86400 [squel]

35.7K 3.1K 602
                                    

"Aku mencintaimu, giant. Terimakasih untuk Segalanya"
-10080

Airmatanya dan tetesan air hujan terus membasahai wajahnya, Chanyeol tetap berlari, Ia berlari secepat, sejauh kakinya akan membawanya pergi, tidak peduli kemana ia pergi, sampai akhirnya ia terjatuh berlutut di tengah-tengah taman. Kehilangan Baekhyun tidak akan pernah hilang dari ingatannya dan ia akan terus dihantui oleh kenangan yang membuat suaminya menandatangani surat perceraian dan Chanyeol kehilangan Baekhyun untuk yang kedua kalinya.

Ia tidak akan mampu melupakannnya.

Rasa bersalah karena tidak ada disana untuk Baekhyun dan lebih mengutamakan urusannya sendiri dan penyesalan karena tidak menghabiskan banyak waktu dengannya, jiwa Chanyeol terganggu, dan ia harus menggantikan seseorang pria bahagia dalam hidupnya. Betapa sengsaranya dia sekarang. Berbulan-bulan berlalu dan perasaannya kembali tegar seperti sebelumnya, setiap bekerja ia selalu terhukum oleh rasa sakit yang dialaminya. Hal ini juga disebabkan hubungannya dengan Kyungsoo, dimana ia selalu memikirkan rasa sakit pada wajah Baekhyun yang selalu menyelimuti pikirannya. Setelah beberapa menit, Chanyeol berlutut, semua yang dilihatnya mengingatkan dirinya kepada Baekhyun dan ia hanya bisa menangis dan menangis. Sampai airmatanya kering dan ia tak punya pilihan lain selain pulang ke "rumah".

Keesokan harinya adalah pertama kalinya dimana Chanyeol tidak dihantui oleh kenangan yang buruk. Saat ia membuka matanya, ia ingat bahwa ia telah tidur di sofa, ia tidak bisa tidur di ranjang yang sama dengan Kyungsoo tanpa rasa bersalah yang terus disesalinya. Saat ia duduk, ia melihar ke arah jam dan menyadari kalau Kyungsoo harus berangkat kerja. Pindah ke kamar tidur, ia melihat buku milik Baekhyun di seberang ruangan yang telah robek dan usang. Ia mengambilnya, airmatanya mulai membasahi pipinya, dan membaca lagi catatan sang penulis, menertawakan persis apa yang dikatakan suaminya tidak dilakukan Chanyeol selama bertahun-tahun. Saat itulah Chanyeol menyadari kalau ini bukan sebuah film, ini kenyataan, dan ia mampu untuk mengakhiri, sebagaimana ia ingin, jalan yang mereka cari untuk mengakhirinya.

Ia mengobrak-abrik lemarinya, mengganti baju, dan sebelum meninggalkan apartemennya untuk terakhir kali, ia mematikan telepon dan meninggalkan catatan untuk Kyungsoo dan cincin pertunangan padanya. Ia tinggal di apartemen itu karna apa yang dialaminya sebelumnya ingin dirasakan lagi. Ia mengambil jaketnya, menutup pintu dan meninggalkan kota.

"Aku tidak bisa melakukan ini lagi, Kyungsoo. Sejujurnya, aku telah membatalkan perceraian itu. Maafkan aku, Selamat tinggal."

"Apakan surat cerai belum diselesaikan?"

"Belum, Tuan Park. Telah ada perdebatan tentang apakah atau tidak untuk dilanjutkan karena suami Anda telah meninggal."

"Bukankah itu mudah?"

"Ya, Pak. Tetapi apakah Anda yakin?"

"Ya, aku yakin. Dan aku ingin terus menjaga rumah kami. Aku akan membayar semua tagihannya."

Chanyeol tiba di rumah Baekhyun sore harinya, dan menghela nafas sebelum masuk kedalam. Interiornya sebagian besar tidak berubah dari terakhir kali ia kesana, tapi suasana hati yang muram melanda seluruh suasana rumah. Ada satu perbedaan dari rumah itu. Seseorang telah mendirikan sebuah kuil untuk menghormati Baekhyun di ruang tamu, saat Chanyeol melihat salah satu foto di kuil itu, ia pun menangis, ia mencoba untuk tetap tegar tetapi tidak berhasil. Air matanya terus mengalir membasahi wajahnya saat ia mengambil fotonya dengan Baekhyun di hari pernikahan mereka. Kedua pria yang tersenyum gembira, dengan setelan putih di depan air mancur yang indah dimana Baekhyun terbalut dalam pelukan Chanyeol. Chanyeol tidak pernah bisa tersenyum tulus semenjak ia meninggalkan Baekhyun, setiap senyumannya adalah palsu dan semuanya menurutnya baik-baik saja, padahal tidak.

10080 [ChanBaek Fanfiction]Where stories live. Discover now