mengecup puncak kepala Baekhyun dengan lembut.

"Aku tidak seharusnya menghentikanmu," aku Chanyeol. "Kau hanya mencoba untuk membantu."

Keheningan berlalu sebelum Baekhyun mengangkat kepala, "Aku mengkhawatirkanmu. Kau tahu itu, kan?"

Chanyeol mengangguk.

"Terkadang aku berpikir memiliki rumah sejauh ini adalah kesalahan. Di malam hari aku merasa bersalah, Yeol," ucap Baekhyun dengan suara bergetar. "Kau melakukan semua ini untukku dan lihatnya kau seperti ini, aku-"

10080 [ChanBaek Fanfiction]Where stories live. Discover now