chapter 4

19K 2.3K 36
                                    

Baik' mendeskripsikan kondisi mereka dengan sempurna, tetapi baik hanya berlangsung sebentar. Untuk beberapa minggu, kesepakatan mereka berjalan baik. Setelah menemukan apartemen untuk Chanyeol, ketika ia tidak merasa akan pulang ke rumah dengan aman, mereka melakukan rencana mereka. Malam-malam ketika Chanyeol memutuskan tinggal di kota, Baekhyun-jika ia bisa-akan menyiapkan makanan dengan cepat, melakukan perjalanan yang lumayan panjang dengan subway, dan kemudian dengan taksi hanya untuk memberikan Chanyeol makan malam. Ia selalu memastikan masakan terasa enak dan sesuatu yang mungkin Chanyeol inginkan, ia menemukan indra keenam untuk hal itu setelah menikah hampir selama dua tahun.

Chanyeol mencoba pulang ke rumah saat akhir pekan seperti yang telah mereka sepakati, tapi ia menemukan kelelahan menggerogotinya saat akhir minggu dan tidak mengijinkannya melakukan apapun dengan cukup baik. Jadi, setelah beberapa kali usaha dan sebagian kecil berhasil, Baekhyun tersenyum padanya dan mengatakan bahwa tidak masalah untuk tinggal di kota dan Chanyeol tidak perlu memaksa dirinya untuk pulang ke rumah. Awalnya Chanyeol ragu menerima sikap baik Baekhyun itu, tapi akhirnya ia mulai menghabiskan akhir pekan di kota. Dan walaupun apartemen itu seharusnya hanya digunakan untuk saat sulit ketika ia tidak bisa pulang ke rumah, Chanyeol mulai melakukan itu secara rutin setiap minggu hingga berbulan-bulan sejak terakhir ia menginjakkan kaki di rumah milik mereka berdua. Dengan kata lain, surga kecil mereka menjadi kabur dalam ingatannya, tergantikan dengan fungsi praktis yang ditawarkan apartemen dengan sebuah kamar tidur besar: kenyamanan.

Di sisi Baekhyun, ia semakin jarang mengunjungi apartemen karena deadline novel pertamanya. Ia meluangkan waktu dan mencoba menghubungi Chanyeol melalui telepon atau video call jika ia bisa, tetapi seperti hal lainnya, saat-saat itu berkurang. Ketika Chanyeol sedang bekerja di kantor, Baekhyun sedang tidur setelah menulis dan merencanakan tulisan hingga subuh ketika ia akhirnya tertidur di tempat tidurnya, sendiri.

Dan saat-saat langka ketika Baekhyun beruntung saat menghubungi Chanyeol, percakapan mereka selalu singkat dan tidak ada yang spesial. Bekerja lembur, membuat semuanya hambar dengan pertanyaan yang biasa seperti 'Apa kabarmu?' dan 'Apakah kamu sudah makan?'. Pembicaraan-pembicaraan di telepon ini tetap selalu singkat karena fakta sederhana-mereka berdua tahu bagaimana masing-masingnya perlu tidur atau bekerja.

Satu malam ketika Baekhyun rebahan sendirian di tempat tidur mereka tanpa apapun untuk dilihat kecuali bulan yang bersinar menembus jendela dan lambaian lembut tirai tipis, ia berpikir tentang keputusan mereka. Ia merenungkan apa yang telah terjadi. Ia merasa keretakan di antara mereka. Jarak bukanlah masalah yang sepele, tapi juga bukan tidak mungkin untuk diatasi. Kenyataan bahwa mereka jarang bertemu langsung bukanlah masalah yang sangat besar. Baginya, lebih dari itu. Jarak bukan permasalahan karena walapun mereka tinggal serumah, situasinya masih tidak akan berubah. Mereka berdua masih akan tetap sibuk satu sama lain. Masalah yang sama, hanya saja dengan situasi yang berbeda.

Kembali ketika masa kuliah, Baekhyun tertarik dengan beragam bahasa. Salah satu hal yang sering ia lakukan adalah meninggalkan pesan untuk Chanyeol dalam bahasa asing-yang ia tahu kekasih dengan otak bisnisnya itu tidak tahu bagaimana membacanya. Untuknya, itu bagian yang menarik, melihat Chanyeol mengartikan pesannya.

Baekhyun selalu memastikan pesan yang ia buat sederhana namun penuh arti. Sering kali, itu hanya berupa catatan 'I love you'. Chanyeol, walaupun bertindak dan terlihat seperti seseorang yang dingin dan tidak peduli, akan selalu membalas kata-kata itu, namun dalam bahasa Korea, bahasa mereka berdua.

Salah satu hal yang Baekhyun dapatkan saat ia mengikuti Chanyeol di perpustakaan adalah ketertarikannya pada bilangan biner. Ketika Chanyeol duduk dan mencari materi di buku-buku referensi yang menumpuk untuk test atau kuis yang akan diadakan di salah satu kelasnya, Baekhyun memandangi mahasiwa lainnya, mengamati mereka seperti yang biasa ia lakukan karena ia lebih seperti seorang pengamat daripada pelaku. Hingga ia melihat buku salah satu mahasiswa dan ia tertarik dengan banyaknya jumlah angka satu dan nol di halaman buku itu.

Mahasiswa itu sedang menulis dalam bahasa yang Baekhyun kenali, namun matanya lebih tertuju ke buku. Perlu beberapa saat untuk ia menyadari bahwa mereka sedang menerjemahkan angka-angka itu. Selama apapun ia mengamatinya, Baekhyun tidak bisa memahami bagaimana mereka mendapatkan huruf-huruf dari dua angka positif pertama yang tampak tersusun acak-walaupun orang bisa berpendapat bahwa angka nol adalah netral.

Itulah ketika Baekhyun mundur dan berlari ke tempat Chanyeol duduk. Kemudian ia dengan cepat menanyakan kekasihnya tentang apa yang ia lihat, dimana Chanyeol menjawab dengan ekspresi wajahnya yang biasa, "Itu bilangan biner, Baek."

Binary. Biner.

Bilangan biner sederhana, namun penuh rahasia hingga titik dimana hanya beberapa orang umum yang bisa mengerti. Bukan hanya itu, tapi mada faktor 'cool' yang menarik Baekhyun. Dengan senyuman lebar, Baekhyun berterima kasih pada Chanyeol, memcium kekasihnya yang kutu buku itu dengan cepat sebelum mengintari perpustakaan untuk mencari sesuatu yang bisa mengajarinya nilai artistik dari bilangan biner.

--ooo--

10080 [ChanBaek Fanfiction]Where stories live. Discover now