Bab 3 - First -

523 40 35
                                    


Cuaca yang cerah dengan angin yang sejuk membawa kedamaian ditaman RS Internasional Emerth. Lima wanita cantik dan luar biasa duduk melingkar dibawah gazebo dengan meja bundar. Mereka sedang fokus membahas kisah cinta rumit milik salah satu personil Angel Nurses ini.

"Jadi, dokter Rifan udah sedikit berubah nih semenjak kita di singapore?" Suara She meninggi begitu mendengar curhatannya Kiran. Kiran mengangguk bahagia menjawabnya.

"Peningkatan Kir. Kurasa kisah ini tidak begitu mengerikan" sahut Zia.

"Kita kan belum tau akhirnya" telak Ayunda.

"Jangan begitu Ayunda. Kita harus selalu mendoakan yang terbaik untuk Kiran." Bantah Annisa.

"Makasih ya guys. Kalian yang terbaik" seru Kiran terharu.

Mereka pun kembali mencari topik lain. Membahas ini itu sambil menikmati istirahat mereka. Saat yang lainnya sedang asyik bercengkrama, Zia berpaling ke arah kolam. Matanya menangkap satu sosok anak kecil dengan infus tertancap ditangannya. Tiang infusnya memakai roda yang bisa dibawanya kesana kemari. Anak itu sedang menatap ikan yang berenang-berenang dikolam. Ditajamkannya penglihatannya menatap sosok anak kecil itu. Dia terkejut saat bisa melihat dengan jelas siapa sosok anak kecil itu.

"Ah! Gauri!" Serunya hampir berteriak kearah anak kecil itu. Keempat sahabatnya ikut menoleh kearah tatapannya.

"Siapa Zia? Pasienmu?" Tanya Kiran.

Zia masih menoleh ke arah anak kecil itu. Saat dilihatnya anak itu mencelupkan tangannya di kolam, Zia refleks berdiri ditempatnya. "Iya pasienku. Astaga. Dia bermain air" Zia menjawab pertanyaan Kiran serentak berlari kekolam tempat anak itu berada.

Mereka berempat menatap Zia yang sudah berada didepan anak kecil itu. Zia memang perawat anak. Memang benar itu pasiennya. Mereka menatap Zia yang sedang berbicara dengan lembut kepada anak itu.

"Apa perasaanku saja, tapi Zia kelihatan akrab dengan anak itu?" Ujar She. Mereka berempat masih mengamati tingkah Zia.

"Gak She. Aku juga merasakannya. Anak itu juga kelihatan sudah terbiasa dengan Zia." Ayunda membenarkan.

"Apa mereka punya hubungan khusus?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Annisa.

"Pertanyaanmu ambigu Nis" Kiran tertawa begitu mengatakannya.

"Maksudnya, mungkin dia sepupu atau keponakannya Zia. Gitu!" Annisa mengoreksi pertanyaanya tadi.

"Bilang kayak gitu!" Seru Kiran.

"Otakmu aja yang aneh Kir" sahut She. Kiran memeletkan lidahnya bersikap mengejek.

Sementara Zia...

"Gauri. Gak boleh main air disini. Ayo kita kembali kekamar ya" tegur Zia dengan lembut.

"Gak mau! Gauri bosan dikamar" jawab bocah kecil itu.

"Gauri gak boleh kayak gitu. Mau cepat sembuh kan?" Bujuk Zia kembali. "Bagaimana kalau kita main kartu lagi kayak kemarin" tawar Zia. Bocah itu kelihatan terguggah dengan tawaran Zia.

"Suster mau menemani Gauri main kartu lagi?" Tanya bocah bernama Gauri tersebut.

"Boleh. Tapi, hanya sampai 10 menit ya?" Zia menjawab kemudian menatap arlojinya. "Nanti, begitu suster selesai serah terima pukul 14.00, kita bisa lanjut lagi" tambahnya.

"Horeeeee" seru Gauri dengan bahagia. Zia meraih tangannya dan mereka bersiap meninggalkan taman menuju kamar perawatan lagi.

"Guys, aku kembali duluan ya. See later" pamit Zia berteriak ke sahabat-sahabatnya digazebo sambil berdah-dahan. Mereka hanya mengangguk mengiyakan dan balas berdah-dahan.

Angel Nurse'sWhere stories live. Discover now