chapter 15 [10080]

22.6K 2.5K 319
                                    

10080

Pagi tiba, dan rasanya Chanyeol tidak ingin kembali ke kota lagi. Tapi dia harus. Kehidupannya menunggu. Dia memang seharusnya berada disana, tempat Kyungsoo berada. Sambil menghela napas panjang, dia beranjak dari ranjang dan memeriksa ponselnya. Ada banyak panggilan masuk dari kekasihnya dan Chanyeol pikir mungkin sudah waktunya untuk menelepon balik.

Dia dibanjiri pertanyaan ketika Kyungsoo mengangkat teleponnya. Berkali-kali terlontar "Kenapa kau tidak meneleponku balik?!" dan "Kau mengabaikan pesan-pesanku!"-tapi begitu Kyungsoo sudah kembali tenang, Chanyeol menjelaskan bahwa dia akan pulang pagi ini. Dengan gusar, Kyungsoo mengiyakan, mendesaknya untuk segera pulang agar mereka bisa melanjutkan kehidupan mereka. Setelah itu, sambungan telepon diputus.

Chanyeol melepas pakaian yang dia pakai di rumah ini-yang membuatnya terlihat seperti dirinya yang dulu-dan kembali mengenakan pakaiannya ketika dia tiba pertama kali. Dia menata rambut dan merapikan jasnya. Lantas dia menatap cermin lagi, mengenali si bajingan yang telah menjadi dirinya selama ini.

Di dapur, dia mendapati Baekhyun tengah duduk diatas meja makan. Ketika lelaki itu mengangkat wajahnya, Chanyeol menyadari bahwa kedua matanya lebam dan merah. Kentara sekali Baekhyun menangis, dan ini membuat hatinya jumpalitan-apalagi ketika Baekhyun tersenyum padanya.

"Selamat pagi."

"Pagi."

Keheningan menyelimuti ruangan itu ketika Baekhyun beralih pada berkas yang ada di depannya. Dia mengulurkannya pada Chanyeol menggunakan kedua tangan, seolah satu tangan saja tidak mampu untuk mengangkat berkas itu. "Semuanya sudah ditandatangani."

Chanyeol meringis ketika dia mengambil berkas tersebut dari Baekhyun. Jemarinya bergetar, tapi Chanyeol mencoba untuk mengabaikannya. "Terima kasih."

Baekhyun mengangguk, lalu memalingkan mukanya. "Apa kau akan sarapan disini?" bisiknya lemah.

"Tidak..." balas Chanyeol pelan. "Aku harus kembali ke kantor siang ini... Aku harus pergi secepat mungkin."

Tanpa menatapnya, Baekhyun menganggukkan kepala. "Aku mengerti." Matanya bergulir ke arah Chanyeol untuk yang terakhir kalinya, dan Baekhyun tersenyum, sakit. "Terima kasih untuk semuanya, Yeol," tuturnya dengan suara yang bergetar.

Hatinya seperti dilubangi. Chanyeol ingin menarik Baekhyun dari tempatnya duduk dan menciumnya, menangis, dan melakukan apapun yang bisa membuatnya merasa lebih baik. Dia ingin memperbaiki semua ini. Dia ingin tinggal, Chanyeol benar-benar tidak ingin pergi. Dia tidak ingin kembali ke kantor atau apartmentnya. Hatinya meraung-raung ingin tinggal di tempat yang dia sebut rumah, tapi tubuhnya tidak berpikir demikian.

Dengan raut datar, Chanyeol menelan ludah dan mengangguk pelan, sementara Baekhyun kembali mengalihkan wajah. "Tidak masalah. Terima kasih untuk.... berkasnya." Chanyeol tahu Baekhyun tidak akan menimpalinya, jadi dia melanjutkan kalimatnya. "Jaga diri baik-baik, Baek."

"Selamat tinggal, Yeol," tutur Baekhyun dengan pelan, nyaris seperti bisikan. Wajahnya masih menghadap arah lain, bersikeras tidak mau berpaling.

Disamping semuanya, Chanyeol bersyukur Baekhyun tidak mau menatapnya balik. Kalau tidak, mungkin dia bisa melihat raut sesal pada wajahnya. Dengan berat hati, Chanyeol berbalik meninggalkan tempat yang ingin dia sebut rumah, tempat dimana seharusnya dia berada.

"Selamat tinggal, Baek..."

--ooo--

10080 [ChanBaek Fanfiction]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt